Menulis cerita ini benar benar membuat rasaku bercampur aduk. Sebenarnya aku adalah seorang yang terlalu hanyut dalam rasa, namun begitu aku bertemu kamu, ketika cerita ini tercipta begitu saja, pemikiranku berubah. Kamu mengajariku sesuatu yang baru. Bahwa tidak semua orang tahu dan mengerti apa yang dirasa.
Mengingat kembali terkadang memang terasa menyakitkan, tapi aku sadar, rasa bahagiaku bersamanya mengalahkan segala rasa lain yang menyeruak. Rasa hangat yang menjalar ini akan menutupi segala sesak dan mencegah sebulir air mata untuk jatuh.
Menuliskanmu mampu membuatku tersenyum dengan aliran air mata yang hampir mengering. Menuliskanmu akan selalu membuatku bahagia. Karena entah kenapa aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan kamu walau tak dipersatukan. Kamu adalah seorang yang tidak pernah aku duga. Hanya karena waktu itu, perasaan ini tetap ada meski pernah berusaha dihilangkan.
Bagiku kamu istimewa, sehingga aku kira kamu adalah seorang yang aku cari. Tapi sepertinya aku salah dan aku tidak pernah menyesali bahwa kita pernah melewati begitu banyak hal bersama mulai dari saling sadar atas rasa yang tiba tiba hadir, gejolak hebat karena tidak terbiasa lalu bertengkar, kembali merangkai rasa namun berakhir jatuh pada hati yang lain, sampai memiliki rasa yang sama di waktu yang salah. Dengan saat ini sebagai penutup, bahwa mungkin kamu sudah tidak seperti kemarin, sedangkan aku yang merasa seperti kemarin. Kita tidaklah lagi sama.
Memang awalnya akupun sering menangisi dirimu, mengingat diriku penuh sesal dan terlalu merasa bersalah. Tapi sekarang, aku tidak merasa keberatan. Aku menikmati ini semua. Aku bahagia dengan keputusanku, semoga ini yang terbaik.
Kini, aku hanya perlu kembali terbiasa. Terbiasa seperti kemarin sebelum rasa ini menelusup masuk secara sengaja. Tanpa harus melupakan, tanpa harus membenci, tanpa harus menjaga jarak. Jika ingin datang, datanglah. Jika ingin berbincang, mari. Aku selalu disini, tidak akan pernah menghilang. Kamu akan mudah jika mencariku.
Aku bukan seorang yang bisa membenci dalam jangka waktu yang lama. Hanya awal karena emosi. Selepas itu, sudah, tidak terlalu memikirkannya.
Aku hanya ingin kamu tahu, terima kasih atas rasa ini yang telah membuat banyak warna. Terima kasih atas bahagianya, aku senang.
Kamu harus bahagia juga ya!
Bandung,
Abu-abu
14.02