Saat kembali ke istana Lisa melihat ayahnya mengobrol dengan seseorang.
Siapa dia? Aku tak pernah melihatnya, batin Lisa.
Lisa memutuskan untuk bertanya nanti saja dan memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu.
Saat sudah selesai, ia keluar dan menghampiri ayahnya yang sedang duduk santai di taman istana.
"Ayah!" mendadak wajah raja Luis berubah dingin saat melihat Lisa sampai sampai membuat Lisa sendiri heran dengan perubahan wajahnya.
Apa aku membuat kesalahan?, batin Lisa.
"Ayah, siapa wanita itu?"
"Wanita?"
"Iya, yang tadi mengobrol denganmu"
"Fellin, Dia teman ayah."
"Kenapa aku tidak pernah melihatnya? dan ayah tidak pernah cerita soal dia"
"Aku lupa."
Lisa mengernyit, apa apaan ini! Kenapa ayah tak seperti biasanya?!
"Aneh sekali. biasanya ayah selalu menceritakan apapun padaku, apa apaan ini..." gerutunya.
"Jangan menggerutu begitu, seperti anak kecil saja. kau sudah besar." dengan tatapan malas raja Luis pun langsung meninggalkan taman.
"Drama macam apa ini!" ocehnya lagi.
••°°••
Lisa semakin kesal saja. Pasalnya semakin hari ayahnya sangat cuek dan lebih memperhatikan Fellin wanita yang tidak jelas itu.
Fellin sekarang tinggal di istana kata ayahnya hanya 3 hari namun ini sudah 5 hari dan dia belum juga menghilang dari sini.
Lisa pun menghampiri adiknya yang berada di kebun khusus istana.
"Lay!! Lay!!" teriak Lisa.
"Gaa usah berteriakk seperti ituu! kupingku masih normal tau!" saut Lay kesal, "Apa? kenapa memanggilku?"
"Aku bosan temani aku yaaa"
"Gaa bisa, aku sedang sibuk!"
"Sibuk? sibuk apa? melihat lihat tanaman yang tidak jelas?"
"Tidak jelas? enak saja! aku ini sedang menganalisis tanaman tau!"
"Oh Manusia seperti mu bisa sibuk juga ternyata" celetuk Lisa.
"Bisalah aku kan bukan pemalas seperti kakak" balas Lay.
"Hei! Aku tidak semalas itu ya! aku juga punya kesibukan"
"Apa? merawat dan mengobrol dengan lili?"
"Yaak!" Lisa memukul lengan Lay sebagai pelampiasan kesalnya.
"Kakak senang sekali sih memukulku! sudahlah sana pergi!" usir Lay mendorong punggung Lisa agar cepat pergi.
Dengan wajah kesal ia pun akhirnya pergi dari sana.
Sekarang apa yang harus kulakukan?, Batin Lisa.
"Baiklah aku akan menemui teman teman ku saja"
Saat Lisa berjalan keluar ia melihat ayahnya dan Lay yang sedang bersama Fellin.
Kenapa semua orang menjadi sibuk memperhatikan wanita itu! Mulai dari ayah dan sekarang Lay! Menyebalkan.
Sepertinya aku memang harus pergi dari sini, baiklah!, Batin Lisa.
"Ayo Lili kita pergi!"
Ia pun pergi dari istana dengan raut wajah yang marah.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Element Blood.
FantasyMereka terlahir dengan anugerahnya masing masing. Meski terkadang semuanya tak berjalan mulus namun dari rintangan itulah mereka menemukan jati diri yang sebenarnya. (SELESAI)