Dua

18 7 0
                                    

Besok adalah hari terakhir Nana dan Nunu melaksanakan ujiannya. Saat ini mereka berdua lagi-lagi berada di ruang keluarga, untuk belajar bersama.

"Belajar Na?" tanya Enard saat memasuki ruang keluarga bersama dengan Vian di belakangnya.

"Pake nanya lagi lo Bang. Gak liat si Nana lagi pegang buku." balas Nunu sewot.

"Kok lo yang jawab, gue nanya Nana." ucap Enard sambil duduk di sofa samping Nunu, dan Vian duduk di sofa samping Nana. Nunu dan Nana duduk di lantai.

"Besok IPA Na?" tanya Vian saat melihat Nana yang sedang kesulitan memecahkan sebuah soal.

"Iya Kak, ini gimana sih caranya?" tanya Nana kepada Vian yang duduk di sofa sebelahnya.

"Nana pahami dulu soalnya. Terus Nana pikir, yang mana deluan harus di kerjakan." balas Vian sambil menunjuk soal yang ada di buku Nana, dan Nana yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya, pertanda dia mengerti.

"Lo liatin tuh! Ntar gak bisa jawab besok!" ucap Enard kepada Nunu yang hanya menggambar di buku cakarannya.

"Males Bang. Liat rumusnya aja gue gak paham, gimana mau ngerjain nih soal." balas Nunu pasrah.

"Terus lo gimana besok?" tanya Enard bingung dengan ke santaian Adeknya yang satu ini.

"Berdoa, terus isi sesuai dengan kata hati aja." jawab Nunu sambil tersenyum lebar ke arah Enard yang menggelengkan kepala tak habis pikir, kenapa di antara semua anak di keluarga Rafizqy, hanya Nunu lah yang paling malas belajar.

"Yey! Nana bisa!" ucap Nana tiba-tiba mengagetkan Nunu yang tadi nya sibuk menggambar.

"Apa sih Na!" ucap Nunu kesal.

"Apa lo bentak-bentak Adek gue!" balas Enard menjitak kepala Nunu yang tadi membentak Nana. Nana yang di bentak tadi tidak peduli, dia hanya tertawa bahagia ke arah Vian yang telah mengajari nya tadi.

"Pintar." ucap Vian sambil mengelus lembut kepala Nana.

"Kembaran gue emang pintar Kak!" ucap Nunu membanggakan Nana.

"Kalo kembar itu, pasti sama! Si Nana nilainya selalu begus, sedangkan lo? Dapat 7 aja kayak keajaiban dunia." balas Enard kesal dengan kemalasan Nunu.

"Sirik aja lo Bang! Gak punya kembaran sih!" ucap Nunu.

"Setidaknya rapot gue gak ada nilai merahnya kayak lo!" balas Enard yang tidak peduli dia punya kembaran apa tidak, yang jelas, dia punya Adek, yaitu Nana.

"Oh iya! Tadi di sekolah ada yang nembak Nana!" ucap Nunu tiba-tiba saat mengingat kejadian tadi pagi di sekolahnya.

"Nana mau jawab tadi, cuma cowo itu bilang, 'Gue tunggu jawabannya besok ya Keeana! Selesai ujian.' gitu. terus cowo itu pergi." lanjut Nunu sambil menirukan cara bicara cowo itu.

"Terus Nana besok mau jawab apa?" tanya Vian kepada Nana yang masih mengerjakan soalnya, karena dia tidak perduli kepada Nunu yang menceritakan dirinya tadi pagi di sekolah. Nana ya tetap Nana, cewe cantik yang terlihat lembut, namun sangat cuek.

"Gak." jawab Nana di sela-sela dia mengerjakan soalnya.

"Sudah ketebak." ucap Vian sambil tersenyum mendengar jawaban Nana.

"Lo dimana tadi pagi?" tanya Enard pada Nunu.

"Masih di kelas, kerjain soal. Si Nana sudah kelar dia, jadi keluar deluan. Gue mau marah tadi, tapi soal nya belum kelar, ntar kalo gue gak jawab, gak lulus gue." jawab Nunu polos.

"Lo jawab aja belum tentu lulus." ucap Enard kesal mendengar jawaban Nunu.

"Tu mulut kayaknya mau kena karma yak? Kalo ngomong gak pernah bagus di dengar." jawab Nunu kesal mendengar ucapan Enard.

Love KeeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang