Gelap Gulita

23 2 0
                                    

Tokoh kita meninggalkan jasad sang pendeta begitu saja. Akhirnya sang kijang sanggup mengalahkan harimau hutan yang buas. Tanpa otak.

Ia menyepi di gubuk reyot tadi. Kali ini amatlah beda. Ia sulit terlelap. Meskipun sekujur tubuhnya diterjang rasa sakit yang amat sakit.

Ia menatap kearah langit. Bulan sabit bersinar terang. Sinarnya memaksa masuk kedalam inti jiwa tokoh kita.

Ia merasa bersalah. Ia telah menghilangkan sang pendeta dari peradaban.

Besok, ia memutuskan untuk menyerahkan diri ke kantor polisi. Ia akan menerima apapun konsekuensinya. Yang penting bisa menimbulkan ketenangan dilubuk hatinya. Ia rela.

Diantara gelap malam. Ia berdebat dengan dirinya sendiri. Ia menangis sejadi-jadinya. Tapi disisi lain. Ia bersyukur. Jika tidak, ia pasti terbunuh di gereja siang tadi oleh gerombolan orang sok suci itu.

...

Bersambung

PelarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang