Minggu-minggu di sekolah berjalan seperti biasa. Classy masih terus dipaksa oleh El agar mau menjadi anggota OSIS. Pagi itu, dikelas Classy.
Jauh sebelum bel masuk berdering, El masuk ke kelas Classy. Masih pagi sekali, hanya ada beberapa siswi dikelas itu. Sementara 4 cowok yang 'katanya' menjadi bintang kelas ini belum terlihat satupun batang hidungnya.
"Isi." El menyodorkan secarik kertas kepada Classy. Orang ini sungguh berniat mengganggu Classy. Itu adalah kertas formulir pendaftaran OSIS. Classy hanya diam dan membuang muka. Beberapa siswi yang ada dikelas terheran-heran. Mengapa seorang 'EL' mendekati cewek paling dingin dikelas itu?
"Jangan maksa. Gue gak suka." Ucap Classy tanpa menoleh ke arah El. "Lo gak perlu suka sama gue dulu untuk masuk OSIS." Balas El yang sama sekali tak nyambung. Classy menatap El aneh. Kepedean amat cowok satu ini. "Bukan itu. Pokoknya, gue gak mau masuk OSIS. Gimanapun Lo maksa gue." Classy membuka buku fisika nya dan mulai membaca.
"Kenapa?"
El menghela nafas. "Terserah." El bangkit, ia keluar dan kembali ke kelasnya.
Beberapa siswi yang melihat tadi menghampiri Classy. Mereka adalah Eva, Velicia, dan Aresya.
Eva Gabriella adalah cewek berkulit cokelat gelap, matanya agak sipit, tidak terlalu tinggi, rambut keriting berwarna cokelat tua, badannya kurus namun tidak terlalu. Hobinya mendaki gunung bersama sang Ayah. Cita-citanya menjadi tentara wanita.
Velicia Silvi Amran. Paling tinggi dikelas, bahkan para cowok kalah tinggi. Kulitnya kuning langsat, mata almond yang agak besar, bibirnya merah tipis. Rambut nya hitam tebal dan lurus. Hobinya menari ballet. Cita-citanya menjadi penari ballet profesional.
Terakhir, Aresya Nadya Utama. Tubuhnya pendek, kulit sawo matang, rambut hitam bergelombang, memakai kacamata bulat, ada tahi lalat yang terlihat mencolok didekat bibir nya. Hobi cewek ini berjualan. Sementara cita-citanya menjadi pemilik perusahaan Google.
"Class! Lo kok bisa didatengin kak El sih? Dia ngomong apa sama Lo? Kalian Deket sejak kapan?" Aresya langsung memberondongi Classy dengan banyak pertanyaan. "Atau... Lo sama kak El... Pacaran?!" Tebak Velicia. "Hah?! Beneran Class? Yah, gue gak punya kesempatan lagi dong buat deketin dia." Eva kecewa.
"Ngaco. Kita sama sekali gak deket. Dan itu bukan urusan kalian. Deketin aja dia. Kalo bisa bikin dia sibuk. Males gue liat muka dia." Classy kesal dengan cewek-cewek ini. "Demi apa lo males liat muka bidadara surga begitu? Kalo gue jadi Lo, gue bakal seneng banget sumpah." Aresya membayangkan bila ia menjadi Classy tadi, mungkin ia sudah pingsan duluan.
Mereka kembali ketempat duduk masing-masing, karena diusir Classy. Mereka bertiga berbincang-bincang diujung sana. Tak lama, seseorang datang.
"Terkejot,Abang terheran-heran... makan daging kambeng dengan sayur kol. Sayur kooool... Sayur kooool..." Nyanyian itu berasal dari cowok yang baru saja masuk ke kelas. Dia membawa ember yang bisa ditebak diambil dari cleaning servis. Sudah sering ember hilang. Dan itu ulah Regal.
Regal Aditya Azhar nama lengkapnya. Cowok berambut ikal, berkulit putih, bibirnya merah tebal dan berisi. Matanya hitam namun sorot nya tak tajam. Ia teman Garen dalam hal ribut dikelas, bukan berarti 2 cowok lain tidak ribut. Namun, jika Garen ketua nya, maka Regal lah wakilnya. Hobi cowok satu ini memang aneh, mendengarkan lagu DJ atau dangdut dari hp nya. Cita-citanya menjadi hacker. Ya, aneh. Padahal dia tak pernah sama sekali menyentuh dunia itu. Cita-citanya muncul begitu saja.
"Woy, gal! Diam napa, suara sumbang gitu malah nyanyi-nyanyi gak jelas." Eva memegangi kedua telinganya yang sakit mendengar Regal bernyanyi. "Biarin suara jelek, yang penting Velicia suka. Ya kan, Vel?" Regal belakangan ini memang suka menggoda Velicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Classmates
Teen Fiction"Balikin pulpen gue!" "Gak. Udah jadi hak milik gue." Ini cerita tentang Classy Adara Myesha, yang dunia nya jungkir balik setelah masuk ke sekolah SMA Angkasa Bintang. Tepatnya karena teman sekelasnya yang kelakuannya aneh-aneh. Classy yang hidupny...