9. PROTEKTIF

993 74 7
                                    

Sejak dari parkiran Fakultas Kedokteran tadi, Dome terus-terusan menghela napas lelah karena sikap menjengkelkan milik Pavel yang mulai kambuh. Bagaimana tidak kesal jika sekarang Pavel terus menatap tajam pada mahasiswa-mahasiswi yang menatap Dome walau hanya sekilas.

Bahkan teman-teman Dome yang biasanya selalu tersenyum dan menyapanya, kini memilih untuk menyingkir jauh-jauh karena takut dengan sosok Pavel.

"Pavel, lebih baik sekarang kamu kembali ke Fakultasmu." Usir Dome.

"Aw! Aku kan sudah berjanji akan mengantarmu sampai kelas, Sayang."

"Pav, aku sudah besar, oke? Kamu tidak perlu mengantarku. Aku bukan anak kecil."

Pavel tersenyum dan mengacak rambut Dome gemas, "Aku tidak bilang jika kamu anak kecil. Kamu kan pacar tercintaku. Aku hanya tidak ingin ada yang menggodamu dan merebutmu dariku."

"Hhhh tidak akan ada yang berani menggoda dan merebutku darimu, Pavel."

"Bagaimana kamu tahu?" bingung Pavel.

"Karena mereka takut denganmu! Kamu kan terkenal sebagai pentolan Fakultas Teknik, premannya Fakultas Teknik."

Pavel tersenyum, "Hahaha kamu benar. Tapi tetap saja aku akan mengantarmu sampai kelas." Ucap Pavel tegas.

Dome menghela napas lelah, entah sudah yang keberapa kalinya, "Terserah padamu."

Sesampainya di kelas, Pavel ikut masuk dan mengantar Dome sampai ke tempat duduknya. Ia kembali menatap teman-teman Dome satu persatu dengan tatapan mata tajamnya. Wajahnya terlihat dingin dan benar-benar menyeramkan.

"Pavel, jangan menatap teman-temanku seperti itu. Sudah sana! Lebih baik kamu kembali ke Fakultasmu sendiri. Sana!!" usir Dome sambil mendorong-dorong tubuh besar Pavel.

"Tunggu dulu! Aku masih menunggu Ben dan Nine." Ucap Pavel.

"Hhh ayolah, Pavel! Jangan menyusahkan mereka berdua." Kesal Dome.

"Sssttt..sudah, kamu duduk manis saja dan belajarlah. Sebelum mereka berdua datang, aku yang akan menjagamu disini."

"Ck! Dasar menyebalkan!"

Pavel tersenyum, "I love you too."

"Gila!" maki Dome yang dihadiahi tawa oleh Pavel.

Tidak berapa lama kemudian, dua orang yang ditunggu oleh Pavel akhirnya datang.

"Kalian berdua kemana saja? Kenapa lama sekali?" omel Pavel.

"Aw! Tentu saja kami dari kantin. Sarapan." Jawab Ben.

"Kenapa tidak kalian makan di kelas saja?"

"Kamu ini berisik sekali sih! Sudah sana pergi! Lama-lama aku muak melihat wajahmu!" omel Nine.

"Dasar, kurcaci!" cibir Pavel.

"YAK!" teriak Nine kesal.

Pavel terbahak, "Kamu titip salam untuk Joong tidak?" goda Pavel.

Nine menatap sengit pada sosok Pavel, "Semoga dia cepat mati." sinis Nine.

"Baiklah, akan aku sampaikan pada adik tingkatku itu. Dia pasti senang karena orang yang ia suka menitip salam untuknya." Ucap Pavel.

Pemuda tampan ini berjalan mendekati meja Dome dan mencium kening sang pemuda manis, "Aku kembali ke Fakultasku dulu, saat makan siang nanti aku akan menjemputmu. Ingat! Jangan pergi kemana-mana tanpa Ben ataupun Nine. Mengerti?"

"Hmm." Dehem Dome.

"Dome?"

"Iya, aku mengerti. Aku tidak akan pergi kemana-mana tanpa ditemani oleh Ben dan Nine. Puas?"

PavelDome x ForthBeam [ONESHOOT]Where stories live. Discover now