Mati Kau!

30 2 0
                                    

Kita telah menangkap seorang pembunuh!

Teriak pendeta diiringi hujatan orang-orang disekitarnya. Bahkan ada yang meludahi, melempari batu, menginjak-injak tubuh tokoh kita yang telungkup kesakitan.

Tokoh kita mengempalkan tangannya. Ia mulai geram. Ia bangkit. Mengambil belati ditangan pendeta. Lalu dengan sadis menikam dada sang pendeta, tepat menghujam jantungnya. Orang-orang panik. Ada yang berlarian. Ada yang tetap diam ditempat menggigit ibu jarinya.

Tubuh sang pendeta ia hempaskan ke tanah. Belati yang masih menancap di dadanya ia cabut. Ia cabik-cabik lagi dada sang pendeta,

Aku bukan pembunuh! Bukan! Bukan! Belati ini milik ibuku! Dan karena kau dan kalian, aku membunuh pria tua bangka sok suci ini!!

Napasnya terengah-engah. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia menatap wajah sang pendeta. Lantas menutup matanya yang terbelalak.

...

Bersambung

PelarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang