Chapter 32

173 7 0
                                    

Alia turun dari lantai atas dan langsung membantu Zira untuk membuka Cafe yang bentar lagi mau buka. Sesekali dia juga bicara kepada dirinya sendiri.

Alia :" Gak nyangka banget aku bisa ketemu Varun, ini mah ketemunya bukan sekali aja pasti setiap hari dong. Ehh harusnya kamu seneng Alia bisa liat Varun kan? Tapi disisi lain aku juga berpikir kenapa sikap dia beda banget sama aku. Apa dia masih benci gitu sama aku? Pasti si Zira ini orang yang Kak Shahid bilang kalau dia pacarnya Varun kan! Ahh kenapa kamu sama nih cewe sih Run? Cantikan juga aku dibandingin nih cewe." batin Alia, sesekali dia juga melirik ke arah Zira.

Alia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu kepada Zira tentang hubungannya dengan Varun. Tapi apa dia harus tanya atau nggak? Ini benar² membuat Alia pusing. Tapi kalau Alia gak nanya aku gak tau dong kepastian tentang hubungan mereka.

Setelah Alia berpikir akhirnya dia memutuskan untuk bertanya tentang dia dan Varun.

Alia :" Heem Zira." panggil Alia.

Zira :" Iya, ada apa Al?" Zira yang tadinya sedang beres² langsung memberhentikan kegiatannya dan menunggu apa yang akan Alia katakan.

Alia :" Aku mau tanya Ra, tapi kamu harus jawab jujur yaa."

Zira :" Tergantung itu mah hehe."

Alia :" Kamu sama Varun pacaran?" tanpa Alia sadar Varun berjalan mendekati mereka berdua dan diam dibelakang Alia. Varun mengisyaratkan kepada Zira untuk bilang Iya, dengan menggangguk dan bilang Iya tanpa suara.

Zira :" Iya Al aku sama Varun emang pacaran. Tapi kamu tau dari siapa?" tanya Zira. Varun pun tersenyum tipis dan menghadap mereka berdua.

Varun :" Shahid itu Kakanya dia Ra." sontak membuat Alia dan Zira kaget, tiba² aja ada Varun dihadapannya. Dan Shahid sebenarnya adalah Kakak Alia.

Alia :" Ehh P-Pak." ucap Alia terbata bata.

Varun :" Aku dan Zira emang pacaran Al, aku dan dia udah kenal dari kecil. Jadi aku udah gak ragu sama dia karena aku udah tau karakter Zira kaya gimana." ucap Varun dingin. Mendengar ucapan tadi membuat hati Alia sakit seperti duri yang menancap kepada dirinya. Ingin sekali Alia menangis dan mengatakan semuanya. tapi dia tahan, karena ini bukan waktu yang tepat untuk dia katakan.

Alia :" Ouh." ucap Alia pelan.

Varun :" Kalian akan terus diam? Ayo kita buka Cafenya."

Zira :" Ehh iya."

Akhirnya mereka membuka Cafe tersebut, tidak lupa juga papan yang ada di depan pintu Zira balikkan menjadi Open.

Suasana Cafe memang sudah terbiasa banyak pengunjung karena Cafe Varun ini memang terkenal akan rasanya yang enak dan dekorasi Cafe ini pun gak pernah buat pengunjung bosen.

Seharian Alia bekerja di Cafe Varun, sampai jam 17.05 pun dia telah selesai karena dia di bagian Shift pagi sampai sore, dia pergi ke loker miliknya dan pergi ke toilet untuk mengganti pakaian yang tadi ia pakai.

Setelah selesai ganti pakaian Alia pamit kepada Boss dan Zira. Sebenarnya sih Shift Zira dengan Alia itu sama, mungkin Zira nungguin Varun supaya mereka pulang bareng. Ahh bodoamat deh bikin badmood aja.

Alia :" Heem Pak, Zira. Aku mau duluan pulang."

Zira :" Ouh iya Alia, hati² dijalan." Alia melirik Varun, dia tidak menjawab apa². Dia hanya sibuk menulis note tentang Cafe mungkin. Segitunya kamu Varun sama Alia sampai beranin ngecuekin Alia.

Alia :" Iya, Bye Zira."

Zira :" Bye Al."

Alia akhirnya keluar dari Cafe dan menunggu Taxi untuk pulang. Lain beda dengan Zira dan Varun yang masih ada di dalam Cafe.

Zira :" Run, sampai kapan kamu kaya gitu sama Alia? Udah lah mending kamu dengerin dulu penjelasan dari Alia. Mungkin ini semua salah paham."

Varun :" Hah salah paham kata kamu. Jelas² dia deketin cowo lain depan mata aku sendiri dan kamu masih bilang salah paham."

Zira :" Yaa mungkin dibalik itu ada cerita lain yang gak pernah kamu ketahui tentang mereka. Kamu harus coba buat dengerin dia Run."

Varun :" Ok². Aku bakal kasih dia kesempatan buat cerita semuanya. Tapi gak sekarang Ra, aku belum mau ngedenger penjelasan dari dia."

Zira :" Iya aku tau, ini semua pasti sulit buat kalian. Tapi aku mau nanya satu hal ke kamu Run. Apa kamu masih cinta sama Alia?" pertanyaan itu. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang susah buat Varun jawab. Apa dia harus menjawab sesuai hati atau egonya? Itu membuat makin pusing. Akhirnya dia hanya bisa diem setiap mendengar pertanyaan itu.

Zira :" Diam artinya iya kan Run?" sambung Zira.

Varun :" Sudahlah Ra, kamu ini bikin aku pusing aja." Varun merangkul Zira karena kesalnya dia atas pertanyaannya tadi. Ehh tapi Varun itu bercanda yaa bukan kekerasan.

Zira :" Ehh Run, sakit. Lepasin." Zira tercekik oleh Varun. Yaa meski dia tau Varun bercanda kan setidaknya gitu.

Varun :" Iya² maaf hehe." akhirnya Varun melepas tangannya yang tadi merangkul Zira.

Zira :" Hehe hehe. Sakit tau."

Varun :" Yaa maaf, habisnya kamu ini terus nanya pertanyaan yang pasti kamu tau jawabannya."

Zira :" Ya kan aku cuman pengen mastiin kamu aja Run."

Varun :" Iya deh terserah. Mau bareng aku pulangnya Ra?" tanyaVarun.

Zira :" Gak ahh. Males nungguin kamu, lama. Aku pulang duluan aja, Bye Run."

Varun :" Bye juga Ra, hati²." Zira hanya membalas dengan mengangguk dan segera pergi.

~~~~~~~


Sekitar jam 10 malam Cafe Varun telah tutup, semua karyawannya pun sudah pulang ke rumahnya masing². Sedangkan Varun, dia masih berada di dalam Cafe ditemani oleh secangkir Cofe dan duduk di lantai atas tempat tadi dia dan Alia bertemu.

Varun :" Kenapa semua orang terus nanya ke aku tentang apakah aku masih cinta ke Alia? Aku masih bingung dengan perasaan aku sendiri. Aku gak tau harus gimana, aku benar² bingung. Kenapa semua ini terjadi antara kamu dengan aku Al? Ini semua gara² laki² sialan itu. Kalau aja gak ada dia mungkin semua ini gak akan terjadi antara kamu dan aku kan Al? Aku benar² masih sakit sampai sekarang Al.. raga aku bilang kalau aku gak apa² sebenarnya batin aku itu sakit Al. Tapi sejak tadi aku liat kamu, itu sedikit mengobati rasa sakit aku kepadamu. Tapi keliatannya kamu udah gak mau kalau kita balikan lagi kan Al? Sikap kamu itu menunjukkan kalau kamu udah cuek sekarang bahkan tadi waktu aku bilang aku dan Zira pacaran ekspresi kamu biasa aja gak ada kesedihan. Kenapa kamu gitu Al? Kenapa?" Varun berbicara kepada dirinya sendiri betapa sakitnya dia mengingat kejadian itu. Dan sekarang sikap Alia yang berbeda kepada Varun. Membuat Varun frustasi. Kenapa masalah terus aja datang kepada Varun?.












O(≧▽≦)O

Aduhh Varun kesian:(
Maafin thor yaa Varun bikin kamu sakit hati terus, lain kali thor buat kamu happy deh hehe.




Comeback With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang