“Bos kamu sudah melamar terus kamu tolak?” tanya Icha kesekian kalinya.
“Aku udah jawab berapa kali sih, Ca? Ampe bosan jawabnya.” Audrey memutar bola matanya malas.
“Alasan kamu nggak masuk akal, Drey.” Icha menggelengkan kepalanya membuat Audrey semakin malas.
“Kamu lihat Eza sama cewek?” tanya Rima yang diangguki Audrey.
“Siapa tadi namanya? Dea?” tanya Yuli yang diangguki Audrey “Rim, apa ini cewek yang diceritain sama Eza?”
“Dia ada cerita tentang Dea ke kamu?” tanya Audrey memberikan tatapan penuh selidik.
“Ya, Eza tanya pendapat gimana kalau terima Dea? Padahal mereka belum kenal lama, mama udah terlanjur suka sama Dea.” Yuli menceritakan tentang pembicaraannya dengan Eza.
“Kamu nggak cerita gitu ke aku? Japri kek kalau nggak bisa di group.” Audrey sudah menatap kesal pada Yuli.
“Maaf, Drey. Aku juga bingung mau cerita sama kamu atau nggak, apalagi hubungan kalian baru aja berakhir.” Yuli memberikan tatapan penyesalan.
“Eza pernah datang ke kantor minta kesempatan, padahal keputusan berpisah itu bersama-sama bukan hanya aku. Dia begitu seakan-akan aku yang meminta putus, aku cuman mau bisa berteman baik dengan dia tapi sepertinya nggak akan bisa.” Audrey hanya menggelengkan kepalanya.
“Terus kamu nggak akan memikirkan lamaran bosmu itu?” tanya Rima mengakhiri pembicaraan tentang Eza.
“Kartunya aja bahkan sudah aku yang pegang, tapi aku nggak berani pakai kalau nggak ada dia.” Audrey membuka semuanya.
“Kamu juga tiap sabtu ke rumah dia buat masak, apa bukan hubungan kalian itu tinggal di resmikan aja.” Icha menambahkan dengan mengingatkan apa yang sudah Audrey lakukan.
“Apa yang membuat kamu berpikir? Duda?” tanya Yuli langsung.
“Apa kamu takut nggak bisa kasih dia anak setelah menikah?” tembak Rima langsung.
“Dia sudah tahu kondisi kamu, kan?” tanya Icha yang diangguki Audrey “Aku rasa dia sudah siap dengan segala resiko, lagian dia nggak mau gagal kesekian kalinya. Dia pasti sudah memikirkan dalam-dalam dengan mendekati kamu.”
“Tapi aku merasa...”
“Kamu nyaman jalan sama dia?” potong Rima yang diangguki Audrey “Jalani dulu kalau memang nggak cocok ya sudah, namanya orang menjalani hubungan pasti ada gagalnya nggak selamanya lurus.”
Audrey terdiam memikirkan semua yang dikatakan sahabat-sahabatnya, perkataan mereka semua benar dan harusnya mengikuti arus bukan seperti ini. Ketakutan yang tidak beralasan membuat dirinya tidak berani maju ke depan, apalagi dengan penyakit yang dimilikinya pastinya membuat Wisnu tidak baik-baik saja ke depannya.
“Hubungan itu dihadapi bersama, kamu nggak usah takut.” Icha menggenggam tangan Audrey.
“Memang, tapi pengalaman dengan Eza membuat aku....”
“Nggak semua orang sama dengan orang tua Eza, bisa jadi bukan karena penyakit kamu tapi sikap kamu yang membuat mamanya Eza berpikir kembali tentang hubungan kalian berdua.” Rima memberikan pendapatnya.
“Kamu tahu sesuatu? Kata-kata kamu tadi kaya ada sesuatu yang disembunyikan dari hubungan kami berdua yang berakhir.” Indira memberikan tatapan penuh selidik.
“Mama menganggap kamu mengatur Eza, pacaran saja sudah mengatur gimana nanti menikah.” Yuli membuka suaranya yang membuat Audrey terkejut.
Mengetahui kenyataan tentang putusnya hubungan mereka membuat Audrey yakin satu hal jika semua ini sudah direncanakan oleh seseorang, memilih tidak peduli dengan kata-kata Yuli yang sedang berdebat dengan Icha dan Rima.
“Yuli nggak usah dimarahin, aku nggak papa tenang aja. Putusnya juga sudah lumayan lama, kalian tenang saja.” Audrey tersenyum kecil pada ketiga teman yang ada dihadapannya.
“Aku juga baru tahu waktu main ke rumah Eza, mama cerita semuanya. Mama juga cerita kalau mbaknya Eza nggak suka sama kamu, akhirnya daripada mereka bertengkar terus mama meminta Eza memilih kamu atau dia. Eza jelas nggak mungkin ninggalin mama akhirnya dengan terpaksa memutuskan hubungan kalian, mama yang berbicara dengan kamu dengan nada tidak enak sempat merasa bersalah tapi bagaimanapun harus dilakukan demi hubungan kakak beradik itu.” Yuli menceritakan semuanya tanpa ada yang tersisa.
“Semua sudah terjadi, kalau aku diminta kembali lagi sama Eza dengan tegas akan bilang tidak. Aku nggak mau masuk kedalam lubang yang sama.” Audrey berkata dengan tegas.
Pertemuan mereka yang jarang terjadi karena kesibukan, ditambah lagi mereka hanya bisa bertemu dalam waktu singkat otomatis banyak hal yang dibicarakan. Bukan hanya Eza yang menjadi topik pembicaraan tapi juga kekasih mereka yang lain, atau pekerjaan mereka yang membutuhkan tenaga dan pikiran besar.
“Kalau sudah begini rasanya pengen balik sekolah.” Rima berkata dengan nada kesalnya.
“Kasihan orang tua kita bayar uang sekolah terus.” Yuli menggelengkan kepalanya.
“Kamu sendiri sama Mas Wisnu buruan ambil kesempatan biar bisa tinggal bersama dalam satu atap, enak nggak perlu kerja tinggal minta sama suami.” Rima menaik turunkan alisnya yang membuat Audrey memutar bola matanya malas.
“Aku kayaknya harus balik,” ucap Yuli menatap jam.
“Memang ada apa?” tanya Icha penasaran.
“Temani papa kontrol.” Yuli menjawab sambil lalu “Ini uangku.”
Menatap kepergian Yuli dengan menggelengkan kepalanya, bagi Audrey dimana Yuli sangat berbeda dengan mereka bertiga. Bibirnya yang kalau bicara tanpa di filter, tidak peduli dengan perasaan orang lain, tapi jika sudah bersama akan menjadi orang pertama yang akan membela dalam kondisi apapun.
“Yuli nggak akan berubah sampai kapanpun,” ucap Rima sambil menggelengkan kepalanya “Kamu kapan mau kenalin Wisnu sama kita?”
Audrey menatap malas “Aku nggak ada hubungan apapun sama Mas Wisnu, jadi nggak akan aku kenalin.”
“Curang!” seru Icha membuat Audrey menatap tajam “Kita kan pengen tahu pacarmu.”
“Aku aja nggak tahu pacar kalian, kenapa harus aku kenalin Mas Wisnu sama kalian?” memberikan tatapan penuh selidik pada mereka berdua “Aku pulang.”
“Pulang sama siapa?” tanya Rima yang menghentikan gerakan Audrey “Kamu nggak pulang sama aku atau Icha?”
“Nggak, aku mau naik angkutan umum.”
Meninggalkan mereka berdua setelah mengeluarkan sejumlah uang, langkahnya semakin cepat agar bisa langsung masuk kedalam mobil yang menunggunya, sebelum mereka berdua melihat orang yang menjemput dirinya.
“Kamu kaya habis lihat hantu.” Wisnu membuka suaranya yang tampak khawatir.
“Mas ngapain pakai jemput segala?”
![](https://img.wattpad.com/cover/205652040-288-k571103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Love
RomanceSakit jantung, nama penyakit yang bisa membuat banyak orang berpikir mengerikan. Audrey, di diagnosa jantung bocor. Penyakit yang dialaminya sejak bayi, orang tua Audrey tidak mau menjalani operasi dengan alasan trauma, trauma kakak Audrey meninggal...