Prolog

3.7K 233 16
                                    

***


Aku hanya berdiri diam, terpaku pada pijakanku.

Kedua mataku hanya tertuju pada satu arah, dimana ia terduduk dengan tangisan yang membuat hatiku sesak.

Aku ingin sekali berhambur ke arahnya, mendekapnya dan mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Hanya saja, aku tidak tahu mengapa kedua kakiku terpaku. Seolah tertahan oleh beban yang tiba-tiba jatuh menimpaku, tanpa ampun. Tanpa belas kasihan.

Aku hanya menatapnya dengan seluruh tubuh gemetar, menatap sepasang matanya yang dipenuhi oleh genangan air mata yang terus menuruni pipinya.

Ia terisak. Dan aku membeku.

Aku seperti terbagi menjadi dua bagian. Dimana satu bagian dalam diriku merasa sangat bahagia ketika mengingat semua periode waktu yang aku lalui bersamanya, sementara satu bagian lagi merasakan satu penyesalan besar atas periode waktu itu.

Aku, Seung Gi.

Ini adalah tentang periode waktu dimana aku bertemu dengannya untuk mengatakan selamat tinggal.

Begitulah takdir menginginkan kami hancur dengan cara yang paling gelap.

***

EPOCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang