Requested by @MatsumaraMegumi
Written by H
Genre: Halu biru
Warning: might contains massive typos❊❊❊
"Meguuu!" Pemuda itu masih merajuk meminta si gadis untuk berhenti dan mendengarkannya. Dia memanggil nama si gadis, Megumi itu berkali-kali dan sesekali mengayunkan kotak donat berbungkus kantong plastik dengan harapan gadis itu akan tergoda dan mendengarkannya.
Namun kali ini lain. Yusuke, pemuda itu tak bisa membujuknya hanya dengan sekotak donat yang pacarnya itu suka. Megumi marah. Marahnya bukan sekedar ngambek karena lagi-lagi dia terlambat datang di kencan mereka. Dan Yusuke pun tahu apa yang menjadi penyebabnya.
Dia tahu, tapi tak ingin membahasnya.
"Besok kita ke aquarium ya, kau bilang kau ingin kesana 'kan?" Katanya, berjalan mundur di depan Megumi yang masih memasang tampang kesal. Gadis itu membuang muka, menyalipnya dengan cepat.
Hanya masalah sepele.
Mungkin semua orang akan menertawakan Megumi dan melabelinya sebagai seseorang yang egois atau "gadis pencemburu" kalau mereka tahu bahwa alasan kemarahannya hanyalah karena dia melihat Shirai Yusuke, pacar terkasihnya tengah benbincang akrab dengan seorang gadis yang sempat menjadi rivalnya sebelum mereka berdua memutuskan untuk berpacaran.
Padahal Megumi sudah melarangnya untuk berdekatan dengan gadis itu. Padahal Yusuke juga sudah berjanji padanya.
"Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf! Jadi berhentilah manyun seperti itu!" Ucap Yusuke, masih berusaha membuntuti langkah gadisnya itu dengan sabar.
Kalau dengan meminta maaf semuanya bisa selesai, apa gunanya polisi? Itu salah satu kalimat yang Megumi ingat dari tokoh dalam salh satu drama favoritnya. Bukan berarti dia ingin Yusuke masuk penjara, bagaimanapun juga tidak ada pasal yang mengatur pidana karena kecemburuan dalam perundang-undangan di negara mereka. Hanya saja, Megumi sangat kesal bagaimana Yusuke bisa menganggap perasaannya saat ini hanya sebagai masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan sekotak donat meskipun dia sangat menyukai makanan bundar berlubang itu, dan seandainya egonya tak bergejolak dia ingin sekali memakannya sekarang.
"Aku membeli semua rasa yang kau suka! Lihat ini!" Yusuke sengaja membuka kotaknya ketika Megumi sibuk mencari kunci kamar apartemennya di dalam tas kecil yang tergantung pada salah satu bahunya.
"Aku tidak napsu. Kau bawa pulang saja."
"Eh? Kau tidak akan membiarkanku masuk? Kita sudah berjanji untuk nonton film di sini 'kan?"
"Aku berubah pikiran, jadi pulanglah!"
Megumi bisa melihat raut kecewa di wajah Yusuke. Wajahnya nampak muram saat terakhir gadis itu melihatnya.
"Kita putus saja, bagaimana?"
Pertanyaan itu terlontar bersamaan dengan bunyi yang ditimbulkan oleh kenop pintu saat Megumi membukanya. Tentu saja, dia kaget. Dia kesal pada Yusuke. Dan apakah dengan alasan ini pemuda itu bisa dengan mudah untuk memutuskan hubungan dengannya?
Megumi menoleh. Berharap pacarnya itu tengah tersenyum jahil dan merevisi bahwa itu adalah candaan semata. Tapi wajah Yuusuke tak mengindikasi kalo dia tengah bercanda.
"Aku lelah kau harus seperti ini terus," lanjutnya.
Mengumi masih diam, menata hatinya agar tak lebih berantakan lagi. Hari ini dia sudah pecah oleh kecemburuannya, dan Yusuke membantingnya lebih keras lagi dengan ajakan putusnya.
"ーnanchatte!"
Kelakar itu keuar saat Megumi hampir meneteskan air mata. Dan, ya, bagaimana pun juga sekarang dia telah menangis dalam diam, tak lagi bisa berpikir jernih.
"Ayolah Megu, aku hanya bercanda," ungkap pemuda itu, mencoba menenangkan gadisnya yang kini jongkok di depan pintu apartemennya yang terbuka.
Yuusuke kehilangan cara untuk membuatnya berhenti tersengguk. Hingga pada akhirnya dia ikut jongkok, mengelus kepala.
"Aku akan pulang, jadi jangan marah dan menangis lagi. Ayolah ... " bujuknya.
Apa maksudnya dengan "aku akan pulang", jahat sekali kan kalau sampai dia meninggalkan Megumi setelah dia mengatakan semua itu?
Tangis Megumi semakin pecah, membuat Yuusuke mengutuk dirinya sendiri karena sempat bercanda di tenggak mood buruk pacarnya. Dia tidak berpikir kalau Megumi akan menangis sekeras ini.
"Me-megu, tetanggamu bisa memanggil polisi kalau kau terus menangis seperti ini!"
"Biar saja! Biar kau dipenjara karena berniat memutuskanku!" Megumi masih membenamkan wajahnya pada kedua lututnya saat dia membalas kalimat Yuusuke.
"Aku kan sudah bilang kalau aku cuma bercanda!"
"Bercandamu tidak lucu!"
Yuusuke menghela napas panjang, sambil terus menepuk-nepuk puncak kepala gadisnya. "Aku masuk ya ... "
Tangis Megumi berangsur mereda oleh kata-kata Yuusuke barusan. Dia diam sejenak sebelum menggosok mata dengan lengan berbalut mantelnya, lalu mengangguk.
❊❊❊
Note:
Nanchatte: tapi boong...
KAMU SEDANG MEMBACA
|Seiyuu Fans' Book of Halu| Unleash Your Dream
FanfictionFind your story and your beloved seiyuus here 😉