CHAPTER 12

883 129 36
                                    

|Please click ⭐ first |

***

"A Hard Time and You"

***


Sudah satu minggu sejak hari itu. Hari berat yang tak pernah Seung Gi sangka akan mengisi salah satu periode dalam hidupnya. Hari itu berlalu meninggalkan jejak yang disebut dengan ingatan dan kenangan. Jejak yang tak bisa begitu saja hilang. Tak bisa begitu saja lenyap.

Seung Gi nampak tengah terduduk di kursi lipatnya sembari menunggu gilirannya mengambil adegan. Ingatannya memutar kembali sesuatu yang terjadi malam itu. Malam saat ia mendapati seorang pria tengah menunggunya dengan sebuah amplop cokelat di tangannya.

Pria itu segera mendekat ke arah Seung Gi dan memberikan salam dengan sopan, "Ini sesuatu yang Anda minta." ujarnya sembari menyerahkan amplop cokelat itu pada Seung Gi.

"Ini sudah semuanya?" Seung Gi meraih amplop itu lantas mencoba memastikan sejauh apa sesuatu yang ada di dalam amplop itu sudah didapatkan.

Pria dengan jaket hitam itu mengangguk, "Semua tentang Bae Su Ho sudah ada di dalam amplop itu."

Seung Gi keluar dari ingatan itu lantas menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi diiringi helaan napas. Tatapannya menerawang selama beberapa detik hingga ia tersentak oleh sebuah kaleng minuman hangat yang menyentuh pipinya. Ia mendongak dan mendapati Suzy tengah tersenyum hangat padanya.

"Sedang memikirkan apa?" Suzy menarik tangan Seung Gi dan meletakkan kaleng minuman itu di dalam genggaman pria itu. Ia kemudian duduk di sebuah kursi kosong yang ada di samping Seung Gi.

Seung Gi terdiam sebentar sampai akhirnya ia memberikan seulas senyum sembari membuka kaleng minuman hangat yang diberikan Suzy, "Belakangan kau sudah tidak ribut lagi di chat room." ujarnya, mengabaikan pertanyaan yang diajukan Suzy.

"Ah, itu karena belakangan aku sibuk sekali. Jadi aku tidak sempat mengirimkan chat gangguan untukmu." Suzy melipat tangannya di depan dada dan memberikan ekspresi seolah ia juga menyayangkan hal itu, "Kenapa? Kau merindukanku?"

"Jika merasa ada sesuatu yang hilang itu disebut rindu, yahh berarti benar aku rindu padamu." Seung Gi mengatakan itu dengan tenang sebelum ia meneguk minuman hangatnya, sementara Suzy mematung karena tidak menyangka akan mendengar jawaban semacam itu.

Tampaknya ia kalah lagi dari Seung Gi.

Entah mengapa pria itu tetap tenang ketika mengatakan hal-hal yang bisa membuat debaran jantung Suzy menjadi tak beraturan dalam hitungan detik. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang beterbangan dan menari di dalam dirinya, lalu wajahnya juga terasa panas. Rasanya tidak adil sekali jika Suzy merasakan itu ditengah ketenangan wajah Seung Gi!

Suzy segera berdiri dan merapikan coat panjang yang melengkapi sweter putih yang ia kenakan diikuti oleh tatapan Seung Gi yang masih fokus padanya.

"Mau kemana?" Seung Gi mendongak, menatap lurus manik mata Suzy.

Suzy melihat layar ponselnya untuk memastikan jam berapa saat itu, "Tentu saja makan siang. Aku lapar." ujarnya yang hendak pergi ketika langkahnya terhenti tepat ketika Seung Gi berdiri dari duduknya, "Kau mau kemana?"

"Memangnya aku tidak butuh makan siang? Mau makan siang bersama?" lagi-lagi pria itu memberikan sebuah senyum yang seolah menghantam sesuatu yang berdetak di dalam tubuh Suzy. Jantungnya.

Ini semakin tidak sehat untuk jantungku! Harus segera pergi!

Suzy menyerukan sederet kalimat itu di dalam hatinya sebelum senyumnya terlepas, "Tidak perlu, aku lebih suka makan sendirian. Kau makan saja dengan yang lain, sekalian latihan untuk adegan selanjutnya." Suzy mencoba melarikan diri tepat ketika Seung Gi menahan lengannya diiringi decakan.

EPOCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang