CHAPTER 17

792 95 23
                                    

| Please click ⭐ first |

***

"A Cotton Candy"

***

Suzy membuka pintu rumahnya dengan perasaan lega. Ia baru saja diantar pulang oleh Seung Gi setelah pria itu sempat mengobati luka kecil yang ada di sudut bibir dan punggung tangannya akibat perkelahian kecilnya dengan sasaeng tadi.

Setidaknya saat ini hubungannya dengan Seung Gi sudah membaik, walaupun ia masih tak tahu apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya. Ia juga tak bisa menanyakan itu pada Seung Gi, karena pria itu nampaknya sama sekali tak berniat untuk mengatakan hal itu padanya.

"Kau sudah menemukannya? Baiklah, segera kirimkan padaku."

Suzy sempat mendengar ucapan itu dari Su Ho yang baru saja menutup telepon. Adik kembarnya itu terlihat terperanjat ketika mendapati Suzy tengah berdiri menatapnya dengan penuh tanya.

Su Ho berjalan ke arah Suzy yang justru tengah berjalan ke arah dapur untuk mengambil satu gelas minuman, "Kau berkelahi? Tadi aku sempat mendapat kabar dari Seung Gi."

Suzy melirik sebentar dan meneguk minumannya hingga separuh gelas, "Sejak kapan kalian dekat?"

"Apa?" Su Ho mengerutkan keningnya, masih tak mengerti.

Suzy meletakkan gelas minumannya dan berjalan ke arah sofa. Ia mengempaskan dirinya di sofa dan memejamkan matanya singkat, "Kau dan Seung Gi. Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dariku?" ujarnya yang memberikan tatapan ke arah Su Ho yang kini berdiri tak jauh darinya.

"Aku tidak tahu dengan Seung Gi, tapi aku tidak menyembunyikan apapun darimu." Su Ho tentu saja memberikan kebohongan dengan wajah yang berusaha meyakinkan.

Suzy yang masih berbaring di sofa lantas meraih bantal dan mendekapnya, "Apa sesuatu yang kalian sembunyikan itu demi kebaikanku? Apa mungkin aku akan mati saat tahu itu? Kenapa kalian tak mau mengatakannya padaku? Kalian tak percaya padaku?" kali ini tatapannya menerawang, "Itu hanya beberapa pertanyaan yang terus memenuhi kepalaku belakangan ini." lanjutnya sebelum tatapannya kembali pada Su Ho.

Tak ada kalimat yang keluar dari bibir cerah Su Ho. Ia masih mematung, seolah kedua kakinya lupa bagaimana untuk bergerak. Ia bukannya tidak tahu bahwa seharusnya Suzy juga tahu tentang hal itu, walau bagaimanapun kini hal itu telah berhubungan dengan hatinya. Bukan hanya tentang masa lalunya, tapi juga tentang masa lalu orang yang dicintainya saat ini.

Tapi, rasa takutnya terus saja berhasil menguasai setiap sudut dirinya. Su Ho tak mau melihat saudarinya jatuh dan terjerat rasa bersalah yang seharusnya tak ia rasakan. Gadis itu tak boleh lagi tenggelam dalam luka. Apapun yang terjadi.

Suzy bangkit dan berjalan ke arah kamarnya ketika ia tahu bahwa Su Ho tak akan memberikan jawaban yang ia inginkan, "Minggu depan aku akan berlibur bersama Seung Gi. Dua hari satu malam, kami akan menginap." ujarnya sebelum membuka pintu kamar dan menghilang dibaliknya.

***

Seung Gi menekan bel pintu sebuah rumah sederhana milik Bibi Seon Mi. Rumah yang sengaja dibeli Seung Gi agar bisa ditempati Bibi Seon Mi ketika ia datang ke Seoul.

Bibi Seon Mi yang mengenakan sweter rajut high neck nampak terkejut mendapati raut wajah Seung Gi yang gelap. Seolah binar pada wajah keponakannya hampir sepenuhnya hilang.

Dengan sigap, Bibi Seon Mi segera meraih lengan Seung Gi dan memintanya masuk, "Bibi sudah tahu apa yang terjadi. Tadi Seon Ho sudah menceritakannya pada Bibi. Apa kau tidak apa-apa?" tanyanya ketika keduanya tengah berdiri di ruang tengah.

EPOCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang