Enam

12 5 1
                                    

"Bang! Ayo!" ucap Nana pada saat Nunu masih terdiam setelah mendengarkan suara Nana.

"Eh iya." balas Nunu sambil mengikuti Nana berjalan ke arah tempat dia berdiri tadi. Setelah sampai di tempatnya, Nunu lagi-lagi memperhatikan Nana, dia seperti meminta penjelasan.

"Iya iya, nanti Nana jelasin. Liatin dulu itu Kakak yang di depan ngomong, nanti di panggil lagi maju kedepan." balas Nana seolah mengerti arti tatapan Nunu, dan Nunu yang mendengar itupun mengalihkan pandangannya ke depan.

Sedangkan di tempatnya, Enard dan Vian masih terus berpikir, apakah yang nyanyi tadi benar si Nana yang dia kenal.

"Gila sih! Nana paket komplit! Suaranya itu loh, buat semua orang tenang." ucap Farran yang di angguki oleh Liam.

"Itu serius Nana? " tanya Enard kepada Vian.

"Seharusnya iya." jawab Vian yang masih tidak percaya.

"Adek gue bisa nyanyi?" tanya Enard pada Liam, yang di angguki olehnya.

"Lo gak tau?" tanya Farran bingung. Enard yang di tanya begitupun menggelengkan kepalanya.

"Abang macam apa lo, gak tau bakat Adeknya." balas Farran tak habis pikir.

"Gue pikir, bakatnya dia di pelajaran aja." ucap Enard sambil menggelengkan kepalanya.

"Sama." ucap Vian menyetujui ucapan Enard.

"Dia dulu memang hobi nyanyi, tapi setelah masuk SMP, gue gak pernah dengar dia nyanyi lagi. Dulu juga gak sebagus ini." ucap Enard.

"Iya. Masih ada nada-nada yang lari." tambah Vian.

"Intinya sekarang, dia bisa nyanyi! Kita harus dukung bakatnya itu." ucap Farran yang di angguki Liam.

****

"Semuanya bisa istirahat! Ingat ya, tanda tangannya di cari. Ketua Osis, Wakil Ketua Osis, Sekertaris, dan Bendahara Osis itu wajib! Wakil Ketua Osis kalian sudah tau kan siapa? Yang lainnya kalian tanya sendiri." ucap Riana yang menggantikan Rafa untuk memberikan tugas kepada peserta MPLS. "Kalian bisa bubar! 30 menit lagi, kalian masuk kelas sesuai dengan pita yang kalian dapatkan. Mengerti?" lanjutnya.

"Mengerti Kak!" jawab seluruh peserta MPLS serempak.

"Ayo makan Na! Sumpah, gue laper" ajak Nunu memelas.

"Iya iya." balas Nana pelan.

"Kantin dimana ya?" tanya Nunu pada Nana, sedangkan Nana yang di tanya hanya memperhatikan sekelilingnya, yang terus menatapnya.

"Bang, Nana hari ini aneh ya?" tanya Nana tiba-tiba.

"Hah? Aneh apaan? coba liat!, mutar! Gak ah, gak ada yang aneh." balas Nunu tidak berbohong. Nana memang tidak terlihat aneh.

"Tapi kok orang-orang, perhatiin deh." ucap Nana sambil menatap sekeliling.

"Nana cantik, mereka iri." bisik Nunu sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

"Oh kalo itu Nana tau. Nana kira kenapa, ya sudah ayo cari kantin lagi." jawab Nana yang membuat Nunu menggelengkan kepalanya. Awalnya Nunu heran, Nana tidak pernah memperhatikan sekelilingnya, tumben sekali tadi dia merasakan bahwa banyak yang memperhatikan mereka. Namun, Nana tetaplah Nana, awal saja dia gelisah, lihat sekarang, dia berjalan deluan meninggalkan Nunu, tidak mempedulikan tatapan sinis para perempuan yang melihatnya serta tatapan memuja laki-laki. Perlu kalian tau, sebenarnya Nunu sudah menyadari itu sedari tadi, namun dia sudah terbiasa untuk diam, oleh sebab itu dia biarkan saja.

Love KeeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang