Hari kedua MOS. Murid-murid mulai ribut dikelas. Tidak diam seperti kemarin. Sementara Classy tidak menemukan seorang pun yang bisa menjadi sahabatnya.
"Guys! Ada ibu-ibu guys!" Guntur sedari tadi berteriak-teriak tidak jelas. "Om telolet om!" Begitu juga dengan Rizky, cowok bertubuh kurus dan pendek itu menaiki meja sambil berteriak-teriak.
"Eh, pokoknya kak El gebetan gua ya!" Ros menggeliting bersama perkumpulan cewek penggosip. "Gak, kak El punya gue!" Salah satu cewek berbicara dengan nada tinggi.
Tidak ada satupun guru atau anggota OSIS yang masuk kelas ini daritadi. Suasana ini membuat Classy muak. Membuang waktu saja. Ia memutuskan keluar untuk ke toilet.
"Bikin mood hancur aja tu kelas." Classy menggerutu pada diri sendiri.
"Kenapa?" Langkah Classy terhenti saat mendengar suara dingin itu lagi. Tepat dihadapannya, lelaki jangkung itu berdiri. Ya, dia adalah El.
"Kepo."
Saat Classy ingin pergi, lengan nya ditahan. "Berisik?" Tanya El.
"Iya."
Setelah itu, Classy bergegas pergi ke toilet.
"Permisi kak." Ucap Classy sopan, saat kembali ke kelas ia menemukan El berdiri di depan pintu sambil menatap dingin seisi kelas. "Masuk aja." Balas El.
Hanya dengan mendengar suara dingin dari El, semua cewek dikelas itu sudah klepek-klepek dibuatnya. El masih saja didepan pintu. Namun kali ini ia menghadap keluar kelas.
Ternyata tadi Rizky kepergok naik ke atas meja. EL terkenal sebagai murid yang sopan, ia menghukum Rizky lari keliling lapangan 5 putaran. Tentu tidak sedikit, karena lapangan sekolah ini begitu luas, bahkan lebih luas dari lapangan di stadion sepakbola.
🏫
Ini hari ketiga, hari terakhir MOS. Besok semua murid akan ditempatkan dikelas tetap mereka. Hari ini siswa-siswi diharuskan membawa peralatan kebersihan. Classy dapat bagian membawa sapu lidi.
Itu artinya ia harus berpanas-panasan menyapu lapangan.
Classy sempat terkejut mendengar itu. Kenapa? Kenapa harus nyapu lapangan? Cuaca siang ini sangat panas terik matahari. Kulit Classy bisa terbakar. No.
Siswa-siswi sibuk mengerjakan bagian masing-masing. Classy pun mau tak mau harus menyapu lapangan. Tapi ia hanya menyapu tanpa semangat. Hanya menggerakkan batang sapu ke kanan dan ke kiri tak berarti.
"Ayo Classy, semangat!" Itu Ros. Ia juga mendapat bagian menyapu lapangan. Ros sungguh bersemangat siang itu. Classy tetap malas. Ia tak mau tenaganya terlalu banyak terbuang.
"Cepat sapu." Suara itu mengejutkan Classy dan dengan refleks ia berkata,
"Setan."
Dia selalu muncul dimana-mana. Siapa lagi kalau bukan EL? "Cepat."
"Gue bukan babu Lo." Classy tak suka bila El memerintahnya. "Lo bukan babu. Gue cuma didik Lo supaya mandiri. Bang Rafka bilang Lo manja." Baru kali itu EL berbicara panjang. Classy pun heran dibuatnya.
"Bang Rafka? Cerita sama Lo?" Classy kesal. Tanpa sadar ia menyapu lapangan dengan semangat. Walaupun dengan wajah kesal. Senyuman terbit di bibir EL.
Sudah selesai. Peluh keluar dari dalam tubuh semua manusia disekolah ini. Begitu juga Classy. Ia baru sadar kalau telah mengerjakan tugas menyapu. Sore ini, siswa-siswi berbaris dilapangan. Penutupan MOS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Classmates
Teen Fiction"Balikin pulpen gue!" "Gak. Udah jadi hak milik gue." Ini cerita tentang Classy Adara Myesha, yang dunia nya jungkir balik setelah masuk ke sekolah SMA Angkasa Bintang. Tepatnya karena teman sekelasnya yang kelakuannya aneh-aneh. Classy yang hidupny...