“Wuih...yang habis dari luar kota mana oleh-olehnya?” Derry memberikan tatapan menggoda pada Audrey.
“Ada di mobil Mas Wisnu, mas nanti minta sendiri aja.” Audrey mengatakan tanpa beban.
“Kok bisa di mobil Mas Wisnu?” tanya Fifi penasaran.
“Ya, Mas Wisnu bilang suruh minta ke dia karena aku udah rayuin buat beliin kalian oleh-oleh.” Audrey menjawab lagi tanpa beban membuat Fifi membulatkan matanya.
Sebelum pulang mereka sempat berdebat tentang oleh-oleh, Audrey ingin yang membawanya sendiri tapi dilarang Wisnu karena memang Audrey berangkat menggunakan kendaraan online dan alasan utamanya adalah Wisnu tidak ingin Audrey lelah.
“Kamu satu kamar sama Mas Wisnu?” bisik Fifi yang dijawab anggukan Audrey “Serius?! Kalian nggak ngapa-ngapain, kan?”
“Ngapa-ngapain lah, mbak.” Fifi membelalakkan matanya “Kita kan harus ngerjain audit sampai malam juga, lagian kasurnya juga dua.”
“Drey, tapi benaran kalian nggak lagi ada hubungan lebih?” tanya Fifi ingin tahu.
Audrey menatap Fifi dengan tatapan lembut, lidahnya ingin membuka semua yang Wisnu katakan tapi tidak bisa karena memang Audrey belum terlalu percaya dengan rekan-rekannya disini mengenai urusan pribadi.
“Ada, hubungan atasan dan bawahan.”
“Der, oleh-oleh kalian ambil sendiri di mobil.” Wisnu mengatakan tepat di belakang Audrey yang membuat Fifi dan Audrey terkejut “Jangan racuni sama gosip nggak benar,” ucap Wisnu ketika menundukkan kepalanya dengan memberikan tatapan tajam pada Fifi.
“Ya, mas.”
Audrey menggelengkan kepalanya melihat reaksi Fifi saat mendengar kata-kata Wisnu, sebenarnya Audrey sudah tahu banyak tentang kehidupan pribadi Wisnu. Menceritakan semuanya saat berada di Yogyakarta, mereka memang bekerja tapi Wisnu menceritakan tentang dirinya dan niatnya yang memang benar adanya.
“Mas Wisnu bikin terkejut aja,” ucap Fifi sambil mengelus dadanya.
“Ketua tim, kita rapat lima belas menit lagi.” Wisnu berkata dengan nada keras “Fi, siapin konsumsinya terus uangnya minta bagian keuangan.”
Audrey hanya diam mendenger kata-kata Wisnu, sedikit banyak dirinya tahu apa yang akan dibahas dalam rapat. Wisnu sudah mengatakan semua padanya, termasuk tentang hasil audit yang mereka semua pegang.
“Kamu tahu bahas tentang apa?” tanya Fifi.
“Nggak, mbak. Lagian mana mungkin Mas Wisnu kasih tahu sama aku yang anak kemarin sore.” Audrey langsung menggelengkan kepalanya.
“Rapat...oh...rapat...nggak bisa menikmati oleh-oleh ini.” Derry menggelengkan kepalanya “Drey, nggak ada bocoran? Barangkali suasana hati Mas Wisnu?”
Audrey menggelengkan kepalanya “Nggak ada, mas.”
Menatap layar yang ada dihadapannya dengan serius, Audrey sudah mendapatkan tugas dari Wisnu waktu perjalanan pulagng. Audrey sudah mengeceknya berkali-kali tapi masih merasa ada yang aneh, beberapa kali membaca juga belum menemukan sesuatu yang aneh.
“Kamu kerjain apa?” tanya Fifi penasaran.
“Hasil kemarin, mbak. Aku lihat ada yang aneh tapi nggak nemu. Mas Wisnu minta hari ini selesai.”
“Mau dibantu?” tanya Fifi yang langsung diangguki Audrey.
Menggeserkan badannya membuat Fifi mendekat kearah Audrey, membaca hasil audit mereka. Audrey menatap Fifi yang tampak serius, berbeda dengan Fifi yang biasanya ketika bergosip apapun. Fifi sendiri sangat cerdas dan teliti, makanya Derry senang Fifi berada didalam satu tim dengannya.
“Ini ketemu,” ucap Fifi yang mengejutkan Audrey “Coba kamu cek yang ini sama ini, kelihatan ada yang aneh.”
Audrey membacanya dan langsung menepuk keningnya pelan, bagaimana bisa dirinya terlewatkan dengan mudah. Terlalu memikirkan kata-kata Wisnu yang selalu membuat jantungnya berdetak kencang, semua yang dilakukan Wisnu sudah bisa membuat Audrey merasakan ketulusan dan keseriusan, tapi tetap membuatnya takut tidak beralasan.
“Udah aku benarin, kamu cek lagi.” Fifi berkata dengan menepuk bahu Audrey pelan.
“Mbak sibuk banget?” tanya Audrey saat melihat Fifi menatap layar.
“Auditku belum kelar, Drey. Mas Derry minta setelah ini, kemarin kita kan baru datang dan langsung nyelesain sebelum kalian berdua datang.” Fifi menjelaskan dengan rinci. “Mas Derry kan harus laporan sama Mas Wisnu juga secepatnya.”
Audrey memahami apa yang Fifi rasakan, beberapa bulan berada di tempat ini membuat Audrey paham satu hal yaitu ritme kerja yang membuat pusing. Audrey suka tidak menyangka mereka bisa bertahan sejauh ini, kopi adalah andalan mereka untuk membuatnya tetap terjaga.
“Drey, masih ada kerjaan?” tanya Fifi pelan.
“Udah kelar sih tinggal email Mas Wisnu.”
“Bisa bantuin aku buat nyelesain yang belum? Aku cek nanti sebelum kasih ke Mas Derry.” Fifi memberikan tatapan memohon.
“Mbak kirim aja, aku email Mas Wisnu dulu.”
Audrey langsung mengirim hasil kerjaannya pada Wisnu, membuka emailnya dimana Fifi sudah mengirimkan emailnya. Mengerjakan langsung membuat suasana diantara mereka menjadi hening, tidak ada yang membuka suara sama sekali termasuk membicarakan hal yang berhubungan dengan gosip.
“Coba mbak cek sudah benar atau belum,” ucap Audrey lima belas menit kemudian.
Audrey menatap Fifi yang tampak serius membaca apa yang baru saja dikirimnya, tidak tahu harus melakukan apa membuat Audrey memilih membuka ponselnya dimana terdapat banyak sekali pesan. Pesan yang sudah lama tidak dibuka adalah dari Eza, membuka pesannya akan membuat perasaan Audrey menjadi tidak menentu.
Hubungan mereka berdua memang berakhir, tapi Eza tetap ingin menjalin hubungan kembali. Salah satu alasan Audrey tidak menerima Wisnu adalah takut kejadian Eza terulang kembali, walaupun Audrey tahu jika mereka adalah dua orang yang berbeda.
“Drey, sudah benar. Makasih banyak, kamu memang selalu bisa diandalkan.” Fifi mengatakan dengan memberikan ibu jarinya.
“Sama-sama, mbak. Udah dikirim ke Mas Derry?” Fifi menganggukkan kepalanya “Pesanan Mas Wisnu kenapa belum datang ya?”
Fifi memukul keningnya dan langsung menatap ponselnya melihat keberadaan pesanannya, melihat itu membuat Audrey hanya menggelengkan kepalanya pelan. Memilih membuka kembali ponselnya, membaca pesan yang membuatnya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
“Drey, aku ambil makanan dulu.” Fifi menepuk bahu Audrey pelan.
Tidak menghiraukan Fifi sama sekali, fokusnya adalah ponselnya dimana berisi pesan yang membuatnya tersenyum kecil. Pesan yang berasal dari Wisnu berisi tentang foto dirinya yang menggunakan ponsel Wisnu, foto dimana mereka berlibur setelah pekerjaan yang membuat pusing. Audrey meminta Wisnu untuk jalan-jalan dengan mencoba makanan khas mereka, tidak hanya itu mendatangi beberapa tempat yang menjadi tongkrongan anak muda.
Wisnu melakukan apa yang Audrey minta, bagaimanapun mereka sudah selesai mengerjakan pekerjaan yang membuat pusing. Audrey tidak menyangka Wisnu mau mengikuti semua yang diinginkannya pada saat itu, setiap apa yang diinginkan Audrey langsung dipenuhi Wisnu tanpa bantahan. Satu hal yang tidak diketahui oleh mereka semua adalah Audrey memegang kartu milik Wisnu, dimana kartu itu berisi gaji Wisnu yang membuatnya semakin takut.
“Aku jadi ingin ambil cuti dan liburan.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Love
RomanceSakit jantung, nama penyakit yang bisa membuat banyak orang berpikir mengerikan. Audrey, di diagnosa jantung bocor. Penyakit yang dialaminya sejak bayi, orang tua Audrey tidak mau menjalani operasi dengan alasan trauma, trauma kakak Audrey meninggal...