Keesokan harinya...
Joseph bangun terlebih dahulu di banding Jessy.
Joseph memandang wajah Jessy yang sedang tertidur dengan tenang.
"Huahhhhhhh" Joseph menghela nafas nya.
Joseph pergi ke dapur gubuk tersebut dan melihat apakah ada yang dapat di makan atau tidak.
Sesampai nya di dapur,Joseph melihat ada 2 piring nasi goreng daging.
Joseph sedikit memperlihatkan senyuman nya. Namun,Joseph tidak langsung memakan nasi nya melainkan pergi membersihkan badan nya terlebih dahulu.
Syurrrr syurrrr byurr
Suara percikan air terdengar dari arah kamar mandi yang menandakan Joseph sedang membersihkan dirinya didalam sana. Tetapi suara itu sama sekali tidak mengganggu acara tidurnya Jessy.
. . .
Eunghh.. hoammmJessy terbangun dan mengerang tak lupa diikuti dengan acara nguap menguap.
"Josh?" Panggil Jessy yang memandang sekitar nya kosong tidak ada seorang pun disana.
Jessy beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menelusuri rumah gubuk tersebut.
Sampai di depan kamarnya, terlihat senyuman dari Jessy setelah melihat pacarnya keluar dengan rambut yang super acak-acakan. Maklum habis mandi.
Joseph yang masih mengeringkan rambutnya menggunakan handuk pun belum menyadari keberadaan sang pacar yang sekarang sedang melihatnya sambil tersenyum.
Butuh beberapa menit untuk Joseph sadar bahwa dia sedang di perhatikan.
"Eh morning Jessy." Sapa Joseph yang memandang Jessy.
Jessy yang sadar bahwa dia ketahuan memandang pacarnya sedalam itu pun hanya menunduk malu dengan wajah yang memerah.
Joseph menarik tangan Jessy untuk duduk di meja makan dan tak lupa mengangkat kepala Jessy yang sedari tadi menunduk.
"Jess." Panggil Joseph.
Jessy pun memandang wajah Joseph.
"Dimakan.. ada nasi goreng daging nih." Ujar Joseph sambil memberikan sepiring nasi goreng itu.
"Ini kamu yang masak?" Tanya Jessy memandang nasi goreng daging tersebut.
"Engga Jess, ini udah ada sih pas aku bangun tadi." Jawab Joseph.
"Gapapa nih di makan? Aku takutnya ada apa apanya lagi. Kan soalnya cuman ada kita berdua didalam rumah." Tanya Jessy.
Joseph terlihat berfikir,memang iya sejujurnya dia juga takut. Tapi mau bagaimana lagi, sungguh dia sangat lapar sekarang.
"Iya sih Jess,tapi mau gimana.. aku laper nih.. mau lanjutin perjalanan lagi tapi engga makan. Mumpung ada makanan why not?" Jawab Joseph acuh.
Joseph mulai mengambil suap pertamanya untuk masuk ke dalam mulutnya.
Joseph tersenyum,ternyata nasinya sangat enak. Wajahnya yang awalnya lesu langsung berbinar. Setidaknya untuk hari ini dia bisa makan nasi tidak makan daging mentah yang sangat menjijikan.
"Jess enak nih!" Ucap Joseph dengan semangat,sambil mengambil sesuap nasi goreng itu lagi dan memasukkan nasi itu ke mulutnya.
Jessy awalnya ragu,namun melihat Joseph tidak apa apa,dia pun mulai menyendokkan nasi itu kedalam mulutnya.
Awalnya Jessy tidak apa apa, namun setelah beberapa suapan, tiba tiba Jessy tidak bisa bernafas dengan baik dan mulutnya mengeluarkan cairan putih.
Joseph yang tak sengaja melirik ke arah Jessy pun membulatkan matanya,dia langsung menghentikan acara makannya dan memilih untuk menolong pacarnya.
"JESS! KAMU KENAPA?" Teriak Joseph.
Tentu Jessy tidak membalas,malah memberikan reaksi kejang kejang dan mengeluarkan cairan putih semakin banyak.
"Sial!" Teriak Joseph.
Tanpa basa-basi, Joseph pun langsung mengangkat Jessy dan berlari berharap dia menemukan sebuah klinik yang dapat membantu Jessy.
Jejak kaki Joseph tidak berhenti menandakan bahwa Joseph sedari tadi tidak berhenti berlari dan masih terus mencari klinik,tak lupa berdoa untuk pacarnya.
Namun semuanya berhenti,setelah mendengar pengumuman dari speaker tersebut.
"Jessy pemain terakhir yang harus mati, karena keracunan makanan."
Joseph yang mendengar itu pun berdiri membeku.
"K-keracunan?" Gumam nya sambil memandang wajah Jessy yang sekarang pucat pasi dan tak lupa badan yang sedingin es. Padahal belum beberapa lama dia menggendong Jessy.
Air mata Joseph langsung berlomba lomva untuk keluar. Dia langsung terjatuh dan berteriak sekencang kencangnya.
"Untuk Joseph,anda pemenang dari permainan ini. Sekarang anda dapat bekerja dan sebagai asisten direktur ternama di perusahaan populer pula."
Joseph yang mendengar itu pun hanya bisa berteriak kesal.
"Bangsat,gue ga butuh itu semua." Ucapnya kasar.
Namun tidak ada suara lagi dari speaker tersebut. Yang menandakan bahwa permainan tersebut memang sudah selesai.
Perlahan-lahan mata Joseph semakin berat dan ingin tertutup.
"I-inikah.. a-akhir da-dari semuan-nya?" Ucap Joseph sebelum menutup matanya.
End.

KAMU SEDANG MEMBACA
Survival
Mystery / Thriller[completed] 10 orang dikumpulkan dalam sebuah simulasi hutan yang dijadikan ajang kompetisi untuk bertahan hidup. Tanpa makanan. Tanpa air. Tanpa alat komunikasi ke dunia luar. Seberapa lamakah mereka mampu bertahan? . A collaboration between micins...