10

125K 1.3K 7
                                    

“Pagi semua,” sapa Audrey dengan senyum lebarnya.

“Wuih dalam rangka apa ini? Semangat banget? Senin loh ini.” Derry memberikan tatapan menggoda.

“Biar semangat di pagi hari.” Audrey menyahut masih dengan senyum lebarnya.

“Liburan kemarin menyenangkan kayaknya,” ucap Fifi dengan nada menggoda.

“Nggak juga, seharian kemarin nonton drakor terus makan dan tidur. Makanya hari ini banyak energi, menyalurkan ke teman-teman semua.” Audrey memberikan alasan masuk akal.

“Energi kamu lagi banyak, kan?” Audrey mengangguk ragu kearah Derry dengan tatapan curiga “Kalau gitu ikut Mas Wisnu ke Yogya besok.”

“Kenapa aku? Masih ada teman yang lain.” Audrey langsung menolak saran Derry.

“Energi banyak akan percuma kalau dibuang begitu saja.” Derry memberikan alasan masuk akal yang membuat Audrey menatap tidak percaya.

“Nggak mau, aku masih baru disini harusnya mas bimbing bukan diserahkan ke Mas Wisnu,” protes Audrey.

“Memang kenapa kalau sama aku?”

Audrey membeku mendengar suara Wisnu yang ada di belakangnya, tidak berani bergerak dengan menatap ke belakang. Audrey bisa merasakan aura Wisnu yang membuat tubuhnya benar-benar tidak bisa melakukan apapun, menatap layar yang ada dihadapannya dan tidak mendengarkan pembicaraan mereka.

“Drey, kenapa jadi diam? Bukannya semangat kamu lagi banyak? Sekarang langsung diam begitu saja,” goda Derry yang membuat Audrey semakin diam.

“Jadi yang ikut ke Yogya siapa?” tanya Wisnu membuat Audrey bersiap mendengarkan dan berharap bukan dirinya.

“Pengennya aku atau Fifi, mas. Sayangnya kita harus presentasi dihadapan klien tentang hasil kemarin jadinya nggak bisa, kalau tim lain sudah kebagi mereka.” Derry menjawab Wisnu dengan rinci dan jelas.

“Audrey nggak ikut salah satu dari kalian?” tanya Wisnu.

“Nggak, mas. Tim lain juga tidak mengajak Audrey karena memang tidak terlibat, biasanya Audrey disini untuk mengecek hasil kerjaan kita, tapi aku belum mengajak dia buat turun lapangan. Turun lapangan ya sama mas kemarin, itu kedua kalinya dia turun lapangan.” Derry lagi-lagi menjelaskan dengan detail.

“Kalau gitu aku sama Audrey aja.” Wisnu langsung mengambil keputusan membuat Audrey semakin tegang “Bagaimana, Drey?”

Audrey menatap Wisnu dengan tatapan bingung, pandangannya beralih pada Derry yang mengangguk dengan penuh semangat. Audrey tidak tahu apa yang dikerjakannya nanti bersama Wisnu, tidak jauh berbeda dengan apa yang dirinya kerjakan saat pertama bersama Wisnu untuk audit salah satu perusahaan. Pengalaman pertama dan mendapati kekurangan, andaikan Wisnu tidak teliti bisa saja laporan yang dikerjakannya akan sangat berantakan.

“Jadi bagaimana, Drey? Kamu bisa ikut atau nggak?” tanya Wisnu lagi.

“Harus aku gitu?” tanya Audrey tanpa menjawab pertanyaan Wisnu dengan menatap Derry.

“Mau nggak mau, suka nggak suka memang harus kamu. Aku nggak bisa mengajarkan kamu sepenuhnya kaya Mas Wisnu, aku bisa memberikan ilmu saat memang benar-benar luang.” Derry memberikan pengertian pada Audrey.

“Anak lainnya nggak ada?” tanya Wisnu sebelum Audrey membuka suaranya.

“Sayangnya nggak ada, mas.” Derry mengatakan dengan nada menyesal.

“Memang berapa lama?” tanya Audrey langsung.

“Jumat sudah kembali kecuali kamu mau jalan-jalan dulu nanti kita balik sabtu.” Wisnu menjawab langsung pertanyaan Audrey dengan menatap kedua matanya.

Audrey menatap Derry yang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas ajakan Wisnu, hembusan nafas panjang dikeluarkan pelan. Menatap Derry kembali sebelum memberikan jawaban, Audrey sama sekali tidak menyangka akan terus berhadapan dengan Wisnu dalam hal pekerjaan.

“Baiklah kalau begitu, mas.” Audrey menjawab dengan pasrah.

“Fi, pesan tiket buat kita berdua nanti sore.” Wisnu mengatakan langsung pada Fifi.

“Nanti sore?” Audrey menatap Wisnu tidak percaya.

“Kamu kira akan berangkat besok? Kita butuh waktu juga buat istirahat.” Wisnu menatap Audrey yang masih diam “Kamu pulang sebelum jam istirahat nanti kita ketemu di bandara.”

Audrey hanya diam, tidak bisa mengeluarkan kata-katanya. Pikirannya kosong saat ini, bahkan setelah Wisnu sudah pergi meninggalkan dirinya yang masih diam. Memahami setiap kata yang keluar dari bibir Wisnu, tidak lama Audrey teriak yang membuat Fifi terkejut.

“Kamu kenapa?” tanya Fifi masih dengan tatapan bingung.

“Kenapa nggak bilang kalau berangkat sekarang?” Audrey menatap tidak terima pada Fifi.

“Lah...kamu sudah tahu kebiasaan kita kalau mau kerja pasti sehari sebelumnya buat persiapan, memang kamu lupa?” tanya Fifi masih dengan tatapan bingung.

Audrey mengusap wajahnya kasar, bagaimana bisa melupakan hal receh seperti itu. Tidak ada dalam bayangannya sama sekali, pengakuan Wisnu sabtu kemarin sudah membuatnya takut dan sekarang harus keluar kota hanya berdua. Audrey menggelengkan kepalanya, menghilangkan pemikiran negatif tentang apa yang terjadi nanti selama diluar kota.

“Memang nanti tugasku apa, mbak?” tanya Audrey setelah berhasil menguasai dirinya.

“Catat hasil pertemuan mereka, biasanya Mas Wisnu sekalian audit kecil-kecilan karena ini bukan akhir bulan.” Fifi menjelaskan tanpa menatap Audrey “Siapin aja note yang biasa kita pakai pas rapat.”

Audrey bertanya pada Fifi apa saja yang harus dilakukan, disiapkan saat ini sebelum berangkat. Tidak lama Derry bergabung membantu menyiapkan barang-barang yang akan dibawa Audrey, beberapa nasehat diberikan Derry yang harus Audrey lakukan selama disana.

“Memang salah satu diantara kalian pada nggak bisa?” tanya Audrey menatap penuh harap pada Derry.

“Sayangnya nggak bisa karena kita sudah ada janji besok, rencana kita juga akan keluar kota walaupun nggak sejauh kalian berdua.” Derry menjelaskan dengan menepuk bahu Audrey pelan “Semangat! Kamu pasti bisa. Mas Wisnu pasti akan membantu kamu jadi tenang saja.”

Audrey percaya pada bagian dimana Wisnu akan membantu dalam pekerjaan, tapi Audrey tidak percaya jika berhubungan dengan masalah pribadi. Ketakutan sendiri membuat Audrey tidak berani berbicara pribadi dengan Wisnu, menatap wajahnya sudah membuat perasaan tidak enak.

Audrey tidak menyangka dan membayangkan Wisnu dengan mudah menyukai dirinya hanya dengan sekali interaksi, padahal sebelumnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyukai dirinya. Proses Audrey dengan Eza membutuhkan waktu lama, mulai dari teman sampai menjadi pasangan dan berakhir dengan putus.

“Mikirin apaan? Buruan disiapkan, sebelum makan siang kamu sudah harus balik pulang dan siapin pakaian yang akan kamu pakai disana.” Derry mengingatkan Audrey.

Menatap Derry dengan tatapan kesal, semua berawal dari ide Derry yang meminta dirinya ikut bersama dengan Wisnu, tapi seharusnya Audrey bisa menolak hanya saja saat melihat Wisnu membuat Audrey tidak tega sendiri jadinya dan akhirnya mengambil keputusan yang tidak tahu akan disesali atau tidak sama sekali nantinya.

“Kalau sudah siap kamu bisa pulang,” ucap Derry menatap sekilas Audrey.

Memastikan kembali tidak ada yang tertinggal, Audrey langsung pamitan dengan Derry dan Fifi. Langkah Audrey terhenti saat melihat Wisnu berdiri disamping mobilnya, memberikan tanda pada Audrey untuk masuk kedalam mobilnya. Hembusan nafas panjang dikeluarkannya sebelum melangkah ke tempat Wisnu, Audrey tidak tahu kenapa langkah kakinya memilih mendatangi Wisnu.

“Aku akan meminta ijin agar kamu bisa keluar kota.”

Bittersweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang