Chapter 21

312 38 1
                                    

Hari ini (name) bangun dengan kondisi tubuh yang kurang baik. Ia merasa lemah, letih, lesu, berkunang-kunang, sebut saja gejala anemia sedang menyerang dirinya. Bahkan untuk berjalan ke dapur saja ia tak mampu dan memilih untuk berdiam di kamar saja, pasalnya vertigo langsung menyerangnya saat ia mencoba bangkit.

Klik~

"(Name), apa kau disini ? Oah !? Apa kau sakit !?" Tanya suami (name) yang memiliki mata belang nan indah ini. "Um, tapi tenang. Kurasa ini hanya sakit biasa, Mika" jawab (name) seadanya. Dan Mika pun menutup pintu besar itu sembari pergi entah kemana, sementara (name) hanya bisa menghela nafas.

Tak lama kemudian, Mika pun kembali dengan semangkuk bubur dan segelas air putih dan ia letakkan di meja kecil yang berada tak jauh dari ranjang (name). "Ayo sarapan, biar aku suapi. Bilang aaaaaa~" ucap Mika sambil memberikan sesendok bubur pada istrinya dan (name) pun menurutinya hingga suapan yang terakhir.

"(Name), kenapa kau sakit ? Apa karena kemarin acaranya terlalu malam ?" Tanya Mika setelah (name) meminum obat yang telah diganti dosisnya oleh dokter pribadi Eichi dengan tampang polos. "Tidak, kok. Kurasa ku hanya sakit biasa. Lagipula, mungkin sebentar lagi pun sembuh" jawab (name) dengan lembut agar tak membuatnya semakin khawatir. "Tapi (name), apa ada sesuatu yang bisa membuatmu merasa nyaman hingga sembuh nanti ? Apa guru atau yang lainnya sudah tahu ?" Tanya Mika dan dijawab dengan gelengan ringan nan lemah olehnya.

Setelah mendapat jawaban itu, Mika langsung mengemasi obat serta piring yang telah kosong isinya ke tempat yang seharusnya. Serta tidak mengatakan apapun pada (name).

Kini (name) tinggal dalam keheningan. Ia hanya bisa memikirkan jawabannya tadi. Apakah jawaban yang ia berikan itu salah, tapi kenyataannya memang benar jika ia belum memberitahu siapapun kalau ia sakit. Helaan nafas sabar pun keluar dengan lembutnya.

"(Name), aku ingin bercerita tentang Valkyrie" ucap Mika yang tiba-tiba kembali dengan membawa sebuah buku bertuliskan, 'Album Valkyrie'. (Name) pun menyambut niat baik suaminya itu dengan senyuman, dan Mika langsung duduk bersandar di ranjang agar (name) pun bisa bersandar pada dirinya. Setelahnya, tangan Mika pun membuka satu-persatu halaman sambil menceritakan kejadian yang tak ia ketahui selama berada di Yumenosaki, terutama untuk unit yang selalu hilang dalam waktu cukup lama dan kembali secara tiba-tiba, Valkyrie.

*****

Karena terlalu asik mendengarkan cerita dari suaminya, tanpa sadar (name) pun memejamkan matanya dan tidur dengan tenang di sandarannya. Mika yang mengetahui (name) tertidur hanya tersenyum simpul lalu mulai mengatur posisi tidur (name) agar nyaman. Tak lupa, ia pun mengatur selimutnya agar (name) tetap hangat dan cepat sembuh. Serta, ia pun mengabari suami (name) yang lainnya.

Panik, itulah yang tergambar dalam percakapan grup tersebut. Banyak dari mereka yang meminta Mika untuk memperlakukan (name) dengan baik, terutama Shu dan Ran. Karena mereka berdua tidak ingin keindahan yang diberikan oleh Tuhan hancur begitu saja karena salah perawatan, dan Mika pun hanya bisa mengiyakan semua perkataan suami (name) yang lainnya.

Karena merasa bosan, Mika pun melihat-lihat rak buku yang berada tak jauh dari ranjang (name). Ia meneliti satu persatu buku hingga ia menemukan buku yang asing baginya, karena (name) belum pernah menunjukkan sedikitpun kepadanya. Mika pun mengambil dan membuka salah satu halaman, lalu ia dapat menyimpulkan jika itu adalah buku diary (name) yang kemudian ia tutup lagi. Ia pun berfikir untuk menanyakannya saat kondisi (name) sedang baik, atau ia akan merahasiakan hingga tiba saat yang tepat untuk membukanya. Dan pada akhirnya Mika pun memilih pilihan terakhirnya.

Saat melihat tatapan damai (name) saat tidur, ia menjadi mengingat perilakunya pada (name) dulu. Sangat kasar, memang itu adanya. Ia pernah memaki-maki (name) dihadapan siswa lainnya bahkan dihadapan Shu dengan alasan jika Valkyrie tidak membutuhkan seorang produser. Namun (name) tidak menyerah dengan mudah.

Saat Mika sedang sibuk mencari dana untuk Valkyrie, disitulah (name) hadir untuk membantunya. Ia pun sempat memaki (name) untuk menjauh darinya, namun (name) semakin mendekat untuk membantu Valkyrie. Hingga pada akhirnya Mika pun menyerah dan membiarkan (name) membantunya.

Saat setelah selesai membantu, (name) pun membuntutinya untuk mengetahui kepada siapa uang itu disetorkan. Dan ia sangat terkejut saat uang itu disetorkan pada Shu, yang dimana Shu sendiri hanya berdiam diri di ruangan klub menjahit itu. Namun (name) hanya diam dan sebisa mungkin terus memotivasi dirinya untuk mendapatkan kepercayaan dari kami, Valkyrie jika ia bisa menjadi produser yang baik untuk unit ini.

Tak hanya itu, bahkan dimasa sulit Valkyrie, (name) pun hadir disana untuk menyemangati kami. Hingga Shu marah dan membentaknya pun, ia tak mengeluh. Ia langsung memikirkan caranya agar Valkyrie kembali seperti dulu. Karena ia sangat yakin jika Valkyrie pun mampu bersaing dengan unit lainnya denga keunikannya sendiri.

Mika pun tak mengerti mengapa (name) selalu membiarkan dirinya terluka hanya untuk unit-unit seperti kami. Unit yang tidak tahu diri, angkuh, hingga tidak jelas pun ia ikuti dan ia bimbing. Ingin sekali Mika meminta maaf atas apa yang ia perbuat dahulu, namun ia pun cukup ragu jika (name) malah menangis atau marah. Ia takut jika Shu memarahinya karena membuat (name) menangis atau marah. "Mungkin akan ku sampaikan di lain waktu" bisik Mika.

*****

Kini siang telah berganti malam. Dan suami (name) yang telah membersihkan diri pun langsung berkumpul ke kamar (name) untuk memastikan kondisi (name) yang sebenarnya, dan tak lupa ditemani oleh dokter pribadi sang konglomerat disini.

"Istri Anda baik-baik saja. Hal ini adalah kondisi wajar yang dialami oleh ibu hamil, mungkin beberapa diantara dari mereka mengalami kondisi yang berbeda. Namun, jangan sampai ia jatuh dalam sakit yang berlebihan. Karena nanti dampaknya ada pada perkembangan janin, atau bahkan bisa mengalami keguguran" jelasnya. "Saya akan kembali esok hari dengan obat serta vitamin. Kalau begitu, saya permisi" sambungnya dan kemudian pamit.

"Yeaaayyy !!!!!!! (Name) hamil sungguhan !!!!" Teriak Tenma dengan penuh semangat. "Hmmm, aku tak tahu harus berkata apa. Karena ini adalah momen yang bahagia" ucap Arashi dengan bangga. "Kalau begitu, jangan sampai sakit lagi" sahut Sena dengan wajah kesalnya. "Ara~ jangan begitu, Sena-chan. Nanti (name)-chan bisa tambah sakit" timpal Arashi.

Sementara (name) menggenggam erat tangan Rei dan Eichi dengan bahagia. Karena mereka berdua adalah sumber kekuatan di rumah ini. Jika mereka terpecah, maka rumah ini pun bisa terpecah. Itulah mengapa (name) memberikan perhatian khusus secara tak langsung pada dua orang ini.

"Sekali lagi ku ucapkan terima kasih, (name)" ucap Eichi dengan senyumannya. Dan Rei pun mencium mesra tangan (name).

"Kalian tidak istirahat ? Sudah makan ?" Tanya (name) khawatir. "Tenang saja, kami sudah makan kok" jawab Tomoe dengan nada gembira yang tak pernah ia tutupi sedikitpun. "Kami pun telah beristirahat" sambung Hokuto dengan wajah dingin yang belum berubah. "Sebentar lagi, permata akan lahir bukan ?" Tanya Nagisa yang tak kalah dingin dari Hokuto.

"Um!" Jawab (name) dengan semangat. "Kalau begitu, silahkan istirahat dan nikmati waktu kalian berdua ya. Dan Mika-chin, tolong jaga (name) malam ini. Baik-baik dengannya ya" pesan Nito sambil menggandeng rekannya yang lain keluar dari kamar (name) yang menyisakan (name) dan Mika disini.

"(Name), terima kasih banyak" ucap Mika. "Tidak, bukan kalian yang harusnya berterimakasih. Harusnya ku tadi bilang begitu pada mereka, karena seharusnya aku yang berterima kasih" ucap (name) dan disambut tatapan bertanya oleh Mika. "Bukan apa-apa" sambung (name) dengan senyuman.

"Hmph, (name) selalu begitu" ucap Mika yang ngambek seperti anak kecil dan membuat (name) tertawa pelan. "Baiklah, sebagai permintaan maaf maka akan kulakukan tugasku" ucap (name) santai. "Tapi, (name) kan lagi sakit. Bisa-bisa aku di demo satu rumah ini karena membuat (name) semakin sakit" elak Mika. "Sudah, tak apa. Nanti biar kubilang pada mereka jika aku yang ingin" ucap (name) dan membuat Mika menuruti perkataannya.

Only Your Stars : MetronomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang