Detektive

216 13 5
                                    

Sore itu sehabis latian squad receh dan geng coker berkumpul di gazebo belakang. Sedang menyiapkan sebuah misi besar untuk proses penyidikan.

"Lah, ada geng coker juga?" Tanya Ana yang baru saja datang.

"Biar mudah ngawasi Leo!" Jawab bocil.

"Indah semalem pulang jam berapa sama Daffa?" Tanya Putri kawe.

"Hah??" Geng coker kompak terkejut.

"Bentar deh, Si Leo jalan sama Helena, Indah sama Daffa. Udah donk! Ngapain kita repot?" Kata Ramlie.

"Iya ya, yuk yuk kita balik!" Bobby bersiap untuk pergi.

Sontak squad receh menghalangi. Ya gimana lagi, namanya cewek pasti asik bahas berita kayak gini. Ya gak cewek-cewek?

"Jangan dulu.."
"Leh jangan kabur!"
"Duduk!!!" Ola menarik Ramlie dan Bobby, sebelum terlanjur diikuti yang lain.

"Eh, cabe-cabean jadi mau lu gimana?" Biasa, si mulut lemes Syabda.

"Leo kok gitu sih ajak jalan Indah, ajak jalan Helena maksudnya apa?" Protes Ana

"Lah, kan Indah jalan juga sama Daffa." Jawab Syabda.

"Cuma ikut-ikutan doank!"

"Kalian aku masukin grub penyelidikan ya!" Putri bersiap membuka hp nya.

"OGAH!" Bobby dan Ramlie kompak menjawab.

"Bodo'!"

"Niel, Si Leo kemana?" Tanya Ana.

"Tadi ambil go food di depan."

"Lu bantu ya, kan sekamar sama Leo."

"Iya eh, santai aja. Lagian si nanti gue bisa deketin si Helena kalo Leo ternyata gak sama dia."

"Huu...!"

"Lu si Feby katanya, gimana sik?"

"Feby lama, harus nunggu putus."

Setelah selesai berdiskusi di selingi obrolan obrolan menyeleweng akhirnya mereka sepakat untuk menjalan kan misi penyelidikan. Kecuali, Ramlie sama Bobby, asem bgt mukanya.

****

Daniel yang sekamar dengan Leo melakukan misi penyelidikan pertama, ia mengecek barang-barang yang disimpan Leo di loker yang berjajar dengan lokernya. Sekilas tampak biasa aja, nggak ada hal yang mencurigakan. Tapi ada satu struk pembayaran yang belum di buang Leo, membuat Daniel penasaran. Ia mengambil struk itu dan menutup loker Leo.

Tiba-tiba...

"Heloo Epribad..." Kata-kata Leo terputus, karena saat masuk kamar ia melihat gelagat aneh dari Daniel.

"He lu kenapa, kek cacing kepanasan liat gue?"

"Lu kenapa nggak permisi sih? Teriak teriak gak jelas lu!"

"Eits jangan marah! Tu apaan di tangan lu?"

"Surat cinta dari Helena." Takut Leo mengetahui isi struk itu ia langsung memasukan dalam dompet, sekalian ia ingin liat expresi Leo.

Leo menaruh segelas wedang jahe di meja kamarnya, kemudian duduk di sofa. Ia tak menjawab perkataan Daniel.

"Ngapain lu jadi suntuk?" Daniel memastikan prediksinya.

"Heran, kenapa banyak banget yang suka sama si Helena?" Nada bicara Leo kini datar.

"Lah, gue canda kali, tapi kalo beneran juga gaapa donk. Emang lu suka Helena?"

"Ck, gue kalo suka orang tinggal sikat aja dah!" Kata Leo sembari berjalan ke kamar mandi.

"Jadi kesimpulannya lo suka gak?"

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang