"Mau anda percaya atau tidak itu keputusan anda, lagipula Karen sudah memberitahu," ucap Catrine yang sama sekali tak peduli dengan reaksi Perd.
"Hahaha! Tentu saja aku akan percaya, aku hanya tak menyangka kalau seorang putri dari raja terkuat menjadi seorang petualang," tawa Perd. Karen langsung bernafas lega sedangkan Catrine hanya mengendikan bahu. Tak peduli.
"Lalu? Bagaimana kalian memperkenalkan diri?" tanya Perd yang mulai tertarik.
"Aku akan langsung memberitahu nama keluargaku, sedangkan Catrine akan menghilangkan nama Drake, membuat orang-orang yang kenal kami hanya mengenal Catrine sebagai Catrine Nebbia, bukan Catrine Nebbia Drake," jelas Karen.
"Begitu ya, aku cukup puas dengan pembicaraan ini. Mengenai masalah penyelidikan Posour akan aku beritahu melalui surat yang akan aku kirimkan," tutur Perd.
"Bagaimana kau mengirimkan surat? Maksudku kami akan tinggal di Istana yang jaraknya dipisahkan benua?" tanya Karen heran.
"Itu mudah," celetuk Catrine, membuat Perd menyeringai karena gadis yang ada di hadapannya langsung mengerti apa yang ia maksud.
"Bagaimana?" tanya Karen.
"Guild Informasi, Ketua bisa memberikan kita surat dengan Guild Informasi sebagai perantara," jelas Catrine.
"Tepat sekali. Apa kau pernah ke Guild Informasi?" tanya Perd.
"Aku pernah kesana bersama Ayah saat masih kecil," jawab Catrine.
"Bagus. Apa kau masih mengingat lokasi dan kata yang harus kau ucapkan?"
"Untuk lokasi aku masih ingat, hanya saja aku tak tahu apa yang harus aku ucapkan."
"Kalian hanya perlu bilang, tolong satu red velvet dengan toping stawbery. Aku yakin kalian akan dibawa kepada pemimpin nya," jelas Perd.
"Darimana anda tahu kalau itu yang harus kami ucapkan?" tanya Karen.
"Aku mengenal mereka. Walau pemimpin Guild Informasi sudah diganti oleh mereka, aku masih bisa berkomunikasi," jelas Perd.
"Mereka?" bingung Karen.
"Saat ini, pemimpin Guild Informasi dipimpin oleh empat orang yang usianya seumuran dengan kalian. Ada rumor yang bilang kalau masing-masing dari mereka mengawasi satu benua kecuali benua ini," jelas Perd.
Catrine hanya mengangguk mengerti, mulai bangkit dari duduknya, disusul oleh Karen.
"Terimakasih atas informasinya ketua, kalau begitu kami permisi." Setelah mengucapkan hal itu mereka berdua lantas berjalan keluar dari ruangan. Menyisakan Perd yang nampak tak peduli dengan kepergian keduanya.
***
"Apa kami membuat kalian menunggu lama?" tanya Karen yang berlari menghampiri Shura dan Fyod yang tengah menunggu mereka berdua di pintu keluar.
"Kalian tidak membuat kami menunggu, kok," ucap Fyod dan disusul dengan anggukan Shura.
"Kalau begitu, ayo pergi!" seru Karen yang merangkul keduanya, membuat yang dirangkul terkejut. Catrine hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan atas tingkat sepupu nya yang kadang tidak terduga.
Langit sudah mulai gelap, tapi sama sekali tak membuat Kota Leza sepi. Cahaya lampu mulai dihidupkan, memberikan penerangan yang nyaman. Semakin lama mereka berempat berjalan, semakin sepi tempat yang mereka lewati hingga sampai di sebuah rumah dimana terdapat dua kereta kuda yang yang terparkir rapih.
"Sepertinya kita akan langsung pergi," gumam Karen yang langsung mengetahui siapa yang menaiki kereta kuda itu.
"Kau benar," balas Catrine yang mendengar gumaman Karen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Night Academy
FantasyMenjadi seseorang yang diramalkan tentu itu tidak mudah. Catrine, gadis itu harus mengalami kejadian buruk sejak kecil, akibatnya sifat ceria gadis tersebut hilang digantikan oleh sifat dingin miliknya. Kini gadis tersebut telah tumbuh menjadi gadis...