kita & kata*17

31 3 0
                                    

Segala sesuatu tentang kita sangatlah berbeda. Tapi kita selalu menatap satu sama lain, seolah kita saling merasakan.

🍁🍁🍁

"Kantin yok, haus gue nih" keluh aldy sambil mengibas ibas tangannya kewajah.

"Yaudah yok. Gue juga kayak kehabisan energi kurangan minum air mineral dari orang yang dicintai" celetuk reza dengan wajah sangarnya

"Ngaco lo" sambar aldy sambil menepuk lengan reza.

"Naufal"

Ke empat lelaki itu kompak melihat kerah sumber suara.
"Lo mau nyari duit lo yang ilang tadikan? Ga ada sama kita. Kita juga banyak duit kok" ketus reza dengan mendongakkan kepalanya keatas agar dapat melihat wajah ninda dengan jelas.

"Idih siapa juga yang mau nyari duit. Gue cuma mau ngasih ini doang buat naufal" sahut ninda sambil menyodorkan sebotol air dingin kepada naufal.

"Naufal, nih ambil"

"Buat lo aja!" ketus naufal lalu berdiri sambil berlalu dari ninda dan diikuti ketiga temannya.

"Buat gue aja mumbazir kalau dibuang" reza langsung menyambar air dari genggaman tangan ninda dan langsung berlari mengejar tiga serangkai yang sudah berjalan duluan didepannya.

"Reza! Itu buat naufal bukan buat lo" teriak ninda yang sedang kesal dibuatnya.

"BODO AMAT!" balas reza dengan suara keras.

Ninda menghentak hentakkan kakinya dan menggenggam ujung roknya dengan kuat. Dengan keadaan yang semakin kesal ia terus saja mengumpati reza dari belakang.

"Lo jeput keyla tadi pagi?" tanya naufal yang sudah berada dikantin.

"Lo nanya siapa?" tanya reza dengan bingung maksud ucapan naufal. Apalagi untuk orang seperti reza yang lola 'loading lama' pastinya akan sulit baginya untuk mencernya ucapan naufal.

"Gibran"

"Oh, lo Kalau mau nanya sebutin namanya dong. Lo masih ingatkan nama kita-kita"  sanggah reza lagi.

"Hm"

"Lo tau dari mana?" tanya gibran sambil menyeruput minumannya.

"Bibi"

"Gue pikir Lo udah berangkat tadi"

"Gue kasih seratus juta buat naufal kalau berangkat sekolah bisa pagi tanpa telat"  heboh reza dengan memukul meja kantin hingga beberapa orang terkejut dan langsung melihat kearahnya dengan pandangan sinis.

"Lo bisa gak sih, ga malu maluin kita" celetuk aldy dengan mata tajamnya.
Mereka bertiga juga tak kalah kaget dibuatnya. Untung saja mereka tidak mempunyai penyakit jantung disini, kalau tidak bisa berabe nantinya.

Reza terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, seperti orang yang tak bersalah saja.

"Ya maap, abisnya pertanyaan nih anak bikin gue kaget" sahut reza sambil menyenggol lengan gibran.

"Alay lo" ucap mereka bertiga dengan kompak, hingga membuat reza langsung bungkam dan tak berani menatap mata ketiga srigala didepannya ini yang sangat menyeramkan seperti ingin menelan mangsanya hidup-hidup.

"Dilanjut minumnya" ucap reza sambil terkekeh garing. Agar keadaan tidak terlalu canggung lebih baik dia yang memulainya saja dari pada diam seperti kuburan. toh, memang dia biang keroknya yang sudah membuat ketiga temannya kesal. Ya, dia juga yang harus tanggung jawab untuk mengembalikan keadaan yang tadinya riuh menjadi diam.

_

Disana naufal dapat melihat alliya dengan jelas yang sedang bercanda ria dengan teman-temamnya. Tetapi pandangannya teralih kepada lelaki yang baru saja menghampiri alliya. Lelaki itu langsung duduk tepat disamping alliya. dapat ia rasakan bahwa alliya tidak nyaman dengan lelaki itu.

Naufal tak dapat menyembunyikan senyumannya kali ini. Ia dapat melihat Alliya yang sedang salah tingkah hanya karena ia menyunggingkan senyuman untuknya. Padahal senyuman itu sangat lah tipis, apakah alliya dapat melihatnya dengan jelas?

"Kenapa al?" tanya vino yang heran dengan tingkah alliya yang  sedang menutup mukanya dengan selembar tisu.

"Oh, e..enggak apa-apa kok kak" jawab alliya terbata-bata dan ia langsung menyingkirkan tisu tadi dari wajahnya. Entah mengapa senyuman naufal dapat membuat jantungnya tak karuan.

"lo jangan liatin cowok cowok disini dong al, ntar kakak gue cemburu" celetuk keyla dengan menahan tawanya.

"Apaan sih lo" sanggah alliya sambil menyambar lengan keyla.

"Alliya" mereka yang berada dimeja itu kompak mendongakkan kepalanya keatas melihat seseorang yang tadi memanggil nama alliya.

"Naufal" gumam alliya dengan suara sangat pelan. Bahkan sangat pelan hingga vino dan keyla yang berada disamping kanan kirinya tidak dapat mendengarnya.

"Balik bareng gue nanti! Gue tunggu diparkiran" ucap naufal datar dengan tangan kanan ia masukkan kedalam saku celana olahraganya. Tadi ia belum sempat untuk mengganti bajunya.

"Terus gue sama siapa dong?" tanya keyla dengan menunjuk dirinya sendiri.

"Gue!" sahut gibran yang baru saja datang. Tadinya ia terlalu mala untuk pulang bareng Keyla, karena Keyla sangat berisik. Tapi Naufal yang memaksanya untuk mengantarkan adiknya itu pulang. Naufal tak ingin jika Keyla pulang bersama vino.

Keyla melebarkan matanya, kenapa harus manusia menyebalkan ini slalu mengganggu hidupnya.
"Gak ah, gue ga mau!" tolak keyla mentah mentah, paling nanti gibran akan membawa keyla kerumahnya lagi. Yang kemaren aja malunya belum hilang, jangan sampai malunya bertambah lagi hari ini.

"Gue ga nerima penolakan!" ucap gibran tak kalah dingin dengan naufal.

"Kok lo nyolot sih" bentak keyla dengan wajah garangnya.

"Key, lo balik bareng gibran nanti!" kini Naufal yang angkat bicara.

"Tapi kak.."

"Ga pakai tapi tapian" sanggah naufal sambil berlalu dari mereka yang masih berada dimeja itu.

"Puas lo" bentak keyla dengan geram, jangan lupakan matanya yang tajam melihat gibran.

Dengan gaya yang masih melipat tangannya didepan dada, gibran menyunggingkan senyuman miringnya dan menaikkan kedua alisnya seditik. Dari pada berbicara lebih baik ia melakukan hal seperti itu.

"Lin, nanti baliknya bareng gue aja, gue kosong kok tenang aja" ajak aldy dengan gaya sok coolnya.

"Ogah! Bagus gue balik sama Abang ojek" celetuk linda dengan memutar bola matanya malas.

"Idih sombong lo! Gue sumpahin lo jomblo seumur hidup" sambar reza pedas.

"Apaan sih lo nyumpahin orang sembarangan" sahut linda cemberut.

"Makanya lo jangan nolak ajakan kawan gue. Biar lo gak gue sumpahin kayak tadi" ketus reza.

"Kok nyolot sih" ujar linda bergidik ngeri.

"Lo apa apaan sih, ya kalau dia gak mau gak usah dipaksa kali" kini aldy yang angkat bicara. Dari pada ributnya semakin panjang. Jika berbicara dengan reza pasti tidak akan ada kata berhenti. Tidak mau kalah, seperti cewi cewi saja.

"cabut" ajak aldy sambil menarik lengan reza.

Masih sempatnya Reza menggebrak meja yang ada didepannya dengan keras.
"Huuuu"

Kita Dan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang