Sat-Night

247 19 2
                                    

Bruuk...

Tiba-tiba seseorang duduk disamping Indah dengan kasar. Mengikuti cara duduk bersilanya diatas hamparan rerumputan hijau di area platnas cipayung. Ia membawa sebungkus makanan bersaos yang membuat Indah bergidik.

"ngapain sih? Nggak bisa pelanan dikit duduknya?" Indah sedikit menggeser duduknya menjauhi Leo. Ya, Leo mantan pasangan ganda campurannya beberapa bulan lalu sebelum mereka dipisah setelah WJC 2019.

Mereka adalah atlet bulutangkis nasional yang terpilih masuk platnas, diantara ratusan pemain berbakat dari berbagai club badminton di Indonesia.

"Iih gaya luh, nih, mau cireng kagak?" Leo menyerahkan salah satu bungkusan plastik pada Indah.

"Nggak ah, berminyak, ntar gendut, gak suka saos juga gue, awas dimarahin pelatih loh makan gituan, gak sehat!" jawab Indah.

"Le...." Seseorang memanggil Leo, kemudian terlihat Syabda berlari kearah mereka.

"Sial, Pasti rusuh." Leo berdecak kesal, "Apaan? Gausah deket-deket lu!"

"Yaelah, gue mo balik asrama dulu, awas sampe lo gak mandi lagi." Kata-kata itu membuat Indah memicingkan matanya, "Eh Indah, jan deket-deket, dia jarang mandi."

"Hahahaha..." Celetuk Syabda membuat Indah tertawa lepas.

"Rusuh loh, pulang sana!"

Indah hanya tertawa, ia tahu Leo sangat cinta kebersihan jadi tidak mungkin ia jarang mandi. Ia juga mengerti bahwa Syabda ini suka bercanda.

Langit mulai menggelap muncul semburat oren di sebelah barat. Indah dan Leo masih duduk dihamparan rumput tepi lapangan lari platnas. Sejak mereka dipisah sebagai patner mereka tetap sering berkomunikasi.

"Nanti malam lo repot nggak?" Tanya Leo
"Nggak sih, malam paling nonton TV, ngapain?" Jewab Indah
"Nanya aja. Nanti malam keluar yuk, mumpung malam minggu ada pasar malem seru kali.."
"Dimana?"
"Udah ikut ajaa...!"
"Tapi gue..."
Belum selesai berkata, Leo menyelanya, "Oke, gue tunggu di depan jam setengah 7 nanti." Ucap Leo seraya pergi meninggalkan Indah.

Indah sudah hafal. Leo jarang sekali menunggu jawaban, ia sering menyimpulkan sendiri, kecuali jika Indah benar-benar tidak bisa, Indah akan langsung tegaskan di awal

***

Indah membolak-balik tumpukan pakaian di lemarinya. Menyesuaikan kemana ia akan pergi, warna dan model apa yang cocok, mana yang disukai Leo dan yang ia sukai. Hal ini selalu saja berulang ketika Leo mengajaknya pergi, bukan ia perfeksionis atau ingin tampil cantik, tapi ketika ia berbusana yang tidak sesuai dengan suasana dan tidak sesuai kesukaan Leo, ia pasti jadi sasaran ejekan.

"Ana, baju ini cocok nggak?" Indah bertanya pada Febriana--roomate-- nya seraya mengakat dress selutut berwana babyblue

"Cocok, tapi mau pake rok? Naik motor kan? Nggak bahaya?"

Indah melempar bajunya asal  memikirkan kekhawatiran Ana, kemudian mencari lagi baju lainnya.

"Yang ini?" Indah mengangkat kaos pink dan pant jeans ketat selutut.

"Jangan ah, terlalu lawas modelnya."

Indah menganggukan kepala, menyetujui pernyataan Ana.

"Ini nih, cocok! Ya kan?" Indah mengangkat skort dan blouse berwarna pastel.

"Haa.. Nggak nggak, terlalu seksi ituu!!!"

Indah menghela napas panjang, kemudian mengambil pakaian lainnya

"Udah ini aja, sweetpant bukan rok, bukan model lawas, panjang nggak seksi."

"Haaahh.. Indah, itu kan udah kamu pakai waktu HUT PBSI, ntar Leo ingat gimana?"

Indah memasang datar, tak menghiraukan perkataan Leo. Pergi begitu saja meninggalkan kamar asaramanya. Saeakan semua pakaiannya salah
"Hey, Ndah.. Cari yang lain ajaa!"
Anan sedikit mengeraskan suaranya berharap Indah mendengarnya.

Tak lama Indah kembali muncul di depan pintu dengan wajah datar seraya berkata, "Leo nggak mungkin ingat dan nyuruh aku ganti baju kan?" Kemudian Indah pergi. Beberapa kali ia meminta saran dari Ana tentang cara berpakaian, tapi saran-saran dari Ana selalu memusingkan.

***

Never opened myself this way
Life is ours, we live it our way
All these words I don't just say
And nothing else matters

"Aduuh, Kudaniel, matiin musiknya dulu cvk! Bantuin gue milih baju!" Leo sibuk mencari baju yang masih ada dalam kantong plastik dari loundry. Memang jarang sekali Leo memasukan baju dari loundrynya ke lemari, jujur ia terganggu dengan lagu metal si anak metal.

Daniel terbangun dari rebahannya, seraya mematikan musik box yang membuat Leo terganggu. Kemudian memandang Leo yang mengobrak abrik pakaian dalam kantong plastik. Daniel mendekati Leo mencoba melihat baju yang cocok untuknya.

"Emang lu mau kemana malem malem? Udah Izin?"
"Mau ke pasar malem. Udah lah, eh bantuin!"
Leo justru menghentikan aktivitasnya, "Ke pasar malem aja ribet amat lu. Males ah cari sendiri!" Leo kembali menuju kasur.
"Eh ini spesial, makanya gua bingung nyari baju."
"hilih..."
"Ini sama Indah!"

Daniel kembali tertarik dengan pembicaraan. Muncul pula pikiran untuk menggoda temannya. Daniel berusaha menyembunyikan senyumnya, tapi Leo menyadari.

"Ngapain lu senyum-senyum? Mau jail loh?"

"Nggakk... Serah lu pake baju apa, yang penting pake parfum!"

"Bagus juga ide lu..!"

****

Indah sudah menunggu di depan pintu keluar platnas. Ia mengamati asrama putra berharap Leo segera muncul. Seterang-terangnya gerbang pos satpam tetap saja menyeramkan.

Tin.. Tiin..

Bunyi klakson itu membuat Indah membalikan badannya, terlihat leo telah menaiki motornya.

"Udah lama, buk?" Leo bertanya seraya menyerahkah helm untuk Indah. Kemudian ia mengamati pakaian Indah.

"Lama, lu lama banget dah.. Ngapain liatin? Aku cantik ya?"

"Iiih.. PeDe! Ndah, itu bukannya baju yang elu pake waktu makan malam HUT PBSI ya?"

'Haaah....' Indah terbelalak mendengar pertanyaan Leo. Benar kata Ana, dia masih ingat.

****

Halo semua, ini cerita pertama dari aku...
Karena lagi gemes sama squad WJC2019.

See U next chap... 😍

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang