9.Bunuh diri?!

49 6 0
                                    

Pagi ini hujan gerimis turun. El bersama keluarga nya tengah sarapan bersama dengan roti isi mentega yang menjadi kebiasaan mereka.

Setelahnya ia bersiap ke sekolah, tak lupa menghubungi karyawan nya di El-Vanno corp. Hari ini dia ingin meminta laporan keuangan perusahaan yang dibangun oleh nya.

Gerimis sudah reda, El melajukan motornya pelan agar tak terciprat beceknya air hujan. Jalanan mulai macet dengan banyaknya kendaraan, terutama mobil yang hendak pergi kerja maupun sekolah.

El harus bersabar hingga ia keluar dari jalan raya dan memotong jalan lewat gang kecil.

Sampai disekolah, keadaan masih sepi. Mungkin faktor hujan. El ingin segera berjalan menuju kelas nya, keadaan sepi membuat dirinya agak mencolok diantara beberapa adik kelas yang mengaguminya.

Tapi saat ia baru saja ingin melangkah, ia terhenti. Ada dua orang berboncengan dengan motor, El mengenal keduanya.

Yang satu, Putra Arya Laksamana alias Putra. Murid XII IPS 2, seangkatan dengan El. Cowok itu adalah putra satu-satunya dari keluarga Laksamana, sedangkan adik satu-satunya perempuan. Dia pewaris besar perusahaan keluarganya.

Yang satu lagi, cewek. Wajahnya tak asing lagi, Classy Adara Myesha alias Classy. Ya, adik kelas El yang dingin itu.

Mereka berdua berpisah antara gedung IPA dan IPS. Terdengar dari jauh, Classy mengucapkan terima kasih sambil tersenyum manis. Sungguh El tak suka. Classy tidak pernah seperti itu pada El, kalaupun pernah hanya sekali.

Kenapa Classy dengan mudahnya tersenyum dan berterima kasih pada Putra? Dimana letak harga diri El?

Sebenarnya, Putra adalah musuh bebuyutan El. Cowok itu badung, sering bolos sekolah dan kadang tak beretika. Terus terang El benci padanya. Terlebih setelah melihat senyum Classy untuknya. Tak boleh.

El mengikuti Classy dari belakang, sebelum Classy masuk ke kelas ia menarik lengan Classy cepat. El membawa Classy menuju rooftop, hendak berbicara.

"Kenapa pergi sama dia?" Ujar El begitu mereka sampai di rooftop ini. Classy yang sempat bingung pun mengerti, yang dimaksud adalah Putra. Abang kelas yang baru tadi pagi ditemui nya.

"Bang Rafka pergi tadi subuh." Balas Classy singkat. El tentunya tidak merasa puas, "kenapa gak telepon gue?" tanya nya lagi.

"Tadi mau naik ojek, tapi ketemu di jalan." Classy masih cuek.

"Jangan pernah pergi sama dia lagi. Jauhi dia!" El kali ini berapi- api. Classy tak boleh tercemar oleh lelaki seperti Putra. "Kok Lo yang ngatur?"

"Dia gak baik." El sudah menduga pasti Classy akan menolak permintaan nya ini. "Tau darimana?" Classy tak percaya.

"Dia itu musuh gue. Dan gue gak suka Lo deket sama dia. Lo bisa bahaya Class." Wajahnya terlihat memelas. Ia benar-benar tak mau Classy berurusan dengan orang itu.

Classy berdecak, "yang ada gue harus jauh-jauh dari Lo. Supaya si Cantika setan itu gak ganggu." Rupanya dia masih memikirkan urusan Cantika, padahal belakangan ini ia tak terlihat.

El berpikir keras agar bisa membujuk Classy.

"Kapanpun, Lo mau kemana pun, gue bisa anter. Asal jangan berurusan lagi sama dia." Ucap El yakin. "Daripada gitu, mending jemput Syahira. Dia gaada yang anter." Classy malas sebenarnya meladeni orang ini.

"Gua gak kenal."

Segampang itu jawaban nya? Padahal jelas-jelas kemarin mereka berkenalan dikantin.

"heh, Syahira kan gebetan lo." Classy menatap malas manusia didepannya ini.

"Lo cemburu?"

Entah sengaja atau tidak,kalimat itu terlontar begitu saja dari bibir El. Ia tak merasa salah berkata, malah dengan penasaran menunggu jawaban cewek itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Weird ClassmatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang