Vonis

22 2 0
                                    

Hakim mengetuk palu. Tokoh kita akan dihukum mati esok pagi. Tapi disaat ia dijatuhi vonis oleh sang hakim, ia tertawa terpingkal-pingkal. Baginya ini adalah hal paling lucu yang pernah ia saksikan dan alami.

Menurutnya sang pendeta sudah sepantasnya mati. Ia berargumen bahwa sang pendeta telah memfitnah ia di khalayak publik. Tapi sayang, ia tak punya pengacara ataupun saksi yang memperkuat argumennya. Dan vonis tetaplah vonis. Apalagi ia telah diketuk palu.

Ia, tokoh kita, digiring ke sel khusus oleh sipir. Di lemparkan kedalam. Dan dikunci rapat-rapat. Sang sipir mencemoohnya dengan sebutan setan yang lolos dari neraka. Ia, Tokoh kita, hanya membalasnya dengan senyuman.

...

Bersambung

PelarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang