Part 7

32 5 0
                                    

Joseph dan Jessy yang sedang menikmati tertawaannya pun langsung terdiam.

"Eh jess, kamu dengar sesuatu gak?"tanya Joseph.

" Iya ni. Barusan aja dari sana,"balas Jessy sambil menunjuk ke arah semak-semak.

Kemudian Joseph langsung menggengam Jessy dan ditarik ke belakangnya agar apabila terjadi sesuatu, Jessy tidak langsung tersakiti.

Suara dari gesekan di semak itu semakin terdengar.

"Siapa di sana?" jerit Joseph ke arah semak belukar.

Kemudian, muncullah Arka dengan muka lusuhnya.

"Kamu Arka kan?"tanya Joseph.

" Yaa.. Izinkan aku bersama kalian. Aku dari tadi dikejar Krystal. Aku tidak mau mati dimakan dia,"ucapnya dengan nada lemas.

"Ya..ya..yasudah. Kamu boleh bersama kami," jawab Joseph.

Kemudian mereka pun melanjutkan kembali duduk dan Jessy duduk di sebelah Joseph dengan rasa cemas.

"Eh, kalian tau gak disini tinggal berapa orang?" Tanya Arka.

"Gatau juga sih, soalnya kan speaker itu belum ngabarin lagi sejak kemarin. Stay safe aja," Balas Joseph.

"By the way, kalian lapar gak? Kalau kalian lapar, aku ada sedikit makanan nih. Mungkin bisa membantu mengganjal rasa lapar kalian," tawar Joseph sambil mengeluarkan sebongkah daging yang sebenarnya merupakan daging Krystal.

"Loh..loh..loh ini daging apaan?," Tanya Joseph.

"Tenang aja, ini tadi aku temukan saat di tengah jalan. Mungkin ini diberikan oleh speaker yang mengawasi kita," sambung Arka.

"Kamu yakin ini layak dimakan?"

"Iya. Kamu tenang saja. Daripada kamu mati kelaparan kan?" goda Arka.

"Hmm.. Ini kok kayaknya gak bener yah. Mukanya mencurigakan banget. Lagi pula, dari kemarin speakernya ga mengatakan akan memberikan makanan di tengah jalan," gumam Jessy dalam hati dengan rasa curiga.

Kemudian, Joseph mengambil daging yang diberikan oleh Arka dan dibagikan kepada Jessy.

"Aku gamau ah. Kayaknya jijik banget," tolak Jessy.

"Gapapa Jess. Daripada kita tidak bertahan hidup," goda Joseph.

"Ish. Tapi emangnya kamu gak jijik makan makanan beginian?"

"Udah. Kamu bayangin aja kamu lagi makan Tenderloin steak yang biasa kita makan di rumah makan," kata Joseph sambil mengusap-usap rambut Jessy.

Kemudian, Jessy pun mengambil gigitan pertamanya.

"Kok rasanya aneh ya. Aku belum pernah makan daging dengan rasa begini."

Kemudian Arka pun langsung menjawab "udah gapapa. Mungkin rasa itu biar kita kenyang lebih lama."

Kemudian, Jessy, Joseph, dan Arka melanjutkan makannya walaupun Jessy merasa tidak nyaman.

Setelah selesai makan, Arka langsung berdiri dan mengatakan "Kita harus bergerak. Kalian tidak mau kan kita ketahuan posisinya sama Krystal? Krystal pasti sekarang lagi mencari kita untuk dimakan."

Jessy yang mendengar itu pun ketakutan dan mengajak Joseph untuk mengikuti rencana Arka.

"Yaudah, kita bergerak," Kata Joseph.

"Oh iya, jangan lupa bawa sesuatu untuk berjaga diri. Manatau nanti ada apa-apa," kata Arka agar ia tidak dicurigai membawa senjata.

Joseph mengambil ranting tajam dan Jessy membawa sebuah batang pohon yang berdiameter 20cm.

"Wow, kamu cocok pakai itu Jess! Kaya tongkat baseball," ucap Joseph dengan nada bercanda.

"Iya dong. Aku kan dari dulu udah belajar main baseball hehehe," Balas Jessy dengan canda.

"Udah ayo bergerak, jangan banyak bacot kalian berdua,bucin!" gertak Arka memotong candaan mereka.

3 jam setelah mereka berjalan menelusuri hutan belantara, Jessy pun sudah mulai kelelahan.

"Aku mau istirahat dulu. Dari tadi jalan terus yang diliat cuma pohon, pohon dam pohon. Berasa gak ada ujungnya ini hutan," ucap Jessy sambil menghentikan langkah kakinya.

"Yaudah, kita istirahat dulu disini. Besok kita lanjut jalan lagi ya," sambung Arka.

Kemudian, mereka pun mencari dedaunan untuk dijadikan alas duduk.

Malam pun tiba, Jessy tidur bersandar pada Joseph dan Arka tidur bersandar pada pohon.

Mereka sudah mulai terlelap tidur kecuali Arka.Ia hanya berpura-pura tidur. Inilah rencananya.

Ia tahu Joseph akan bangun tengah malam untuk buang air kecil.

Kemudian saatnya pun tiba, Joseph terbangun karena sesak kencing. Joseoh yang langsung berdiri pun membangunkan Jessy yang tidur bersandar padanya.

"Mau kemana?" tanya Jessy.

"Mau kencing aja kok, kamu lanjut tidur aja ya," jawab Joseph.

"Jangan lama-lama ya," ucap Jessy lagi dengan khawatir.

"Iya-iya Jess. Tenang aja kamu."

Kemudian, Jessy pun tidur lagi karena masih ngantuk.

Arka yang sudah mulai senang langsung mengambil senjatanya.

Gelap gulita. Hanya suara kencing Joseph yang terdengar di telinga Arka.

Ia merasa bahwa Joseph sudah berada di depannya.

Ia langsung mengayunkan kapak yang dibawanya ke punggung Joseph.

"Arghhh!" jerit Joseph kesakitan.

"Loh kok ngga langsung mati? Wah sudah mulai tumpul nih kapakku," gumam Arka dalam hati.

Kemudian Joseph pun terbaring kesakitan dan Arka menontonnya menderita.

Ia tidak ingin menghabiskan energi. "Lagi pula nanti juga mati sendiri" Pikir Arka.

Kemudian, Arka pun tertidur disana.

Tak terduga, ternyata Joseph masih bertahan menahan rasa sakit di badannya.

Saat ia menyadari bahwa matahari sudah terbit, ia langsung menjerit lagi.

"Jess! Tolong!"

Ini tidak hanya membangunkan Jessy tetapi juga Arka.

"Wah, kuat juga kamu ya, masih bisa nahan," kata Arka yang baru terbangun dari tidurnya.

Kemudian Arka berdiri menghadap Joseph yang sudah terkapar lemas.

"Saatnya kuakhiri permainan ini, Nak!"

Ia mengayunkan kapaknya ke atas dan Jessy ternyata sudah dari tadi berada di belakangnya.

Untungnya, Jessy lebih cepat dari Arka sehingga Joseph tidak mati.

Kepala Arka langsung dihantam dengan balok kayu dengan tenaga maut Jessy sehingga kepala Arka pecah dan isinya berceceran di badan Joseph.

"Kamu tidak apa-apa kan?" cemas Jessy.

"Gak papa, untunglah pengkhianat ini sudah mati," balas Joseph.

Mulai saat itu mereka berjanji untuk tidak mempercayai siapa pun lagi.

Tiba-tiba speaker mulai memberikan info lagi setelah pertarungan tadi selesai.

"Haloo....

Tbc.

SurvivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang