Chapter 2

834 68 25
                                    

"Aku yang pertama ya," ucap pria bermata merah darah.

"Wah, tak kusangka Rei-senpai menjadi yang pertama ! Selamat ya!!!" ucap Subaru dengan nada riang, sementara yang berkaitan hanya bisa tersenyum.

Setelahnya, mereka terus melanjutkan kegiatan tersebut hingga salah satu diantara mereka menjadi yang terakhir

Kini telah tiga jam lamanya mereka melakukan kegiatan itu dan membuat hasil yang lebih sportif. Bahkan mereka juga telah mengatur jadwal mereka untuk bisa tidur dengan istrinya secara bergiliran.

Bagi kebanyakan orang, hal itu adalah mustahil dan lebih cenderung pada pemuasan hawa nafsu semata. Namun bagi keluarga besar ini, mereka lebih mengutamakan cinta dan kasih sayang dalam suatu hubungan. Karena bagi mereka, dua hal itu adalah hal yang sangat sulit mereka dapatkan.

"(Name), mulai esok, jangan lakukan pekerjaan rumah. Karena esok maid yang akan mengerjakan semuanya," jelas Eichi sambil meminum teh buatan Hajime.

"Eh ??? Bagaimana jika ku bosan ? Bagaimana jika ku butuh hiburan ? Bagaimana jika ku butuh aktivitas ? Bagaimana jika ku butuh gerak ?" tanya (name) berturut-turut tanpa mempedulikan beberapa suaminya yang gemas dan juga menahan tawa.

Karena hanya (name) yang mampu bertanya sebegitu banyak pada Eichi. Selain dirinya, mungkin gadis lain akan menurut saja.

"Bukankah lebih enak jika hanya duduk diam di rumah, kau bisa tidur," jawab Ritsu santai yang telah berbaring di pangkuan istrinya, sementara Eichi masih menimang rentetan pertanyaan atau lebih baik disebut dengan sebuah protes dari istrinya  yang diajukan oleh istrinya.

"Hmmm bagimu memang enak, tapi bagiku itu seperti mayat hidup," ucap (name) dengan polos yang berhasil membuat suaminya tertawa lepas.

"Kurasa kau lupa jika yang bicara juga mayat hidup," sahut Koga disela-sela tawanya.

"(Name) memang rajin ya, kalau begitu bagaimana kalau kita kurangi jumlah maid nya ?" usul Hajime dengan nada lembut yang membuat (name) langsung mengangguk dan menatap Eichi dengan tatapan memohon.

"Kurasa akan berat jika maid dikurangi, tapi bagaimana jika jumlah maid tetap dan istri kita tetap boleh melakukan kegiatan rumah ?" usul Mao dengan pose berpikirnya.

"Kurasa itu boleh juga, lagipula kelihatannya tidak begitu merepotkannya juga," sahut Hokuto dengan tatapan serius.

"Amazing, Eichi-kun, bagaimana kalau kau setujui saja usul Hokuto-kun ku," ucap Wataru yang telah duduk disamping Eichi dengan pose yang amat serius dan menuai hujatan dari yang bersangkutan.

"Baiklah, aku setuju dengan pendapat Mao. Tapi dengan syarat, jangan sampai terlalu lelah," ucap Eichi dengan tatapan horor, sementara (name) yang sangat polos hanya menjawab dengan senyuman tulus.

Ya, kini mereka tahu perbedaan antara malaikat dan iblis di sana. Tetapi iblis yang paling iblis saja tidak sampai begitunya pada orang polos dihadapannya dan cenderung lebih memiliki hati.

*****

Setelah cukup berbincang-bincang hingga bersendau-gurau, mereka pun akhirnya memutuskan untuk segera kembali ke kamar. Karena esok mereka tetap harus bekerja.

"Kau yakin atas keputusan ini (name)? Jika kau masih merasa ragu, maka kau bisa ceraikan kami dan tinggal bersama orang yang paling kau inginkan," ucap Rei sambil menatap serius istrinya yang sedang menatap jendela.

"Um, aku yakin Rei. Karena apapun keputusanku, ku tak ingin membuat mereka sakit hati. Walaupun ini juga membuat mereka sakit, setidaknya mereka juga bisa memilikiku," jelas (name) yang menatap Rei dari pantulan jendela.

Only Your Stars : MetronomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang