Sepulang sekolah, Bas tak sempat masuk ke dalam kamarnya. Ia melemparkan ransel begitu saja ke sofa lalu mendudukan tubuhnya di sofa.
"Capek banget hari ini, huh.." keluhnya.
'Nitt..nitt...'
Suara klakson mobil di depan rumah berhasil membuat Bas terperanjat. "Anjrit!, siapa sih?."
Bas menoleh ke arah pintu depan rumah, "masa iya papah?," suara klakson mobil itu kembali terdengar, membuat Bas semakin kesal.
menutup telinga nya, " iya sabarrr.."
Bas bergegas bangun dari duduknya dan menghampiri suara klakson mobil itu.
Baskara menemukan sosok perempuan di dalam taksi dengan kaca terbuka, perempuan itu berambut sepanjang pinggang dan berwarna pirang, wajah gadis itu tak asing baginya.
"Hana? Lo dah balik?," tanya Bas.
Hana adalah kakak Bas. Seorang gadis yang sangat peduli pada kebersihan baik itu dari yang ia lihat maupun yang ia konsumsi. Berbeda dengan Bas, anak super cuek itu mana sempat memikirkan kebersihan? Jangankan kebersihan, manusia yang ada dihadapannya pun kadang ia tak perdulikan, contohnya Maira. Hanya orang-orang tertentu saja yang ia perhatikan sepertinya.
"Udah jangan banyak omong, ini motor lo kenapa ngehalangin gini sih? Yg bener dong kalau parkir, masa gini??," jelas Hana mulai mengoceh dan membuat Bas pusing mendengarnya.
"Iya iya, gue lupa."
"Yaudah buruan nih singkirin motor lo, taksi gue mau masuk. Barang bawaan gue banyak."
"Iya bawel."
"Ihh ngeselin!."
Bas menaiki motornya dan memarkirkannya dengan benar, setelah itu bergegas masuk ke dalam rumah.
"Eh bas...," teriak Hana.
"Apalagi sih?.."
"Bantuin bawa barang gue dulu lah... Lo tega liat gue bawa barang-barang ini sendiri?"
"Kan ada supir."
"Udah lo bantuin, supir juga gakuat bawa banyak gini.."
Bas menurutinya, supir taksi tersebut membukakan bagasi. Bas melihat betapa banyaknya barang bawaan Hana, bahkan di dalam taksi pun juga ada tumpukan barangnya.
"Dasar emak-emak rempong, lo belanja apa aja di Amerika? Sampe banyak gini barangnya. Harusnya duit lo tuh di tabung," jelas Bas.
"Eh ikan tenggiri, gue belanja banyak gini itu juga buat lo sama papah kali."
"Dasar hanoman, palingan juga nih kebanyakan punya lo kan? Ga mungkin kebanyakan buat oleh-oleh gue sama papah," jelas Bas.
"Ya iyalah, gue itu beli barang-barang yang pastinya super higienis. Ga sembarang beli!."
Bas mendecak sebal.
"Yaudah nih cepet bawain barangnya, capek tau gue mau rebahan."
"Lo kira lo doang yang mau rebahan? Gue juga kali."
"Nah yaudah makanya buruan gih masukin barang-barangnya.."
"Iya hana bawel..."
"Kebiasaan panggil kaka nya pake nama, panggil dong kaka hana gitu."
"Beda 1 tahun doang, ribet lo."
Hana merasa gemas dengan sikap Baskara, rasanya dia ingin merobek mulut menyebalkan adiknya itu.
Hana baru saja pulang dari Amerika setelah dia berlibur disana bersama Alvaro pacarnya dan orang tua pacarnya itu selama 3 hari. Dan hari ini adalah waktunya dia kembali ke Indonesia. Jika dia sudah berada disini, seperti biasanya dia akan memarahi Bas yang memang tak perduli dengan omelan kakaknya, karena Bas membiarkan rumah yang berantakan.
Hana masuk ke rumah dengan membawa sisa barang bawaan, sementara Bas sudah lebih dulu masuk. Hana melihat keadaan sekitar dalam rumah..
"Astagfirullah... Kebiasaan banget sih! Rumah selalu berantakan gini. Ini lagi Bas, naruh tas di sofa! Taro yang bener di tempatnya, jangan berantakan gini, sofa itu kan buat-"
"Tempat duduk..," potong Bas. Laki-laki itu menduduki tubuhnya di sofa sembari memegang segelas es teh manis di tangannya.
"Duduk," pinta Bas, "minum nih, biar pala lo ga makin panas. Marah-marah mulu cepet tua entar lo."
Hana mengatur nafas, mengontrol emosi dan membiarkan adiknya itu menarik tangannya untuk duduk di sampingnya.
"Makasih." Hana meneguk es teh manis di hadapannya.
"Iya. Btw lo kok ga bareng sama Alva?," tanya Bas.
"Dia pulang ke rumahnya langsung, tapi cariin taksi buat gue dulu."
"Lho kenapa ga bareng aja?."
"Ibu nya sakit dan ayahnya langsung ke kantor karena ada meeting penting."
"Owh..," Bas mengangguk mengerti.
"Oh iya, gimana lo masih belum bisa move on?," goda Hana.
Seketika Bas merasa kehilangan kata-kata, "ehm.. Gue ke kamar dulu ya, capek abis pulang sekolah." Bas mengambil ransel nya.
Laki-laki itu beranjak dari duduknya dan bergegas meninggalkan Hana yang menahan senyumnya sedari tadi.
"Bas... Bas... Segitu cintanya lo sama tuh cewek", menggelengkan kepalanya takjub. Kemudian teringat sesuatu di pikirannya...
"Oh iya Bas!... Jangan lupa mandiii, jangan langsung tidur lo!.."
"Iya bawel," balas Bas dari lantai 2 rumahnya, ia baru saja membuka pintu kamar dan suara nyaring kakak nya itu masih terdengar karena di rumah sunyi hanya ada mereka berdua, sementara papah mereka belum pulang kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUNGGU KAU CINTA [Zarangga Story] Completed ✔
Teen Fiction"Kalau Ira bisa pilih sama siapa Ira bakal jatuh cinta, Ira akan pilih untuk jatuh cinta sama orang yang juga mencintai Ira dibanding orang yang sama sekali nggak memiliki perasaan yang sama seperti Ira. Cinta bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan...