Prolog

197 9 2
                                    

"Perhatian-perhatian!"

Kesepuluh orang itu menoleh mencari sumber suara.

"Suara darimana??"
"Ini dimana ya? Ada yang tahu?" tanya Jacob.
"Ngga tahu."ucap Nevalya.
"Ini gue gak kena prank kan? Masa prank beginian sih? Ga lucu tahu! Gue tau gue youtuber terkenal, tapi ga seru banget sih ngepranknya di hutan beginian!" kata Amelie.
"Gaada yang peduli lo youtuber atau bukan. Yang kita pikirin tuh kayak mana cara keluar dari sini!" Balas Krystal dengan nada ketus dan dingin.
"Ketus amat sih lo! Sirik ye gue youtuber terkenal?"
Krystal memasang muka sinis.
"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

"Apa-apaan! Ini dimana?" Arka mengomel-ngomel entah pada siapa.

Mereka terjebak dalam sebuah hutan antah-berantah, yang seolah tak berujung. Mereka tak ingat bagaimana persisnya mereka bisa sampai di tempat terpencil seperti itu.

"Dimana ini, tolongin aku ..." ucap Jessy ketakutan.
"Waduh ini gimana? Kita bakal mati! Tak ada lagi harapan untuk hidup di situasi seperti ini," Joseph menghela nafasnya.

Bzzt! Ngiiiiiiing!

Suara memekakkan telinga itu terdengar.

"Apaan lagi sih!" Arka semakin emosi.

"Kalian harus bertahan hidup selama mungkin di sini. Semoga beruntung," Kata suara itu.

"Menyebalkan! Kurang ajar itu emang! Siapa sih yang bawa kita ke sini? Anjing! Cari mati emang! Itu lagi, suara entah dari mana, emang lo pikir lo siapa hah? Bertahan hidup? Lo kira ini candaan?" maki Arka.

"Udah-udah, tenang dulu tenang. Kita harus cari jalan keluar dari tempat ini. Kita pasti akan menemukannya." kata Janneth.

"Kalau ngomong doang emang enak, cari jalan keluar. Kalau udah gini mana ada lagi yang namanya jalan keluar. Udah pasti mati lah, gausah sok optimis deh." balas Joseph.

"Siapa yang tahu ada tidaknya jalan keluar kalau ngga coba cari? Setidaknya kan ada kemungkinan hidup, daripada pasrah doang!"

"Haha, carilah kalau dapat. Jalan keluar? Omong kosong apa itu?"

"Setidaknya..."

"Halah, berhenti berbicara omong kosong. Memang sudah naas ki-" Joseph memotong ucapan Janneth.

"Jangan potong ucapanku! Kalau tidak mau cari, ya sudah, biar kau mati sendirian di sini! Siapa yang mau ikut cari jalan keluar?"

Semuanya mengatakan "Aku." Kecuali Joseph.

"Yasudah, kita pencar."

"Seph, kamu yakin ga ikut? Ayolah, kita harus selamat. Jangan kayak gitu dong." bujuk Jessy pada pacarnya.

"Ngga ah, aku ga mau keluarin tenaga cari jalan keluar. Aku yakin, ngga ada jalan keluar dari hutan ini."

"Ayolah. Please, jangan gitu! Coba aja dulu, kalau ngga ada kan, setidaknya kita udah usaha untuk bertahan hidup."

"Ngga."

"Please ..."

Setelah beberapa saat dibujuk Jessy, akhirnya Joseph melangkahkan kakinya dan ikut mencari jalan keluar.

"Apakah ini ... benar-benar ada jalan keluarnya? Atau ..."

*Welcome to survival simulation forest. Survive, find your way out if you can. Good luck!*

SurvivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang