Bersamamu kini hanyalah angan. Kesimpulan begitu, karena jika aku tak begini, yang ada hanya aku yang akan terus memikirkanmu sembari merangkai ekspektasi yang tak kunjung nyata.
Sialnya, aku terlalu terbiasa dengan harapan. Berbagai macam ekspektasi terkadang terlintas dalam benak, yang tentunya tentangmu, kamu tidak perlu tahu apa. Yang pasti aku tahu bahwa mungkin semua ekspektasi yang kubangun akan runtuh luluh lantak. Biarkan aku merasakan sakitnya kembali tak diacuhkan, kembali mengejar walau tahu tak akan bisa kuseimbangi langkahnya, kembali merasa namun tetap bungkam, kembali menatap punggungmu dihadapanku, dan kembali jatuh cinta walau tahu ini tidak akan berbalas seperti kemarin. Berbalas ketika hati ini telah menjadi milik orang lain, sialan.
Tidak apa, aku sudah biasa mengalaminya, dan aku tahu persis apa yang aku lakukan dan akan aku lakukan dengan perasaan yang memang seharusnya tidak kembali ini. Kali ini aku ingin membuat keputusan, bahwa aku ingin menetap dan membiarkan rasa ini hadir, aku hanya perlu menahan agar tidak terus tumbuh, biarlah seperti ini, setidaknya begini lebih baik daripada menyadari apa yang seharusnya aku garis bawahi, bahwa kamu mungkin sedang mencoba meraih hati orang lain.
Namun momennya pas ya? Saat itu tidak ada yang datang selain kita. Hanya berdua selama beberapa jam. Aku benar benar merindukanmu. Dari mulai kamu melirikku dengan senyuman itu hingga menghampiriku dengan semerbak yang khas. Apalagi kemejamu. Mau kamu memakai jaket jeans, hoodie, jaket biasa, maupun hanya kemeja, aku tidak mengerti betapa hati ini candu melihatmu seperti itu. Aku yang sekarang sudah benar benar tidak peduli apa warna dan jenis pakaian asalkan kamu yang memakainya.
Sebenarnya kepala ini ingin bersandar, jemari ini ingin bertaut, dan mata ini ingin tatap. Dari mulai cakapan singkat maupun kamu yang sedang mengajariku dan menganggapku bodoh hanya karena tidak mengetahui hal yang bagimu sepele. Padahal inilah diriku yang tidak bergelut dalam dunia persuntingan. Tidak tahu apa apa. Dan kuberi tahu salah satu rahasia, bahwa ada beberapa hal yang aku sengaja pura pura tidak tahu untuk menarik perhatianmu.
Dan hari ini aku datang. Datang ke suatu tempat yang menjadi andalanmu. Tempatnya memang tidak luas, tetapi cukup hangat dan teduh. Kamu pandai memilih tempat, lingkungannya damai, dan menyatu dengan suasana alam. Pada dasarnya sama denganmu kini, sama-sama menenangkan, sama-sama sulit ditebak, walau parasnya bisa dipandang tanpa harus meminta izin, dan semua orang berhak akan itu.
Bandung,
Basah kuyup,
00.12