Pavel berlari tergesa-gesa di lorong rumah sakit. Saat sedang rapat di perusahaan milik sang Ayah, sang kakak ipar menelpon dirinya jika Dome sedang dirawat di rumah sakit karena pingsan. Sontak saja Pavel langsung meninggalkan rapat begitu saja, pikirannya penuh dengan nama sang istri. Ia benar-benar khawatir.
"PHI TAE!!!" teriak Pavel saat melihat sang kakak ipar sedang menggendong seorang bocah perempuan dengan rambut yang diikat ekor kuda.
"Oh, Pavel. Kamu berlari ya?"
"Haah haaah iya, Phi. Jadi haaah bagaimana keadaan istriku?" tanya Pavel.
Tae tersenyum, "Hey, Bung. Atur napasmu terlebih dahulu, kau terlihat menyedihkan." Cibir Tae.
"Hey, Phi! Aku khawatir dengan keadaan istriku." Kesal Pavel.
"Hahaha kau tenang saja, Tee sedang memeriksanya didalam." Ucap Tae.
Pavel bernapas lega, dia langsung saja mendudukan dirinya di kursi tunggu. Keringat bercucuran dari dahinya, bahkan sekarang kemeja putih yang ia pakai sudah basah dengan keringat.
"Dimana jasmu?" tanya Tae.
"Aku tinggal di kantor."
"Hey, bukankah kamu sedang rapat tadi?"
"Ya, aku tinggal." Jawab Pavel santai.
"Kamu gila?!"
Pavel menatap sebal pada kakak iparnya, "Aku tidak peduli. Saat Phi menelponku tadi, aku langsung berlari kesini. Apa Phi pikir aku tidak khawatir pada istriku?"
"Ya tapi..ah sudahlah..lupakan saja."
"Paman, ini untuk Paman Pavel." Ucap bocah perempuan yang masih ada digendongan Tae.
Pavel menoleh dan tersenyum, ia menerima susu kotak pemberian keponakannya itu, "Terima kasih na, Anna."
Anna tersenyum dan mengangguk, "Daddy, setelah ini belikan Anna susu lagi." Ucapnya pada Tae.
Tae tersenyum sembari mengusap pucuk kepala sang putri, "Iya, Daddy akan membelikannya untuk Anna nanti."
Pavel tersenyum melihat pemandangan itu, ia segera menancapkan sedotan pada kotak susu dan segera menyeruputnya sampai habis. Ia benar-benar kehausan.
Tidak berapa lama pintu ruang rawat terbuka dan menampilkan sosok Tee dengan jas dokternya.
"Phi Tee, bagaimana keadaan istriku?"
Tee terkejut dengan kemunculan adik iparnya yang tiba-tiba itu.
"Ish Pavel! Kamu mengagetkanku, bodoh."
Pavel mendengus sebal, "Maaf, Phi. Jadi..bagaimana keadaan Dome? Apa dia baik-baik saja? Dia tidak memiliki penyakit mematikan kan? Phi, jawab aku!! Apa istriku baik-baik saja? Bagaimana dia bisa pingsan? Phi Tee! Jawab pertanyaanku!!"
"Ya ampun, Pavel! Bicaralah pelan-pelan. Kamu ini benar-benar menyebalkan ya!" omel Tee, "Istrimu baik-baik saja. Dia hanya kelelahan."
"Hhhh syukurlah. Apa kau boleh melihatnya?"
"Tentu saja. Kamu suaminya." Ucap Tee.
Tanpa banyak basa-basi lagi, Pavel langsung masuk begitu saja kedalam kamar rawat Dome, mengabaikan omelan dari Tee dan kekehan dari Tae.
"Sial! Bagaimana bisa Nong Dome menikah dengan pria bar-bar seperti Pavel? Bahkan sikapnya tidak menunjukkan seorang bangsawan yang berkelas. Huh." Geram Tee.
"Hahahah sudahlah Baby, biarkan saja dia." Ucap Tae.
"Tetap saja aku kesal, Phi."
"Mommy, gendong." Pinta Anna pada Tee.
YOU ARE READING
PavelDome x ForthBeam [ONESHOOT]
FanfictionKumpulan cerita dari kapal PavelDome x ForthBeam tercinta <3 Selamat membaca! semoga suka :D