2. Luka

104 13 0
                                    

"Tok tok tok assalamu'alaikum."  Bunyi ketukan dari balik pintu.

Aku tahu persis itu suara siapa. Suara wanita yang telah berhasil mengambil hatiku, yakni Aisyah.

"Wa'alaikumussalam."  Jawabku sambil membuka pintu.

Disitu sudah terpampang sosok wanita yang sedang berdiri di depan pintu dan ia tersenyum ke arahku.
Senyum yang selama ini selalu ku angan - angankan saat bersamanya.

"Ada apa Aisyah, silahkan masuk." Jawabku dengan membalas senyumnya.

"Disini aja Ndra, aku kesini cuma mau ngasih ini ke kamu."  Ucapnya sambil menyodorkan sebuah secarik undangan yang sudah terbungkus rapi oleh plastik.
Yang disitu tertera jelas namaku.

Mulutku terbukam tak tahu harus berkata apa, hatiku hancur berkeping - keping menggoreskan luka yang mendalam dan seluruh tubuhku perlahan lahan tak berdaya menerima ini semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulutku terbukam tak tahu harus berkata apa, hatiku hancur berkeping - keping menggoreskan luka yang mendalam dan seluruh tubuhku perlahan lahan tak berdaya menerima ini semua. Ingin rasanya aku menangis tetapi aku harus menahan linangan air mata ini supaya tak bercucuran di hadapan Aisyah saat ini.

"Kamu mau nikah Syah?."  Tanyaku dengan hati yang sedang patah sepatah patahnya.

"Iya ndra, kamu dateng ya."  Ucapnya sambil tersenyum.

Senyum nya saat ini sangat berbeda, terdapat kebahagiaan tersendiri baginya akan tetapi senyuman itu telah mematahkan hatiku saat ini.
Senyum yang selama ini membuatku bahagia tapi entah mengapa senyum saat ini membuatku terluka.

"Ikhwannya siapa Syah?."  Tanyaku dengan senyuman palsu yang melekat di wajahku padahal pertanyaan itu akan semakin melukai hatiku yang sedang hancur saat ini.

"Ali, Ndra."  Jawab Aisyah dengan senyum bahagia nya.

"Samawa ya, aku doain semoga kamu bahagia."  Ucapku yang masih memperlihatkan senyum palsuku.

"Aamiin, makasih Ndra do'anya." Jawabnya.

"Kalau gitu aku permisi dulu ya Ndra, assalamu'alaikum"  Ucapnya sambil berbalik badan dan berjalan perlahan - lahan meninggalkanku.

Setelah bayangnya menghilang dari kejauhan, hatiku semakin hancur. Wanita yang selama ini selalu ku sebut dalam do'a, dalam waktu yang dekat ini akan segera bersanding dengan orang lain.

Lelaki itu adalah orang yang pasti ia cintai, bagaimana tidak?
Senyumnya yang melekat saja adalah senyum kebahagiaan.

"Aku harus berusaha melupakanmu Aisyah. Bisa atau tidak, aku harus tetap melupakanmu karena sebentar lagi kamu akan menjadi milik orang lain dan orang lain itu bukan aku." Ucapku sambil memejamkan mata dengan hatiku yang terluka.

Aku yang menanam cinta itu, aku juga yang harus mengubur dalam - dalam cinta itu.


-Bagaimana jika orang yang kau cintai bersama dengan orang lain?
Tentu sangat sakit

-----------------------------------------------------------

Nantikan ceritanya di part selanjutnya ya 😉

Jangan lupa meninggalkan Vote & komentarnya :)

Terima kasih sudah membaca :)

Surat Terakhir Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang