Satu

23 9 1
                                    

"Naik mobil Kakak aja ya Na." ucap Vian pada saat mereka ada di parkiran.

"Nu! Lo pulang aja sana deluan, siapin mental. Nana naik mobil sama gue." ucap Enard yang di ikuti Liam dan Farran berjalan menuju mobil Vian. Nunu yang mendengar itu memasang wajah jengkelnya.

"Nana gakpapa?" tanya Varo pada Nunu yang berjalan menuju motornya.

"Tangannya merah. Mampus gue sampe rumah ini. Bang Enan pasti marah, dan gak boleh bawa Nana main lagi." jawab Nunu kesal.

"Kan cuma tangannya yang merah, kok sampe segitunya?" tanya Vira pacar Oscar.

"Nana kecucuk jarum aja kita sedih Vir. Nana itu bagaikan Vas bunga yang mahal, gak boleh lecet sedikitpun." ucap Varo melebihkan, dan itu mendapat jitakan dari Yuli pacarnya. Jelas sekali kalau Yuli sangat cemburu dengan ucapan Varo barusan.

"Apa sih Yul! Sakit tau gak!" ucap Varo marah.

"Ih kamu tuh jahat! Puji-puji cewe lain di depan pacar sendiri!" balas Yuli tidak terima.

"Kenapa? Terserah gue lah! Mulut-mulut juga punya gue, kok lo yang sibuk." ucap Varo cuek.

"Varo kok gitu sih ngomong ke Yuli! Gak boleh! Kasian Yuli!" ucap Vira tiba-tiba saat melihat Yuli matanya berkaca-kaca ingin menangis.

"Gak usah alay Vir!" balas Varo lagi.

"Ini apa sih! Kok kelai! Gue pusing nih! Kasih saran dong!" ucap Nunu menengahi.

"Gak tau Nu. Kak Keenan kalo diam aja serem, apa lagi kalo marah. Gak bisa bayangin gue." ucap Oscar yang di angguki oleh Varo.

"Ya sudah, gue deluan pulang. Nanti lebih bahaya lagi kalo gue di datangin kesini, gak punya benteng pertahanan." ucap Nunu, dan benteng pertahanan yang di maksud Nunu adalah Alisha, ibunya.

"Hati-hati Nu! Gue doain lo selamat sampai besok!" teriak Varo pada saat motor Nunu pergi menjauh dari mereka.

"Kalian pulang sana! Gue sama Oscar mau pulang nih. Ga usah manja ya, pulang sendiri." ucap Varo pada Vira dan Yuli, lalu pergi bersama Oscar.

****

"Loh Enard? Kok cuma sama Nana? Nunu nya kemana?" tanya Alisha saat melihat yang ada di hadapannya saat itu hanya Nana dan Enard bersama teman-temannya.

"Bund, kita masuk dulu ya. Kompres tangan Adek." ucap Enard pelan agar Alisha tidak panik.

"Hah di kompres? Kenapa tangan Nana?" tanya Alisha panik, dan suaranya itu bisa di dengar sampai ke dalam rumah, bisa di hitung beberapa detik kemudian, Enan dan Elan yang berada di ruang keluarga lari mendekati mereka.

"Tuh kan Bund, para singa datang. Tenang Bang tenang. Kita bicarain di dalam ya." ucap Enard pada saat Enan dan Elan datang dengan muka marahnya. "Kita masuk dulu ya Bang. Ayo masuk." lanjut Enard pelan, karena kalau boleh jujur, dia juga sangat takut dengan Enan, apa lagi di tambah Elan. Enan dan Elan memang kembar tapi sifat mereka berbeda. Enan lebih pendiam dari pada Elan yang terlalu banyak bicara sama seperti Enard, namun kalau Enan dan Elan marah, apa lagi menyangkut Nana, disini lah akan terlihat sifat kembar mereka, jika marah akan sama seramnya. Disini lah mereka, di ruang tamu, dengan teman-teman Enard yang memperhatikan Elan dan Enan dengan sangat hati-hati mengobati Nana. Padahal kalau di pikir itu hanya luka memar kemerahan.

"Cerita Enard." ucap Enan sambil mengompres tangan Nana lembut. Nana yang di perlakukan seperti hanya diam saja, karena dia sudah terbiasa.

"Tunggu Nunu pulang ya Bang, soalnya waktu terjadi, di situ ada Nunu." balas Enard pelan.

"Nunu pulang." tiba-tiba suara pelan Nunu mengalihkan semua pandangan mata yang awalnya menatap Nana, langsung menatap Nunu. Apa lagi Enan dan Elan, yang menatap Nunu tajam. Nunu yang di tatap begitu, langsung lari dan duduk di sebelah Alisha, agar tidak terjadi kekerasan terhadapnya.

Love KeeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang