Ia memutuskan sejenak mengistirahatkan kakinya yang mulai nyeri. Ia terbaring di gubuk reyot yang hendaknya akan rubuh. Ia tak memikirkan hal itu, yang penting ia akan merasa lebih baik.
Kesadarannya mulai menurun. Tergeletak lemas tak berdaya.
Ia tertidur di siang bolong. Tergeletak di daerah antah-berantah bak sesosok mayat yang di buang oleh pembunuhnya.
Tiba-tiba ia meloncat dari gubuk reyot tempat ia tertidur. Seakan sedang disergap oleh orang asing. Tatapannya kosong. Bibirnya menganga. Lututnya gemetar. Ia merasakan ketakutan yang luar biasa. Ia lantas berlari sekencang mungkin ke arah utara.
Tak peduli apapun, yang penting lari!!
Teriaknya menggema diantara pepohonan yang keheranan atas sikapnya.
...
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelarian
Historia CortaJudul Awal: Sembilu & Belati. Langkah demi langkah. Tidak pernah berhenti. Menuju Ketiadaan. Kritik dan saran amat diperlukan. Selamat Membaca. Haraz B.