Melupakan Dia Itu Sangat Sulit #7

1.6K 78 1
                                    

Pukul 16:00 WIB.
Di ruang keluarga. Bas asyik memakan camilan yang ada di atas meja sembari menonton acara televisi kesukaannya. Sementara Hana sibuk dengan ponselnya.

"Chat siapa lo?," tanya Bas melirik pada Hana yang sibuk sekali dengan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chat siapa lo?," tanya Bas melirik pada Hana yang sibuk sekali dengan ponselnya.

Hana menutupi ponselnya, tidak membiarkan Bas tahu dengan siapa dia chatting. "Kepo lo!."

"Dih?," Bas mengernyitkan keningnya. "Nanya doang kali."

"Ada deh..."

Hana memang suka mendekatkan adiknya dengan Arabelle, karena dia tidak ingin melihat adiknya itu berlarut-larut dalam kesedihan kenangan masa lalunya dengan Gladys.

Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu...

"Siapa tuh?," tanya Bas menoleh pada pintu utama.

"Bukain sana."

"Mager," balas Bas sembari mengunyah camilannya.

"Rese!," Hana bangun dari duduknya dan membukakan pintu.

"Han," sapa seseorang ketika pintu dibukakan.

"Yeay, abelll....." keduanya saling memeluk erat satu sama lain.

"Ayo, bel. Masuk..." ajak Hana.

Bas yang mengetahui hal itu bergegas pergi ke kamarnya untuk menghindar dari Arabelle.

"Bas!," sapa Arabelle.

Bas menoleh dengan wajah tak mengenakan. "Ya."

"Ih, Bas!. Kamu mau kemana?," tanya Hana.

"Kamar."

"Tunggu dulu, dong... Duduk dulu sini kita ngobrol bertiga," ajak Hana.

"Gue banyak tugas."

"Ya elah tugas apaan sih? Tuh tontonan kesukaan lo aja belum bersambung, tumben dah pengen ke kamar?."

Bas tak membalas pertanyaan Hana, dia menarik tangan kakaknya itu. "Tunggu bentar ya, bel." menjauhkan diri dan kakaknya dari Arabelle.

Arabelle mengangguk mengiyakan.

Bas melepas genggaman tangannya, "lo kan yang pinta dia kesini?," tanyanya.

Hana menatap jengkel Bas, "kalau iya, kenapa?."

"Gue gasuka!."

"Eh, lagian nih ya abel datang buat nemuin gue! Bukan buat lo."

"Alesan lo. Sengaja kan lo pengen deket-deketin gue sama dia? Lo tuh sama aja kayak papah."

Hana diam sejenak. "Gue itu mau lo cepet-cepet ngelupain masa lalu lo. Gue nggak mau lo terlalu larut dalam kesedihan."

Bas mendekatkan dirinya pada Hana, jarak mereka hanya beberapa cm. "Ngelupain lo bilang? Semakin lo maksa gue buat deket sama cewek lain, semakin gue nggak bisa lupain Gladys."

"Makanya itu lo lupain dong, Gladys. Yaudah kalau lo nggak mau sama abel, apa udah ada cewek selain abel yang memikat hati lo?."

Bas menjauhkan diri dari Hana, mencoba mengontrol emosinya untuk menghadapi kakaknya ini. "Gue udah berusaha untuk ngelupain Gladys, gue lagi pengen sendiri dan nggak ada yang namanya jatuh cinta apalagi sampe pacaran untuk saat ini."

"Tapi lo nggak mungkin kan terus-terusan sendiri gini?."

"Kalo emang udah waktunya, gue juga bakal nemuin."

"Hmm...," Hana merasa cemas ia takut adiknya ini tidak punya rasa suka lagi dengan perempuan.

"Lo nggak usah khawatirin gue, nggak usah ikut campur masalah percintaan gue," Bas pun pergi meninggalkan Hana begitupun Arabelle yang sedari tadi terdiam di ruang keluarga tidak mengetahui ada masalah apa sebenarnya.

♡♡♡

Kamar Bas.
Bas memainkan game online di ponselnya dengan posisi tengkurap di atas ranjang tidur.

'Tok..tok...'

"Iya, bi. Masuk aja...," balas Bas dia mengira bahwa itu adalah pembantunya karena tadi ia memesan segelas susu vanila hangat.

('Tuk'. gelas berisi susu hangat itu ditaruh diatas meja belajar)

Baskara menoleh berniat meneguk susu kesukaannya itu. "Makasih, bi-," laki-laki itu terkejut ketika mendapati Arabelle berdiri di sampingnya. Bas pun menduduki tubuhnya.

"Hai, Bas."

"Eh lo ngapain?," tanya Bas.

"Gue mau ngobrol-ngobrol aja sama lo, dah lama kan kita gak ngobrol-ngobrol lagi."

"Udah nggak ada kata kita lagi."

"Maksudnya?, Kenapa?," Arabelle merasa sangat bingung.

"Kata-kata lo. 3 bulan yang lalu, 3 hari setelah Gladys meninggal. Lo bilang kata-kata itu, dan menurut gue buat apa kita masih sahabatan kalau ada rasa di persahabatan kita?," Bas menggantungkan omongannya. Arabelle terdiam mematung.

"Gue bener-bener gak nyangka lo bilang itu, gue kecewa!. Gue dah anggap lo kayak adek gue sendiri, bel," Bas merasakan sesak dalam hatinya, menahan tangis.

Mata Arabelle berkaca, gadis itu merasa sudah tak tahan lagi menahan tangisnya. "Bas.. Gue nggak benar-benar ngomong itu! Gue nggak ada rasa sama lo. Serius."

"Lo ngomong kayak gitu untuk memperbaiki hubungan kita lagi, kan?," tanya Bas dan tak mendapat balasan dari Arabelle. "Udahlah mending lo keluar dari kamar gue, gue mau istirahat," lanjutnya.

"Ta-tapi, bas-,"

"Keluar, bel...," potong Bas sedikit membentak.

Arabelle mengusap sebulir air mata yang menitik di pipi halusnya, "yaudah kalau gitu, gue pamit."

Gadis itu keluar dengan perasaan yang sangat hancur, niat ingin memperbaiki hubungannya dengan Bas sebagai sahabat, tapi akhirnya malah seperti ini.

Bas menghela nafas panjang. Mengatur amarah yang sedari tadi tak dapat terkontrol olehnya. "Gue tadi nggak keterlaluan kan sama Abel?," tanyanya merasa bersalah telah melontarkan kata-kata tadi.

KUTUNGGU KAU CINTA [Zarangga Story] Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang