"Kenapa lo?" tanya Liam saat melihat Vian yang memasuki kelas.
"Emang dia kenapa? Emang biasa dia diam begitu kan?" tanya Farran menatap Vian yang saat ini duduk di belakang mereka, tepat di samping Enard yang saat ini sedang tertidur.
"Hawa nya beda njir! Tambah dingin." jawab Liam yang membuat Farran bingung.
"Kok cepat baliknya?" tanya Enard yang ternyata sedari tadi mendengarkan semuanya.
"Hm" jawab Vian sambil memainkan Hpnya.
"Emang dia dari mana?" tanya Farran kepada Enard.
"Beliin makan Nana." jawab Enard memperhatikan wajah Vian yang memang tidak seperti biasanya.
"Nih anak kenapa sih? Muka sudah datar, tambah datar!" lanjut Enard kepada Liam yang hanya di jawab dengan menaikkan kedua bahunya.
"Lo lagi cemburu? Cinta lo mau di ambil orang?" tanya Farran ceplas ceplos, dan itu membuat Vian terbatuk seketika.
"Woy anjir! Kesedek apaan lo? Tuh mulut perasaan dari datang sampe sekarang gak ada kebuka." ucap Liam kaget.
"Berisik!" ucap Vian kesal.
"Wah benar nih yang gue bilang. Woy Nard, lo mau di selingkuhin tuh! Parah nih Vian, kasian Enard, sudah lo gak kasih kepastian selama 4 tahun, malah sekarang lo suka sama orang." ucap Farran dramatis sambil menatap Enard kasian.
"Lo beneran suka sama orang?" tanya Enard menambah kedramatisan Farran, Liam yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya bingung. "Lo jahat sama gue! 4 tahun kita bersama, dari muka lo kayak papan triplek sampe meningkat jadi tembok, gue sama lo!" lanjut Enard sambil menggoyang goyangkan tubuh Vian dramatis.
"Sama aja bego." ucap Liam saat mendengar kata-kata Enard.
"Beda, kalo triplek masih ada paku-paku nya, kalo tembok sudah betulan datar." ucap Enard lalu tertawa di ikuti oleh Farran dan Liam. Sedangkan Vian tidak ada niatan sedikitpun mengubah raut wajahnya yang sedang kesal. Dia masih memikirkan Barra, yang sepertinya suka sama Nana.
"Eh itu Riana, Nard." ucap Farran saat melihat Riana dari jendela, yang sepertinya ingin memasuki kelas mereka.
"We anjir, sembunyiin gue." ucap Enard sambil bersembunyi di bawah mejanya.
"Bego." ucap Vian saat melihat tingkah Enard. Pasalnya mau gimana pun dia sembunyi di meja tersebut, Riana akan tetap tau, karena meja nya tidak bisa menutupi seluruh badannya, dan selama Riana mengejar dirinya, Enard selalu sembunyi di bawah meja.
"Sayang! Riana bawa bekal nih!" ucap Riana di depan pintu kelas dengan senyum lebarnya, namun saat melihat Enard lagi-lagi sembunyi, tidak menyambutnya, dia kemudian mengerucutkan bibirnya.
"Hih mulut bebeknya bikin merinding!" ucap Farran dan itu membuat Liam tertawa.
"Kenapa sembunyi terus sih Yang?! Riana bawain kamu makanan kesukaan Riana nih!" ucap Riana sambil mendekati meja Enard.
"Tambah bego." ucap Vian pelan saat mendengar ucapan Riana. Dimana-mana jika mengejar seseorang, yang di berikan adalah makanan orang tersebut, bukan makanan kesukaan diri sendiri.
"Ya mereka kan pasangan bego." balas Liam saat mendengar ucapan Vian.
"Liam! Suruh Enard keluar cepat! Ini gue bawa bekal." ucap Riana saat berdiri di samping meja Enard namun Enard masih tidak mau keluar dari persembunyiannya.
"Ih lo aja sendiri! Enak aja nyuruh-nyuruh, emang gue babu lo." ucap Liam langsung.
"Sudah lo pergi aja sana, gak mau gue liat muka babi lo!" ucap Enard kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/209034278-288-k792512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Keeana
Подростковая литератураKeeana Azzura Rafizqy atau sering di panggil Nana. Anak bungsu dari lima bersaudara, dan memiliki Empat Kakak Laki-laki. Anak dari keluarga terpandang. Banyak Laki-laki yang menyukainya, namun sulit karena ada Empat Kakaknya yang selalu siap kapan s...