miris!

71 0 0
                                    

Sejak juni cerita ku terhenti.  Bukan terhenti mengupdate,  tapi cerita indah namun tiada arti itu tehenti sejak juni.
Baiklah...
Aku ingin bercerita sedikit tentang bagaimana aku mengenalnya.  Orang yang aku ceritakan pada chapter 1. Perkenalan yang tak bisa disebut kenalan terjadi sejak beberapa tahun silam.  Saat itu usia ku masih 14 tahun.  Dipertengahan september menjelang akhir september teman ku mendapat pesan dari lelaki lain,  posisinya disana temanku telah memiliki pacar. Teman ku menyuruhku menghubungi lelaki itu.  Dan aku mau-mau aja.  Aku marahi orang itu,  dan disana lah aku mengenalnya.  Aku yang jutek dan acuh padanya akhirnya perlahan jatuh padanya dan akhirnya aku dan dia menjalin hubungan.  Aku hanya tau namanya, Aku tak pernah bertemu dengan nya.  Aku tak pernah ditelfon nya.  Aku hanya yakin terhadap perasaanku dan yakin dengan nya bahwa dia dapat dipercaya bahwa suatu saat dia akan menemuiku.  Setelah beberapa bulan kami putus nyambung akibat keegoisan,  dan satu persatu kebohongan nya terbongkar.  Aku memergoki dia bohong pada ku tentang asal usul dan nama nya.  Aku kecewa,  aku nangis.  Tapi entah kenapa aku masih mau percaya dengannya.  Sampai pada akhirnya 5 foto orang berbeda yang dia akui itu dirinya terbongkar.  Bayangkan aku dibohongi 5 kali tentang fisiknya.  Belum lagi nama yang dia pakai. Lugu nya aku masih menerima dia. Diusia hubungan kami yang ke 2 tahun,  aku tak pernah menanyakan nama nya lagi.  Pacarab macam apa itu hhh. Nama pacar sendiri saja aku tak tau.  Bodoh!  Sampai itu aku masih menerima nya.  Aku tak berniat untuk meninggalkan nya,  aku masih yakin bahwa dia tidak akan menemui ku dihari istimewaku.  Sampai pada akhirnya di usia hubungan kami beranjak 3 tahun 4 bulan.  Aku memutuskan nya.  Kepercayaan ku goyah.  Aku semacam orang yang tersesat digurun pasir.  Bingung dan pasrah tak tau tujuan.  Aku pasrah,  umur ku masih panjang,  dan jodoh pasti akan bertemu. Aku merasa seperti dipermainkan.  Kepercayaanku disepelekan. Bodoh dan terlalu naif. Dulu aku fikir tidak mampu menjalani hidup tanpa nya.  Akhirnya aku bisa menjalani hidup ku dengan baik.  Bahkan jauh lebih baik.
Aku fikir aku takut kehilangannya,  itu benar tapi beberapa hari setelah nya ternyata aku hanya takut kesepian.  Aku hanya takut jika setiap pagi tidak ada pesan berupa perhatian atau hanya sekedar "hai, pagi".  Setelah aku menjalani hari ku, aku mulai terbiasa.
Bahkan aku tidak pernah gelisah jika tidak ada notif darinya.
Saat ini aku sudah benar-benar hilang rasa.. 

Mtp, 15 desember 2019

Kata Yang Tak Sempat TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang