part. 6

101 13 7
                                    

🌥️🌥️🌥️
.
.
.

Cahaya matahari menerobos masuk melewati jendela. Dengan terpaksa Agha membuka matanya dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Semalam ia pulang jam dua belas malam karena Aludra sedang bertugas diluar kota membuat Agha sedikit bebas dirumahnya.

Tak ada raut khawatir bahwa dia akan telat nantinya sebab, hukuman sudah menjadi makanannya setiap hari.
Agha melajukan montornya secepat mungkin. Sesampainya gerbang sudah ditutup rapat sesuai dugaanya tak lupa ada dua satpam yang berjaga.

Agha sengaja langsung mengegas montornya melewati sekolah agar satpam tidak curiga.

Rencana montornya akan dititipkan didekat warung sekolah. Seperti halnya yang biasa dilakukan oleh para pe-telat ataupun pembolos.

Dia segera menaiki gerbang belakang sekolah yang tidak setinggi gerbang utama.

Agha melemparkan tasnya terlebih dahulu lalu disusul dengan dirinya.

Dug!

Suara kaki Agha saat menginjak tanah.

"Ada yang kurang?" gumam Agha sembari melihat sekeliilingnya.

"Lo cari ini teman?" ujar seorang gadis dari balik pohon sambil mengangkat tas milik Agha.

Agha menghampiri gadis itu meraih tas yang ada ditangannya tetapi malah disembunyikan dibalik punggung mungilnya.

"Eitsss!" pekik Dara.

"Telat teman?"

Agha memutar bola matanya malas, "Udah tau nanya. Lo sendiri ngapain keluar dijam pelajaran?" sindir Agha.

"Gue disuruh guru buat-"

"Ngapain guru nyuruh lo dibelakang sekolah gini?" potong Agha.

"Gue mau bayar utang teman." Dara berusaha mengalihkan topik.

Agha sudah mengetahui kalau Dara hendak berbohong. Saat ini Dara keluar karena jam pertama kosong. Awalnya Dara sedang berkeliling tak sengaja dia melihat tas yang jatuh dari atas gerbang, cepat-cepat Dara mengambilnya dan bersembunyi dibalik pohon.

"Ga perlu, lo cukup bayar dengan tiga permintaan."

"Gue bukan Tuhan teman. Jadi jangan minta ke gue."

Disaat mereka sedang mengobrol samar-samar Agha melihat pak Zul yang sedang berjalan untuk mencari mangsa.

Secepat mungkin Agha menarik tangan Dara untuk bersembunyi.

"Diem pak Zul!" bisik Agha dengan mata tertuju pada pak Zul.

jarak mereka begitu dekat, punggung Dara yang menempel dibatang pohon dan Agha yang berada tepat didepannya. Sampai-sampai Dara bisa menatap lekat wajah Agha.

Dara cepat cepat memalingkan wajahnya kearah lain. Dia tak kuasa terus menerus menatap Agha apalagi dengan jarak sedekat ini karena sebelumnya dia tidak pernah seintens ini dengan seorang cowok.

"Kenapa lo narik gue?" tanya Dara masih dengan setia memandang kearah lain.

"Enggak sengaja tapi tas gue." balas Agha mengambil tas dari tangan Dara kemudian memakainya.

"Kenapa ngga langsung narik tasnya?!" kesal Dara.

"Salah narik."

"Lain kali mata dipake ya teman."

Dara menyingkirkan Agha dari hadapannya dan berjalan begitu saja.

"Tiga permintaan baru gue anggep DEAL!"

Suara itu menghentikan langkah Dara, "Oh iya! utangnya ish!" katanya sambil menepuk jidad lalu berbalik, "Gue bayar sekarang aja!"

"Engga peduli!" Agha berbalik meninggalkan Dara dengan menyelipkan kedua tangannya kedalam saku celana.




------------
salam hangat
see u💫

Agha AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang