Jambu Alas

12.9K 493 11
                                    

Author POV

Sekuat-kuatnya seorang wanita mampu menahan kesabaran, tidak akan mungkin ia sanggup menahan bila cinta sudah mulai diduakan. Perempuan itu membanting panci yang sedang dicucinya dengan kasar. Menimbulkan bunyi gedombrang kala berbenturan dengan wastafel yang berbahan stainless steel. Suara berisik itu seketika memenuhi gendang telinga, mengalirkan getaran panas yang sanggup mendidihkan darahnya yang sedari tadi menggelegak menahan amarah.

"Sudah, cukup!" teriaknya seraya membanting serbet yang tersampir di pundak.

Mengenakan daster yang mulai kumal dan lusuh, penampilan wanita itu tak ubahnya seperti seorang pembantu di rumah sendiri. Sementara perempuan yang baru tiga bulan resmi menjadi madunya saat ini sedang enak-enakan di dalam kamar dengan alasan tengah mengalami morning sickness.

"Cih. Dasar jalang murahan!" umpatnya seraya bergegas menyusuri tangga mewah melingkar yang menuju ke lantai atas, di mana kamar tidur utama yang dahulu menjadi miliknya kini dikuasai oleh sang istri muda.

Dia mulai tak tahan melihat tingkah sang madu yang kelewat manja, membuatnya serasa ingin menyiramkan air keras ke wajah putih mulusnya. Wajah yang membuat lelakinya terjerat cinta buta pada sang mantan. Meski dahulu pernah meninggalkannya demi menikah dengan seorang duda tua yang kaya raya.

Perempuan jalang itu  bersikap seolah dialah ratu di rumah itu, sedangkan dia hanyalah selir. Padahal dari keringat dan sisa warisan kedua orang tuanyalah segala kenikmatan ini berasal. Sayangnya wanita malang itu tak mampu memberikan anak yang sejak lama diinginkan suaminya. Membuatnya tidak berpikir dua kali untuk menikahi mantan kekasih yang baru saja menjanda setahun lalu.

Belum lagi kering pusara suaminya, perempuan murahan itu sudah mulai menggoda suaminya. Cinta yang masih tersisa di hati lelaki berwajah tampan itu membuatnya buta. Tanpa sungkan pria berusia tiga puluh lima tahun itu pun terang-terangan menyatakan ingin menikahinya, karena ingin memiliki anak dari benihnya sendiri.

Apalah daya sang istri yang terlalu mencintainya, ia tak sanggup menolak keinginan itu karena begitu takut akan kehilangan satu-satunya lelaki yang dipuja dalam hidupnya. Seluruh hidup telah diserahkan untuknya. Seluruh aset bahkan termasuk rumah ini tercatat atas nama Kresna, demi baktinya sebagai istri yang begitu tulus mencintai. Hingga rela diduakan daripada harus kehilangan satu-satunya alasan untuk bertahan hidup.

"Ya Allah, Rabul Izati. Kuatkanlah hamba-Mu ini." Pintanya dalam hati.

Dengan gusar dia membuka pintu kamar, tempat perempuan jalang itu berdiam menikmati kehamilan yang dia banggakan siang dan malam. Tak jarang ia merebut jatah ranjangnya dengan dengan alasan buah hati yang ada dalam kandungannya.

Wanita itu sepenuhnya sadar bahwa amarah sedang menguasai dirinya. Namun, madu tak tahu diri itu memang harus diberi pelajaran agar tahu sedikit sopan santun. Semenjak dinyatakan positif hamil, secara perlahan ia menggeser kedudukan istri pertama. Berawal dengan mengambil alih kamar utama, selanjutnya menjadi ratu yang berkuasa di dalam istana yang dibangun bersama dengan susah payah melalui keringat istri tua.

Ia menarik napas, dan menghembuskannya perlahan. Mencoba mengumpulkan segenap kekuatan untuk menegakkan keadilan bagi dirinya.

Saat Pintu terbuka, pemandangan yang terlihat adalah seorang wanita cantik yang tengah asyik mematut diri di depan kaca. Mengagumi liontin  berlian yang menghiasi kalung emas 24 karat yang bertengger manis di leher jenjangnya.

"Marini!" hardiknya gemas, "Beraninya kau mencuri perhiasanku!"

Ditariknya pundak perempuan itu hingga memutar ke arahnya. Matanya mendelik dengan garang. Cukup sudah, ia tak mau lagi menahan diri. Karena kalap, ditamparnya wajah mulus itu sekuat tenaga. Sambil berharap mukanya hancur sekalian.

JAMBU ALASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang