Part 2

57 6 3
                                    

Janneth berjalan lurus, matanya sesekali melihat ke arah kiri kanannya. Ia tak beristirahat sedikitpun. Tiba-tiba ia menemukan suatu kotak misterius yang tergeletak di hutan itu.

"Wah apa ini?"

Ia mencoba membukanya.

"Terkunci??"

Janneth tak putus asa. Ia membanting-banting kotak, menghantam kotak itu ke pohon dan menyepak kotak itu dengan kakinya.

"Kuharap disini ada peralatan bertahan hidup..."

<><><><><><><><><><>

"Hadeh, capek banget. Ini sebenarnya ada apaan sih kok aku harus ribet-ribet cari jalan keluar?"

"Ouch. Kakiku sakit."

"Masih jauh tidak?"

Billy tak berhenti mengeluh sepanjang perjalanannya. Ia berjalan dengan terseok-seok dan dengan rasa enggan.

"Capek!" Kemudian Billy memutuskan untuk duduk di bawah sebuah pohon rindang.

<><><><><><><><><><>>

"Jalannya nggak berujung. Percuma juga kita cari!" keluh Joseph.

Keluhan Joseph diabaikan Jessy. Jessy terus berjalan menyusuri hutan.

"Wah ada genangan air. Mungkin bisa dikonsumsi. Haus banget ini, mana jalan keluarnya belum kelihatan."

"Jangan! Jangan diminum!" kata Joseph.

"Tapi aku haus," balas Jessy

"Aku tidak yakin. Pasti itu beracun."

Jessy mencoba memegang air itu. Tangannya langsung melepuh.

"Lihatlah, beracun bukan? Apa akibatnya kalau kamu minum itu? Aku tidak mau kehilanganmu."

"Iya iya, maaf mengabaikan. Aku tak akan minum air dari genangan di sini lagi."

"Nah gitu dong."ucap Joseph sambil mengusap lembut kepala Jessy.

Lalu mereka berpencar setelah itu.

<><><><><><><><>>>>

Nevalya mengumpulkan ranting-ranting yang tertumpuk. Ia lalu mematahkan ranting-ranting tersebut.

Krek.

Kretek kretek.

Kemudian ia menandai jalan yang dilaluinya dengan ranting itu. Ia menancapkannya ke tanah.

"Semoga sajalah aku tidak tersesat." kata wanita itu.

Blam! Bam!

"Suara apa itu?"

Nevalya berjalan mencari sumber suara. Setelah beberapa saat ia berubah pikiran.

"Ah, abaikan sajalah."

<><><><><><>>>>>>>>

Arka memaki sepanjang perjalanannya. Segala macam binatang dan kata kasar keluar dari mulutnya. Sampai-sampai Jacob yang berjalan bersamanya tidak tahan mendengar hal itu dan diam-diam meninggalkan Arka.

"Sialan! Keparat! Dasar! Mana orang asing yang mengikutiku tadi? Kenapa pergi? Padahal aku butuh bantuannya untuk mengangkat pohon berat penghalang ini!"

Arka mencoba mengangkat pohon itu sendirian dengan sekuat tenaganya.

"Ugh!"

Pohon itu tak bergerak.

SurvivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang