10. Takdir Hakikat Cinta

94 7 0
                                    

5 September 2019

Hari dimana kebahagiaan Ravindra & Aisyah.
Hari yang akan memulai kehidupan baru mereka, membuka lembaran baru, memulai hidup bersama dan menua bersama.

Hari dimana aku akan mengucapkan ijab qabul dan semesta menjadi saksi bisu kisah cinta ku dengannya.
dan sama sekali tidak pernah ku bayangkan sebelumnya, tetapi Allah berkata lain.

"Kamu sudah siap ?"  Tanya Ayah Aisyah memulai pembicaraan.

Aku menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Pria paruh baya itu.

   Tanpa keraguan, akupun mengangguk mantap seraya berkata "Insyaallah siap."

Setelah itu, pria paruh baya itu mengulurkan tangannya diatas meja dan tatapan matanya ssperti mengatakan agar aku segera menjabat tangannya.

Dengan penuh keyakinan dan menghilangkan rasa deg-deg an yang menggebu-gebu di hati dan pikiranku, aku mulai menjabat tangan pria paruh baya itu dengan senyuman keyakinan.

"Bismillaahirrohmaanirrohiim, Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Aisyah Nabila Almashyra alal mahri majmu'at min adwat alshalat hallan."  Ucap Ayah Aisyah sembari menatapku dan tangan kanannya menjabat tangan kananku.

"Qobiltu nikaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."  Ucapku dengan keyakinan tanpa keraguan.

"Bagaimana para saksi, sah ?"  Sahut penghulu dengan suara lantangnya.

"Sah."  Jawab para saksi serempak yang menghadiri ijab qabul ku dengan Aisyah.

"Alhamdulillaahirobbil'aalamiin"  Ucap penghulu itu sembari mengangkat tangannya dan melantunkan doa-doa untuk mendo'akan ku dengan Aisyah sebagai pengantin baru dan semua yang menghadiri turut berdo'a, mengangkat tangannya seraya berkata "Aamiin".

   Setelah berdo'a, kini penghulu kembali berucap "Untuk pengantin wanita dipersilahkan keluar dan menemui pengantin pria."

Aku dan para saksi spontan menoleh ke kanan untuk melihat pengantin wanita itu yang saat ini sudah menjadi istri sah ku.

Aku meneguk salivaku dengan susah payah, melihat bagaimana cantiknya Aisyah saat ini. Ia memakai baju kebaya warna putih dan bercorak yang indah, yang menjadikan kebaya itu sangat indah dipakai oleh Aisyah. Ditambah dengan riasan make up yang tidak terlalu tebal, membuat wajah Aisyah semakin cantik bila dipandang. Tak lupa pula dengan tampilan kerudung yang dibuat serapih mungkin, tetapi juga menutupi dadanya menjadikannya perempuan sempurna yang menutupi auratnya.

Ia berjalan dengan perlahan-lahan kearahku dengan senyumannya, sesekali ia menundukkan nya kebawah menahan rasa malu yang mencuat dalam dirinya.

Kemudian ia duduk disebelahku dan menoleh kearahku dengan senyuman manisnya yang membuat siapa saja terpesona melihatnya, termasuk diriku. Aku pun membalasnya dengan senyuman sebelum akhirnya kami sama - sama menatap pandangannya kedepan.

"Sekarang kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri."  Ucap penghulu itu.

Aisyah mencium punggung tangan kananku dan tangan kiri ku terulur untuk membacakan do'a-do'a di ubun-ubun kepala Aisyah lalu mengecup kening Aisyah penuh cinta.

Aku berharap semoga nantinya kami menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warohmah.

Penantian yang berujung bahagia itu bukan hanya sekedar mendapat, tetapi ia juga merasakan kebahagiaan yang serupa.

END

-----------------------------------------------------------

Author mau ngasih tau kalau cerita ini cuma selesai di part ini aja.

Jangan lupa meninggalkan Vote & komentarnya :)

Terima kasih sudah membaca :)

Terima kasih juga yang sudah membaca cerita ini sampai part akhir.

Author minta maaf karena part nya terlalu pendek, gak bikin greget dan masih banyak kekurangannya.

Semoga kalian suka dengan cerita simple ini :)
Semoga aja :)

Salam manis dari author :
Love you all ❤

Surat Terakhir Aisyah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang