Tepat saat jennie kembali ke istana ia melihat seorang wanita yang baru saja pergi ke arah hutan.
Tapi tak seperti biasanya, Jennie merasakan sesuatu yang negatif dari wanita itu.
Positif thingking Je...itu hanya perasaanmu saja, Batin Jennie.
Jennie berjalan gontai ke dalam istana.
"Putri, tuan menyuruh saya untuk memanggil anda ke ruang latihan." ucap dayang.
Apa tidak ada istirahat untukku?, batin Jennie.
Ia memutar bola matanya malas, baru saja ia ingin istirahat ke kamarnya tapi gagal. ia pun berjalan ke ruang latihan dan memang terdengar suara pedang.
"Jennie! cepat ambil pedang mu kita berlatih." ucap raja James.
"Aku lelah ayah, lain kali saja ya?"
"Sekarang! Ayah tidak ingin kau menjadi putri yang lemah, cepat!"
Mau tidak mau Jennie pun menuruti kemauan sang ayah.
Jennie dan Raja James mulai berlatih.
Jennie tidak fokus dan tubuhnya tidak memiliki tenaga yang cukup, karena itu pedang pun dengan mudah menggores lengannya.
"Ayo jennie! Fokus!" teriak raja James.
"Sudah ayah! Sudah cukup!" Jennie melemparkan pedang ke sembarang arah dan langsung pergi dengan membawa luka di tubuhnya.
BRAK!
ia membanting pintu kamarnya dengan kasar.
Dengan kondisi tubuh yang lelah dan isi kepala yang memiliki banyak tekanan, ia berkaca melihat dirinya sendiri.
"...miris!"
Ia sama sekali tak memikirkan luka di tubuhnya karna saking kesalnya pada sang ayah.
Ia bercermin memperhatikan dirinya.
"Zirah, pedang, berburu... sebenarnya aku ini putri mu atau putra mu yah?.. hahaha" gelak tawa yang perlahan mengeluarkan air mata.
Memang benar sejak kecil Jennie tidak boleh melakukan sesuatu layaknya putri kerajaan. jadi ia tumbuh menjadi gadis tomboy yang cantik.
Mau dibagaimana pun Jennie tetaplah seorang gadis.
••°°••
Jennie yang baru selesai berlatih melihat ayahnya yang melambaikan tangan pada seorang wanita.
"Wanita itu lagi?" gumamnya.
Belakangan ini raja James sering bertemu dengan wanita itu, yang bahkan Jennie pun tidak tau siapa dia.
"Ayah.." panggil Jennie menghampiri.
"Kau selesai berlatih?"
Jennie mengangguk.
"Bagus. jadilah seorang putri yang dapat dibanggakan kelak.."
Sambil berjalan kedalam istana Jennie bertanya, "Hm..siapa wanita itu yah?"
"Namanya Elsa, dia seorang ratu dari bangsa api selatan"
"Ayah sepertinya terlalu dekat denganya"
"Apa maksudmu?"
"Ayah terlalu dekat sampai setiap hari slalu bertemu, apakah satu kali saja tidak cukup?"
Raja James tertawa, "Kau rupanya cemburu terhadap Elsa? Hahaha tenanglah Jennie, ayah akan tetap menyayangimu."
"Aish! Tidak maksudku—"
"Sudahlah ayah ingin membersihkan diri dulu." dengan begitu raja James pun pergi ke kamarnya.
Maksudku...ntahlah aku hanya merasakan sesuatu uang buruk, Batin Jennie.
••°°••
Jennie mengurung diri di kamarnya. Ia hanya berfikir tidak seharusnya sang ayah memperlakukan nya seperti ini.
Semakin hari ayahnya benar benar seperti ingin Jennie berganti pria. Jennie sudah lelah.
"Aku lelah jika harus berpura pura baik baik saja.."
"Aku tidak bisa terus seperti ini.."
"Ayah... sepertinya kau tidak menginginkan kehadiran putrimu ini, kau lebih memilih kehadiran seorang putra"
"Dan sementara... aku ini seorang gadis, seorang putri."
"Maaf ayah, tapi sepertinya aku harus pergi dari sini."
Jennie memutuskan pergi dari istana membawa joon.
"Joon ayo kita pergi.." Jennie.
Ia pun menunggangi Joon dan terbang.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Element Blood.
FantasyMereka terlahir dengan anugerahnya masing masing. Meski terkadang semuanya tak berjalan mulus namun dari rintangan itulah mereka menemukan jati diri yang sebenarnya. (SELESAI)