"Hah?" reaksi kaget Nana saat Fanya menanyakan pertanyaan tersebut.
"Hayo loh, Anak Bunda sudah suka sukaan?" tanya Alisha kepo melihat ekspresi malu Nana.
"Apasih Bund! Engga! Nana malu aja tadi Bunda cerita ke Kak Vian kalo Nana senang dapat kalung dari dia." ucap Nana pelan. Vian yang menunggu jawaban Nana sejak tadi menjadi sedikit kecewa, dia sangat menginginkan Nana mengiyakan pertanyaan Fanya tadi.
"Hahaha.. Kakak cuma bercanda Na!" ucap Fanya sambil tertawa melihat muka Nana yang lucu tersebut.
"Bund? Sudah?" ucap Khalil yang tiba-tiba mendatangi mereka.
"Eh sudah Yah, ini tinggal bayar aja." ucap Alisha sambil membawa barang belanjaannya untuk di bayar ke kasir.
"Tante deluan ya Fanya, Vian. Nana cari Abang-abang sana. Bunda sama Ayah mau bayar dulu. Dah Fanya, Vian!" ucap Alisha ramah.
"Dah Tante!" balas Fanya, Vian hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.
"Ya sudah Kak, Nana cari Abang-abang dulu ya." ucap Nana, yang di angguki oleh Fanya dan Vian. Namun baru beberapa langkah Nana meninggalkan mereka, Fanya mendorong Vian dan memberi kode untuk pergi menemani Nana. Vian yang mengerti langsung pergi dan menyusul Nana.
"Kakak temenin." ucap Vian tiba-tiba berjalan di samping Nana. Nana yang sadar akan itu hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Mereka dimana sih?" ucap Nana memperhatikan sekitar, mencari ke-Empat Abangnya yang gak tau ada dimana.
"Kesana, tempat jual peralatan musik." ucap Vian memberi saran.
"Oh iya kita belum kesana." balas Nana mengikuti Vian. "Emm.. Kak Vian!" panggil Nana. Vian yang di panggil hanya menoleh dan manaikkan alisnya sebelah.
"Makasih sudah temenin Nana. Kalo gak ada Kakak, pasti Nana sudah keliling-keliling kayak orang bego." ucap Nana yang di angguki pelan oleh Vian.
"Eh itu mereka. Abang! Di cariin dari tadi! Sibuk disini." ucap Nana kesal.
"Ini ni Bang Enan sama Bang Elan mau beli gitar." ucap Nunu kesal.
"Loh Vian?" ucap Elan bingung.
"Iya ketemu di depan tadi sama Nana, dari pada sendirian nyari kalian, gue temanin." balas Vian seperti biasa.
"Hm.. Makasih." ucap Enan cuek. "Itu bawa Nu, Abang ambil itu." lanjutnya kepada Nunu yang langsung di turutinya. Enan langsung jalan menuju Nana, dan merangkulnya erat.
"Abang mau belajar main gitar?" ucap Nana yang di angguki Enan pelan.
"Bang! Gue yang ini, bagus kan?" tanya Elan pada Enan. Enan yang di tanya pun memperhatikan Gitar pilihan Elan.
"Ringan?" tanya Enan, dan di angguki oleh Elan. "Iya sudah." ucap Enan yang langsung di ambil oleh Elan. Mereka pun jalan bersama menuju kasir, dengan Enan masih merangkul Nana.
"Kalian ambil gitar?" tanya Khalil melihat Elan dan Nunu membawa gitar.
"Iya, ini punya Enan." jawab Enan langsung mengambil Gitar yang di bawa Nunu. "Makasih Nu." ucap Enan yang di angguki Nunu.
"Tante, Om, semua! Kita berdua deluan ya. Sudah di tungguin di rumah. Dadah Na!" ucap Fanya tiba-tiba yang di balas anggukan oleh semua.
"Hati-hati Kak!" ucap Nana yang di angguki oleh Fanya dan Vian.
"Nana gak mau beli yang lain?" tanya Alisha, pada saat melihat belanjaan Nana yang paling sedikit di banding yang lainnya. Nana yang di tanya begitu, langsung memutar pandangannya menatap seluruh ruangan, mencari apa yang di inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Keeana
Teen FictionKeeana Azzura Rafizqy atau sering di panggil Nana. Anak bungsu dari lima bersaudara, dan memiliki Empat Kakak Laki-laki. Anak dari keluarga terpandang. Banyak Laki-laki yang menyukainya, namun sulit karena ada Empat Kakaknya yang selalu siap kapan s...