Classy bangun dari tidurnya dan mematikan alarm diatas nakas. Ia duduk sebentar mengumpulkan nyawa,lalu beranjak ke kamar mandi.
Setelah bersiap-siap memakai baju sekolah dan membereskan barang-barang, Classy turun ke bawah untuk sarapan. Sudah ada Ayah dan Bunda dimeja makan. "Selamat pagi, Classy Adara Myesha." Ucap Ayah lembut.
Senyuman di bibir Classy terbit, "Pagi Ayah." Balasnya. "Bang Rafka mana?" Sambungnya. "Gak tau tuh, mungkin masih dikamar." Bunda yang menjawab.
Tak lama, seorang lelaki dengan celana hitam panjang dan kemeja kotak-kotak yang lengannya digulung turun dari lantai atas. "Pagi!" Sapa nya ceria.
"Pagi,bang. Tumben telat, biasanya nomor satu soal makanan." Canda Zafran—ayah mereka. "Iya nih, yah. Agak telat bangun tadi." Jawab Rafka. Mereka memulai sarapan.
Setelah sarapan, Classy dan Rafka pamit berangkat. Zafran juga pamit berangkat ke perusahaan.
"Bang, lu nanti jemput kan?" Tanya Classy. "Iya lah. Tapi mungkin agak telat lagi. Tenang aja, lu gak sendiri kok nanti. Ada El, yang selalu nemenin lo." Goda Rafka yang membuat Classy kesal. "Lo gak usah jemput. Gue naik gojek." Kesal Classy.
"Heh,ntar kalo lu diculik gimana?" Balas Rafka. "Bodoamat."
🏫Classy segera berlari ke arah Mading dikoridor utama. Sudah banyak orang berkerumun disana. Classy menerobos kerumunan orang itu. Ia meneliti kertas-kertas yang ditempel dipermukaan Mading.
Itu dia. Classy Adara Myesha. X IPA 1? Kalo gue gak salah di lantai dua. Mending langsung gue cek.
Bener! Ini kelasnya. Udah rame aja ni kelas. Gue ambil tempat duduk di sudut, kedua dari belakang.
"Eh? Classy ya? Inget gue gak? Gue Jessica. Kita pernah ketemu disalah satu pertemuan antarpengusaha." Cewek berambut ikal menjabat tangan gue tiba-tiba.
"Oh." Hanya itu yang bisa gue jawab. Gue sebenarnya juga gak ingat pernah ketemu dia. Gue jadi aneh sendiri, disini banyak banget kayaknya anak pengusaha yang pernah ketemu gue, tapi gue sama sekali gak inget.
Bel masuk berdering kencang.
Seluruh siswa-siswi duduk ditempatnya masing-masing. Tak lama, seorang wanita paruh baya yang membawa buku besar masuk ke kelas.
"Selamat pagi, murid-murid." Sapa wanita itu sambil tersenyum ramah. "Pagi, Bu!" Para murid membalas. "Perkenalkan, Saya Meidyani Sarinah. Kalian bisa panggil saya Bu Mei. Saya yang akan menjadi wali kelas kalian di kelas X IPA 1 ini." Ucap wanita bernama Mei itu.
"Bu! Ibu pasti lahirnya bulan Mei,kan?" Ucap seorang murid laki-laki yang duduk di barisan depan semangat. "Iya." Bu Mei tersenyum simpul.
Classy baru sadar kalau dikelas ini jumlah laki-lakinya sangat sedikit. Hanya 4 orang dari 25 siswa. "Sekarang, saya ingin kamu memperkenalkan diri didepan kelas." Bu Mei menunjuk laki-laki yang berbicara tadi.
Cowok itu maju ke depan kelas dengan langkah girang. Ia menebar senyum ke seluruh penjuru kelas. "Kenalin, saya Abdito Garendra. Kalian semua bisa panggil Garen." Ucap lelaki itu.
Garen, cowok bertubuh pendek,kurus dengan kulit hitam manis serta rambut yang agak mirip landak—entahlah, rambutnya aneh—lesung pipi juga menghiasi senyumannya. Diketahui, dia hobi futsal dan sudah sering mengikuti turnamen bersama tim nya. Cita-citanya menjadi pemain bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Classmates
Teen Fiction"Balikin pulpen gue!" "Gak. Udah jadi hak milik gue." Ini cerita tentang Classy Adara Myesha, yang dunia nya jungkir balik setelah masuk ke sekolah SMA Angkasa Bintang. Tepatnya karena teman sekelasnya yang kelakuannya aneh-aneh. Classy yang hidupny...