Dilarang keras plagiat)⚠️
Hargailah penulis
(Votemennya;v)"Batu yang keras jika dijatuhkan saja mungkin masih bisa retak, apalagi hati manusia yang lunak"
~Dzaky Afnan Malik~
Sudah hampir 4 jam pelajaran, Dzaky berdiam diri di rooftop sekolah. Setelah kejadian pagi tadi ia memutuskan untuk membolos sampai istirahat. Banyak telepon dan pesan wa dari teman-temannya yang menanyakan dirinya dimana, tetapi cowok itu tak meresponnya yang justru langsung pergi dari tempat ini dan kembali ke kelas karena sekarang adalah jam istirahat sekolah.
Dzaky berjalan melewati koridor sekolah dengan kedua tangan dimasukkan kedalam sakunya. Kharisma cowok itu bertambah dua kali lipat saat tersenyum tipis terbit dibibirnya, namun senyum itu hilang ketika mengingat perlakuan orang yang disayangi perlahan menjauh,dari mamanya hingga orang yang mungkin cinta pertamanya. Walaupun begitu ia masih mengingat kata-kata sahabatnya yang mendukung untuk berjuang. Ya, mungkin cowok itu akan berjuang untuk sekian kalinya walaupun ia tau bagaimana sikap Aurel kepada dirinya.
"Lo darimana aja woy?bolos nggak ngajak-ajak."tanya Kelvin saat mendapati Dzaky yang masuk kelas.
Yogi dan Rian mengangkat wajah mereka setelah tau Dzaky masuk.
"Rooftop"
"Gila, Lo ngapain aja disana? Sampai betah banget."
"Merenung"
Ketiga temannya tertawa mendengar jawaban konyol dari Dzaky.Dzaky hanya menggeleng kepalanya, teman-temannya sangat receh, padahal ia tak berniat untuk ngelawak.
Tak lama kemudian, seorang kakak kelas masuk dalam kelas mereka.
"Permisi, yang namanya Dzaky tolong ke BK sekarang, ditunggu sama Bu Septi terimakasih."Yogi, Kelvin, dan Rian saling pandang. Mereka bingung dengan temannya yang selalu masuk BK.
"Lah anjir Dugong masuk BK lagi, dedek capek bang duh"ucap Rian sambil memijit kepalanya.
Kelvin menatap jijik Rian."Iyuh dramatis"
"Jones kelamaan hahhah"sahut Yogi
Dzaky yang melihat itu ikut tertawa. Kelvin yang melihat Dzaky tertawa malah menepuk bahunya."lah malah ketawa,tadi lo dipanggil suruh ke BK geblek, sana lo urusin BK dulu."usir Kelvin yang disetujui oleh sahabatnya."Bangsat"umpat Dzaky lalu meninggalkan mereka dan berjalan menuju BK, sesampainya di sana ia langsung diberi tatapan tajam oleh Bu Septi.
"Duduk Dzaky"perintah Bu Septi, Dzaky menurutinya.
"Dzaky udah berapa kali ibu bilang sama kamu jangan bolos Dzaky, kamu itu anak IPA tapi tidak mencerminkan anak IPA, kamu lagi kelas 10 juga udah kayak gini, mau jadi apa kamu?"lanjut Bu Septi
Sedangkan Dzaky hanya diam menunduk, cowok itu maka untuk menanggapi hal yang tak penting baginya. Sedangkan, wanita berkepala tiga itu memijit keningnya melihat tingkah muridnya hanya membuat naik darah."yaudah ibu mau memberikan kamu pilihan, kamu mau berubah atau ibu akan bilang ke orang tua mu?"tanya Bu Septi, cowok itu mendongakkan kepalanya."saya akan berubah Bu,"ucap Dzaky yang membuat Bu Septi lega."Tapi insyaallah kalo saya bisa berubah, karena berubah itu nggak segampang apa yang ibu pikiran, kehidupan saya yang membuat saya sulit untuk merubahnya."lanjut Dzaky, yang membuat perempuan itu sedikit kaget dengan pernyataan anak didiknya.
"Berubah secara perlahan-lahan nak, kamu bisa, sekarang kamu bisa kembali ke kelas." Ucap Bu Septi kemudian.
Dzaky sedikit lega karena gurunya tak memarahinya, ia pun melangkahkan kaki menuju kelas.
🌵
Kedua cewek cantik sedang berada di kantin, sesekali mereka tertawa karena melihat keempat cogan yang sedang bermain bola basket. Siapa lagi kalo bukan kakak kelas 12, mereka adalah gengnya kak Baim.
"Hahaha anjir itu kak Baim uhhh ya ampun ganteng banget sih" pekik Kinan girang saat melihat idolanya memasukkan bola dalam ring, sedangkan Aurel hanya terkekeh geli.
Memang patut diakui bahwa kak Baim sangat tampan, cowok itu mempunyai hidung yang mancung apalagi ia adalah kapten basket sekaligus termasuk anak yang pintar. Siapa coba yang tak tergila-gila dengannya. Namun, apa boleh buat kak Baim sudah memiliki kekasih, kekasihnya pun juga cantik. Karena dari itu Kinan hanya bisa mengangumi kak Baim dari jauh, ia tak pernah bertegur sapa dengannya karena itu hal yang tak mungkin. Aurel yang dulu ikut jurnalistik hingga pernah terlibat percakapan dengan kak Baim pun hanya biasa saja, karena dirinya tidak terlalu suka dengan sikap kak Baim yang terkesan sombong. Tapi tak bisa dipungkiri , terkadang ketampanan seseorang adalah yang terbaik padahal itu hanya cover saja belum tentu isinya bisa seperti itu. Kinan yang melihat kak Baim mengusap keringatnya tambah terpekik girang ia sudah kehilangan akal sehat kau berurusan dengan baiknya itu.
"Ya ampun urell itu cogan gue kenapa tambah cogan sih."gumam Kinan melihat kak Baim dengan mata berbinar
"Dasar cogan terus, lama-lama Lo tak bawa ke ustadz biar dibersihin otak lo."ucap Aurel disela tawanya.
Setelah lama mereka asyik dengan tontonan yang membuat tambah vitamin. Kedua cewek yang baru saja masuk kantin menghampirinya Aurel dan kinan
"Eh rel gue gabung sini ya, soalnya kursi udah pada penuh semua."ucap Serin, Aurel dan Kinan memandang mereka, Aurel tersenyum sedangkan Kinan melirik sinis ke arah mereka.
"Iya gapapa,"jawab Aurel
"Makasih,"
"Iya"
Kinan menyenggol lengan Aurel, cewek itu merasa tak nyaman dengan keberadaan Serin, walaupun Aurel menganggapnya teman tetap saja ia tak pernah srek.
Aurel mengenyerit."apa?"
"Pergi yuk, gak tahan gue" ajak Kinan, Aurel yang mengerti ia pun menyetujui permintaan sahabatnya. Kedua cewek itu pun berdiri, namun Serin membuat mereka duduk kembali."Kalian berdua mau kemana?"tanya Serin
"Oh kita mau ke kelas,"jawab Aurel
"Jangan dulu lah, masa kita baru dateng terus kalian pergi,"ujar Serin yang diangguki oleh temannya.
Aurel tersenyum kikuk, sedangkan Kinan hanya memutarkan matanya malas.
"Ah iya kita duduk lagi," Aurel menarik Kinan untuk ikut duduk. Mereka benar-benar bingung, suasana kembali canggung untuk beberapa detik."Eh rel gue denger lo deket ya sama Dzaky?"tanya Serin tiba-tiba.
Aurel membelalakkan matanya."gak lah." Kinan menepuk dahinya pelan.
"Dasar cewek gak peka bego loh" batin Kinan"Syukurlah kalau gitu gue masih bisa ngedapetin dia dong."ucap Serin tersenyum
"Ah iya, semoga bisa jadian."entah mengapa saat mengucapkan kata-kata itu bibir Aurel terasa berat, tapi ia masih bisa mengucapkannya walaupun ada hati yang tak terbaca.
Terimakasih yang sudah baca🤗
20, Desember 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feeling✅| COMPLETED (Blm Revisi)
Teen FictionAurel sangat menyukai 'dia' yang pergi entah kemana, gadis itu juga tidak mau membuka hati kepada siapapun, tetapi apa boleh buat, saat menginjak SMA ia bertemu oleh cowok berambut pirang yang tak lain adalah Dzaky Afnan Malik. Bagaimana perasaan Au...