Requeted by LaLuna_Pluvia Aoi Shota X OC Genre: fluff dan halu Written by H
Maaf kalau lama, nggak sesuai harapan, dan pendecc.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aoi Shota
運命の紅い糸 Red Thread of Destiny
・・・・
Aku tidak tahu bahwa benang merah yang menjutai mengarahkanku kepada takdir itu begitu kusut.
❀❀❀
"Ayah akan segera datang, jadi jangan kau pasang lagi wajah lusuhmu itu. Karena dia akan sedih!" Aku mendengar kakak perempuanku berkata.
Dia tahu bahwa aku bukan satu-satunya orang yang menyukai pernikahan ini.
Benar. Pernikahanku dengan seorang pemuda yang berjanji akan memberiku dunia apabila aku bersedia bernegosiasi dengannya, dan juga menikahinya.
Tidak. Pria itu tak pernah mengancam. Karena dia orang yang kukenal seumur hidupku, dan dia bukanlah orang yang berambisi untuk menghancurkanku meskipun hanya dalam mimpinya.
"Kau bisa pertimbangkan lagi, sebelum kau benar memperkusut benang yang terikat pada jarimu."
Kakakku adalah orang yang mempercayai takhayul. Ia pun percaya bahwa setiap jari manusia terikat sehelai benang yang akan membimbing mereka pada takdir, dan jodohnya.
"Bagaimana kalau Yuuto memang jodohku?" Tanyaku meskipun dalam di relung hatiku meminta satu lagi nama yang marganya ingin ku-klaim menjadi milikku bahkan semenjak aku kanak-kanak.
"Dia tidak akan pernah menjadi jodohmu, selama kau masih meminta orang lain menjadi takdirmu."
Pintu diketuk. Aku hanya menoleh sambil menggenggam buket bunga dengan erat. Lalu aku kembali menatap cermin yang memantulkan bayanganku dengan gaun pengantin yang merupakan impianku di kala aku masih belia.
"Aku keluar." Ucap kakakku lagi saat pintu terbuka, menampakkan sosok yang aku harap hari ini dia tidak berada di sini.
Karena dia hanya akan membuat hatiku semakin goyah.
Dia mengangguk hormat saat kakakku keluar, kemudian tersenyum cerah menatapku yang kini menatapnya lewat cermin.
Aku tidak ingin menatapnya langsung.
"Yuuhi, kau cantik sekali." Katanya. "Yuuto pasti akan terkejut saat melihatmu secantik ini."
"Tentu saja!" Aku menjawab jumawa. "Pernikahan adalah momentum sekali seumur hidup, bagaimana mungkin aku tidak cantik?"
