Dome melangkahkan kakinya dengan riang memasuki kantin Fakultas Teknik sambil membawa sebuah tas kecil berwarna ungu. Sesampainya di Fakultas Teknik, ia celingak-celinguk mencari keberadaan kekasihnya.
"DOME!!!" teriak seseorang dari arah kanannya.
Dome menoleh dan mendapati para anak buah Pavel sedang duduk berkumpul disatu meja. Pemuda manis inipun melangkahkan kakinya kesana.
"Mana Pavel?" tanya Dome to the point.
"Hah? Kamu tidak tahu ya?" tanya Laem, sahabat sekaligus tangan kanan Pavel.
Dome mengerutkan alisnya, "Tahu apa?"
"Sini sini duduk." Ucap Sharp sembari menggeser bokongnya agar Dome bisa duduk.
Setelah duduk, Dome kembali menatap anak buah Pavel satu persatu, "Jadi..dimana Pavel?"
"Serius kamu tidak tahu, Dome?" tanya Park.
Dome memutar bola matanya malas, "Jika aku tahu dimana dia, aku tidak akan bertanya pada kalian semua. Ya ampun."
"Hehe..benar juga." Ucap Park sembari menggaruk tengkuknya.
Laem membenarkan posisi duduknya dan menatap Dome, "Sebenarnya..Pavel..dia.."
"Kenapa?"
"Pavel sedang sakit, Dome." Jawab Sharp.
"Sakit? Sakit apa?"
"Diare."
Dome terdiam, "Tapi semalam saat dia menelponku, suaranya terdengar baik-baik saja."
"Uhmm dia tidak ingin membuatmu khawatir." Ucap Park.
"Kenapa kalian tidak memberitahuku?" omel Dome.
"Aw! Jangan salahkan kami, Pavel yang menyuruh kami agar tidak bercerita apa-apa padamu, Dome. Dia tidak ingin kamu khawatir. Lagipula..dia mengatakan pada kami, jika hari ini kamu ada kuis, dan Pavel tidak ingin mengganggu konsentrasi belajarmu." Jelas Laem.
Dome terdiam.
Ketiga anak buah Pavel juga terdiam.
"Sejak kapan?" tanya Dome.
"Hah?" bingung Sharp.
"Sejak kapan dia diare?"
"Kemarin sore." Jawab Park.
"Dome, kamu tahukan bagaimana tabiat pacarmu itu jika sudah bertemu dengan makanan pedas? Dia bisa kalap. Kami bertiga sudah menegurnya, tapi yaaaa begitulah Pavel Phoom. Batu." Ucap Laem.
"Padahal dia tahu jika perutnya tidak kuat jika menerima makanan pedas banyak-banyak, tapi dia tetap nekat dan menghabiskan semua makanan pedas yang ia pesan, bahkan kami saja tidak boleh meminta walau secuil." Adu Park.
"Parahnya lagi, semua makanan pedas itu ia pesan dalam porsi jumbo. Bisa kamu bayangkan bagaimana tersiksanya perut kekasihmu itu. Beruntung dia hanya diare, mengingat nyawa kekasihmu itu ada banyak, jadi kami sedikit lega." Sambung Sharp.
Dome terdiam mendengar penjelasan dari ketiga sahabat kekasihnya. Sial! Kekasihnya itu benar-benar bodoh! Ck!
"Yasudah kalau begitu, terima kasih atas informasi kalian. Aku pergi dulu." Ucap Dome yang kini beranjak dari duduknya.
"Mau kemana?" tanya Park.
"Tentu saja kembali ke fakultasku, kemana lagi memangnya?"
"Itu..eum..apa ditas ungu itu..makanan?" tanya Park lagi.
Dome melirik tas ungu yang ia bawa dan kembali melirik pada sosok Park. Kemudian ia menghelas napas pelan dan meletakkan tas itu dihadapan Park.
"Sebenarnya ini untuk Pavel, tapi karena dia tidak masuk, jadi aku berikan bekal ini padamu. Habiskan! Setelah itu kembalikan lagi padaku kotak bekal dan tas ini. Paham?"
YOU ARE READING
PavelDome x ForthBeam [ONESHOOT]
FanfictionKumpulan cerita dari kapal PavelDome x ForthBeam tercinta <3 Selamat membaca! semoga suka :D