Besok adalah hari dimana Aisyah akan berbahagia melepas status lajangnya, dimana ia akan dikhitbah dengan laki - laki yang sudah ditetapkan untuk nya yakni, Ali.
Aisyah, andai kamu tahu hatiku saat ini sedang hancur berkeping - keping. Apalagi setelah aku mengetahui ternyata kamu juga mencintaiku. Rasanya aku ingin sekali mengatakan "Masih adakah rasa cinta ini untukku ?"
Ternyata mengikhlaskan itu jauh lebih sulit daripada melupakan. Dan melupakan mu adalah suatu hal yang saat ini sedang ku coba.
"Semoga kamu bahagia." Ujarku entah itu yang keberapa kali.
***
Di lain itu, berbeda dengan Aisyah. Ia nampak sangat bimbang dan gelisah karena besok ia akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai.
Meskipun Aisyah tidak mencintai Ali, ia tidak mau menjadi anak yang durhaka karena melawan perintah orang tuanya. Sungguh ia lebih baik sakit hati daripada harus melawan orang tua yang sudah membesarkannya.
"Ibu, Bapak. Maafkan aku, kalau nanti aku belum bisa mencintai Ali sepenuhnya, karena hatiku masih mencinta Ravindra." Lirih Aisyah dengan isakan kecil menahan tangisan.
"Untuk Ali, maafkan aku kalau nantinya aku belum bisa mencintai kamu." Ucap Aisyah yang masih dengan isakan.
"Dan.. untuk Ravin-dra." Ucap Aisyah kembali.
"Maafkan aku karena telah mengharapkan mu." Sambungku dengan isakan lalu memejamkan mata meratapi semuanya.
Saling mencintai itu bukan syarat nantinya akan berjodoh.
Tetapi Jika berjodoh, perlahan - lahan akan saling mencintai walaupun sebelumnya tidak saling mengenali.
-----------------------------------------------------------
Nantikan ceritanya di part selanjutnya ya 😉
Jangan lupa meninggalkan Vote & komentarnya :)
Terima kasih sudah membaca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir Aisyah [END]
Short StoryCinta adalah bagian dari kesempurnaan hidup, Cinta juga tak perlu diutarakan dengan kalimat atau sepatah kata, melainkan cinta cukup diucapkan dengan kalimat-kalimat doa yg bersenandung untuknya. Mendoakannya adalah cara terbaik ku mengungkapka...