BAB 15

30 5 0
                                    

(Dilarang keras plagiat)⚠️
Hargailah penulis
(Votemennya:v)

"Aku bukan siapa-siapamu karena itu aku tak ada hak untuk melarangmu"

~Dzaky Afnan Malik~

Baru beberapa detik yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, beberapa siswa sudah mulai meninggalkan kelas. Aurel pun juga sama dengan mereka, namun bedanya ia tidak pulang ke rumah karena ia harus ke RO untuk rapat persiapan kemah pertengahan tahun yang diadakan untuk kelas 10.

"Rel lo nggak bawa motor kan? bareng gue aja yuk." Aurel menoleh kebelakang , ia menggeleng pelan.

"Gak usah Kin, gue kan rapat OSIS buat persiapan kemah pertengahan tahun buat kelas 10."Kinan mengernyit bingung."lah kenapa sekarang OSIS ikut turun dalam acara kemah itu?padahal jaman kita kan yang nangani bukannya dewan kerja ambaln ya?"tanya Kinan bingung.

"Soalnya kan dewan kerja kan kerjanya dibawah OSIS hehehe,jadi mungkin besok  ada 3 perwakilan OSIS untuk ikut kemah , tapi dulu sebenarnya juga OSIS turun kok, kalian aja nggak tau."jawab Aurel yang membuat Kinan takjub akan kerja OSIS."wah! Gue yakin pasti lo nanti jadi perwakilannya, nggak kebayang lo ikut kemah, pasti bakal lebih deket sama Dzaky deh."

"Idihhh ogah!amit-amit,"gumam Aurel diiringi tawa Kinan."ya udah gue mau ke RO dulu bay Kinan muah."

Kinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aurel membuatnya tertawa jijik.

Aurel berjalan melewati lapangan untuk menuju RO. Namun, langkahnya berhenti saat terdengar suara yang memanggilnya. Ia pun menoleh ke belakang mendapati cowok  yang  membuatnya tersenyum.

"Lo mau ke RO kan? bareng yuk" ajak  Gilang ketua OSIS yang sekarang menggantikan kak Ferdy. Aurel tersenyum senang, keduanya kembali berjalan dan sesekali mengobrol untuk  memecahkan suasana.

"Lo udah putus ya sama kak satria?"tanya Gilang, Aurel menautkan kedua alisnya."perasaan gue gak pernah pacaran sama kak satria gimana putusnya,"ucap Aurel.

Gilang tertawa konyol."Ah iya, berarti ada harapan dong buat aku?"tanya Gilang. Aurel menanggapi dengan tertawa pelan, tawa cewek itu  membuat Gilang juga larut dalam suasana cair itu.

Di sisi lain, yang tak disadari Aurel dan Gilang ada seseorang yang mengepalkan tangannya. Ia cemburu ketika orang yang ia sayangi bahagia bersama orang lain.

"Kenapa lo bisa tertawa bebas saat bersama orang lain, tapi dengan gue? Ah iya gue cuma sekedar adek kelas"gumam Dzaky yang sedari tadi memperhatikan Aurel, lalu ia melangkahkan kaki untuk menuju parkiran dengan perasaan dongkol.

Sudah beberapa menit yang lalu rapat OSIS berakhir, hingga putusan untuk memilih pendamping pada acara kemah pertengahan tahun di serahkan  untuk Aurel, Gilang, dan Bayu agar mendampingi dewan kerja. Padahal Aurel tak suka untuk ikut acara seperti itu, menurutnya hanya membuang-buang waktu dan ribet. Tapi bagaimana lagi?ia sudah diberi tanggungjawab, ya harus dijalankan dengan baik.

Aurel, cewek itu sedang duduk di halte depan sekolahnya, ia sesekali melirik jam tangannya yang sudah memperlihatkan angka 17.05. Perempuan itu  gelisah karena sedari tadi tak ada bis yang berlalu lalang, jalanannya pun sudah sedikit lenggang. Ia pun bingung untuk pulang, handphonenya mati karena kehabisan baterai, jika tak ada bis maka jalan satu-satunya ya jalan kaki, pikir gadis itu.

Aurel pun membulatkan tekad untuk berjalan kaki menuju rumahnya, walaupun ia mungkin harus  menghabiskan satu jam untuk sampai ke rumah itu tak menjadi masalah buatnya. Gadis itu menyusuri trotoar sambil melihat suasana jalan yang semakin sepi, hatinya mulai gelisah tak menentu, pikirannya mulai kemana-mana. Namun ia tepis pikiran buruknya lalu melanjutkan perjalanannnya, saat ingin melangkah dari belakang terdengar klakson motor, cewek itu mempercepat langkahnya ia bener-bener takut jika yang dipikirkan bakal terjadi. Namun,  ninja merah menghalangi jalannya. Gadis itu menatap pria berjaket hitam dan helm fullface yang pria itu pakai, sepertinya dirinya kenal siapa lagi kalau bukan Dzaky adek kelas itu, merasa diperhatikan cowok itu membuka helmnya.

"Ayo naik."ucap Dzaky

Aurel mengerjapkan matanya, ia masih  tak percaya Dzaky menolongnya dari rasa ketakutan. Ia pun segera naik dan tersenyum simpul.

Ditengah perjalanan sesekali Dzaky menoleh ke arah Aurel yang merasa kedinginan, ia pun menepikan motornya lalu melihat ke belakang. Aurel menatap bingung."kenapa?ban lo kempes?apa lo mau turunin gue ke sini?"tanya Aurel bertubi-tubi.

Dzaky menggeleng pelan lalu cowok itu turun dan melepaskan jaketnya, tanggan pria itu bergerak ke arah Aurel lalu memberikan jaketnya ke punggung cewek itu. Gadis itu sedikit salah tingkah dengan perlakuan Dzaky.

"Lo pake, gue tau lo kedinginan."ucap Dzaky lalu kembali menaiki motornya.

...

"Makasih ya atas tumpangannya"ucap Aurel tulus, Dzaky tersenyum lebar.

"Iya sama-sama, kenapa Lo nggak naik taksi aja?"

"Handphone gue mati yaudah dengan jalan kaki aja, toh daripada gue nunggu sampe karaten di halte."
Dzaky tersenyum jail ke arah Aurel."tapi lo takut kan? buktinya tadi gue klakson malah lari hahahaha."Aurel  memukul pelan lengan Dzaky."aduh sakit."ringis Dzaky

"Bodoamad gue kesel, btw ni jaket lo makasih."ucap Aurel lalu membalikkan badan untuk masuk kedalam rumah. Tapi, langkahnya terhenti saat ada genggaman erat tangan dari cowok itu.

"Lo nggak mau mempersilahkan gue masuk dulu?"tanya Dzaky, Aurel menoleh, matanya menatap Dzaky dengan malas.

"Yaudah kalo mau mampir ya ayo."

"CK tapi gak usah makasih."ucap Dzaky.

Aurel mendecih sebal ke arah cowok itu."Dasar, sana pergi lo."

"Idih marah-marah. Eh lo tadi kenapa pulangnya sore?"tanya Dzaky heran, pasalnya ia tadi mengira kalau Aurel bakal pulang bareng sama Gilang.

"Gue rapat OSIS buat  bahas kemah pertengahan tahun."jelas Aurel, Dzaky menggangguk mengerti."terus OSIS ndampingi gitu?"

"Iya tapi cuma perwakilan."

"Terus siapa aja yang menjadi perwakilan?"
Aurel menatap geram Dzaky yang sedari tadi bertanya terus."gue, Gilang, Bayu."jawabnya ketus

Dzaky tersenyum senang,"nah kalo ada perwakilan dari OSIS gue bisa semangat ikut ini"kode Dzaky

Aurel mengerutkan keningnya."Terus kalo nggak ada Lo bakal nggak ikut? emangnya apa pengaruh OSIS untuk lo ikut atau enggaknya?"

"Ya ada dong, kan dari OSIS ada orang yang istimewa."

"Hah siapa?"

"Lo"
Aurel membasahi bibirnya yang terasa kering. Dalam hatinya ada hal yang tak bisa ia jelaskan.

"Jangan geer dulu, maksud gue lo istimewa karena gue bakal ganggu Lo hahaha"jawab Dzaky yang membuat Aurel merasa kesal."terserahlah"Aurel meninggalkan Dzaky yang tersenyum puas melihat dirinya kesal.

TBC, typo bertebaran.

22, Desember 2019

Hidden Feeling✅| COMPLETED (Blm Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang