Requested by: Hiroki || Masuda Toshiki x OC || Genre: Romance & Drama || Rate: Safe
Warning: Cheesy, Cliché and Typos
Story by: T.M
♣♣♣
Waktu itu hujan. Cukup deras dan ia tidak membawa payung. Hari telah sore kala wanita itu keluar dari kantor tempatnya bekerja. Gelapnya petang makin tampak karena awan abu-abu menutup langit, menghalangi matahari yang belum tenggelam.
Ia lupa kalau musim kesukaannya--musim semi--nyaris habis masanya. Tokyo kala masuk musim panas memang kurang menyenangkan baginya. Jalanan yang basah, tanah yang tergenang dan cuaca yang lebih lembab kerap membuatnya kesal saat mencuci--jemurannya kering dalam waktu yang lama.
Namun, entah mengapa, ada rasa yang sulit dijelaskan kala ia memandang titik air yang membasahi kaca jendela. Atau saat melihat sisa rintik yang tertinggal pada payung orang-orang.
Ia, tidak sepenuhnya membenci hujan.
♣♣♣
--Jepang, dulu, dulu sekali.
.
.
.
Sebuah gebrakan meja yang tidak bisa disebut pelan mengguncang suasana tenang ruangan bertatami yang didiami oleh Hiroki. Belum sampai satu jam ia duduk disana, hawa tidak menyenangkan tiba-tiba menguasai pembicaraan yang sedang berlangsung. Alhasil, semua orang jadi enggan untuk membuka mulut lagi-tak terkecuali Hiroki.
"Saya tidak setuju," ujar seorang pria yang duduk di bagian sebelah kirinya. Mungkin pria ini pengecualian.
Hiroki melirik kearahnya dengan penuh keingintahuan. "Alasanmu, penasihat?" balas sosok di sebelah sang wanita, ia balik bertanya dengan suara yang begitu lugas. "Cara itu sudah terlalu kuno-menggunakan perang untuk merebut wilayah bukanlah cara yang baik, Yang Mulia," jawab pria itu sambil memandang lawan bicaranya serius.
Wanita itu--Hiroki--hanya sibuk mempertajam telinganya.
"Penasihat Suwabe." laki-laki di sebelah Hiroki memotong. Ia meletakan tangannya di atas kertas, disana tergambar peta Nippon yang dilukis dengan tinta hitam di atas kain satin yang mahal. "Tentunya aku pun enggan melakukan ini, kalau bukan karena terpaksa," lanjutnya, seraya menatap orang yang ada di dalam ruangan itu satu persatu. Bukan tatapan yang bisa dibilang ramah, tentunya.
"Yang Mulia, tolong pertimbangkan la--".
"Jendral Suzumura," panggilnya pada sosok di sebelah kanan, mencoba mengabaikan penasihat yang mencoba menyanggah kalimatnya lagi. "Ah--ya, Yang Mulia?" sahut pria lain yang mengenakan seragam petinggi prajurit.
"Bersiaplah dengan pasukanmu. Itu saja. Pertemuan hari ini selesai,". Tiada bantahan, tiada sanggahan. Tentara berpangkat jendral itu hanya menundukan kepalanya singkat dan menjawab 'ya' dengan patuh. Begitu juga dengan yang lain. Manusia-manusia yang tadinya ada di ruangan itu perlahan mundur dan keluar, berusaha tidak mengeluarkan bunyi barang satu desibel pun yang kiranya akan mengganggu.
Setelah menghela napas banyak-banyak, penasihat itu turut keluar dari ruangan-mencoba menghormati keputusan yang telah dibuat sang penguasa.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
|Seiyuu Fans' Book of Halu| Unleash Your Dream
FanficFind your story and your beloved seiyuus here 😉